TITLE : Our Story (Chapter 2)
Author : Shin Hyun Chan (N_HaKh)
Genre : Romance, School Life
Rating : T
Length : Chaptered
Note :
Mohon maaf kalau ceritanya tidak sesuai fakta yang sesungguhnya.
~~~
Aku berjalan meyusuri koridor. Tiba tiba saja tanganku ditarik oleh seseorang. Orang itu mendorongku hingga tubuhku menatap tembok. Wajah orang itu hanya berjarak 10 senti
Deg
Namja menyebalkan ini lagi!
Deg
“kau...”
Aku semakin gugup dibuatnya. Apa yang ia inginkan?
Deg
“ Kau yang memakan Rotiku ya???”
“heh????!!!!”
“ Saat itu di ruang kesehatan, apa kau lupa?” Pria itu meremas pergelangan tanganku.
“ Ya!! Kau pikir aku tau itu milik siapa?? Lagipula kenapa kau taruh rotimu disitu? Apalagi itu ruang kesehatan, Dan aku belum makan. Jadi, ya wajar saja jika aku pikir itu roti untukku!” Aku melepaskan tangannya.
“ Hah, kau pikir aku akan memaafkanmu meskipun itu hanya sepotong roti?”
“ Hah, baiklah. Apa yang kau inginkan?”
“ mudah saja, bayarkan aku makan di kantin” Namja itu menjauhkan wajahnya.
“ haha..., Baiklah -_-“ Aku tertawa sinis dan meninggalkannya.
***
“ Selamat pagi semuanya, saya adalah wali kelas kalian. Panggil saja Park Seonsangnim”
“ Selamat pagi Park Seonsaengnim” Kami menjwab kompak.
“ Yup, untuk hari ini, kita hanya akan memperkenalkan diri saja, agar kita bisa lebih dekat ne? Ayo kamu maju ke depan” Park Seonsaengnim menunjuk seorang anak laki laki yang duduk di bangku barisan depan sendiri paling kanan. Laki laki itu maju dan memperkenalkan diri. Begitu juga dengan anak anak yang lainnya. Akhirnya tiba giliranku.
“ Aku Han Tae Rin, panggil saja Tae Rin” Setelah itu aku duduk kembali.
“ hanya begitu saja?” tanya Park Seonsaengnim. Aku mengangguk. “ Baiklah” Satu persatu anak kembali maju dan yang paling terakhir, adalah namja paling menyebalkan itu.
“ Kalian dapat memanggilku L, Nama asliku kalian tak perlu tau” Beberapa anak perempuan berteriak histeris memanggil nama L
L?Ya... kuakui kau lumayan keren, tapi kau tau sifatmu itu sangat menyebalkan!
Setelah perkenalan berakhir, kami dijelaskan tentang bangunan bangunan dan ruang ruang yang ada disekolah serta beberapa penghargaan yang sekolah ini dapat.
Kriiiinggg...
Yup!! Istirahat. Yeay!!!
“ Ya! Tae Rin!” Seseorang menahan tanganku. Aku berbalik dan mendapati seorang L disana.
“ What????” Aku melepaskan tangannya.
“ Kau tidak lupa janjimu kan???”
“ Wae???? Kau kan hanya minta untuk di bayarkan. Makan saja dan tulis atas namaku, aku akan membayarnya nanti”
“ enak saja. Ayo ikut! Kau pikir aku akan membiarkanmu melarikan diri???” L menarik tanganku menyuruhku untuk mengikutinya
Semua orang menatapku yang diseret seret oleh L, yah... semoga saja salah satu dari mereka sadar kalau kau sedang disiksanya. Tapi yang kudapat hanyalah tatapan tajam dan wajah cemberut semua orang. Apalagi semua itu bertambah ketika masuk kantin. Kantin adalah tempat yang ramai. kan?
“ Pesankan aku ramyeon saja” L melepas tanganku lalu duduk di suatu kursi.
“ ya! Memangnya aku pelayanmu apa???”
“ oh... kau ingin menjadi pelayanku, oke aku akan mempersilahkannya”
“ YAA!!!!!” L tak menghiraukanku, malah dia memasang Headphone di telinganya. Aku masih diam di tempatku. L menatapku sebentar lalu memberi isyarat agar aku pergi dengan tangannya.
“ okeeee....okeeee...” Akhirnya aku mengalah dan pergi untuk memesan satu mangkok ramyeon dan jus semangka untuk kuminum sendiri. Tak sampai 5 menit aku menunggu karena membuat ramyeon memang tidak membutuhkan waktu yang lama. Aku menuju meja L dan meletakkan ramyeonnya di hadapannya.
“ Apa aku boleh pergi?” L mengangguk sambil membelah sumpitnya. Aku pergi ke meja di belakang meja L. Aku duduk sambil menikmati Jus semangkaku.
............
Aneh sekali rasanya aku meminum minumanku sendiri tanpa ada orang yang mengajakku bicara. Akhirnya aku kembali ke meja L membawa jus semangkaku dan duduk di hadapannya.
“ kenapa kau kembali?”
“ Aku....aku bukan tipe orang yang suka makan sendirian”
“ Huh.. dasar”
“ Chogi!!!” Seseorang berteriak. Dan secara reflek aku mencari cari orang yang teriak itu karena aku rasa dia memanggilku.
“ Kau memanggilku?” Aku bartanya kepada seorang yeoja yang berdiri di 2 meja belakang mejaku dan melambai-lambaikan tangannya padaku.
“ Ne ” Yeoja itu berjalan mengahampiriku. “ Kalian murid baru kan??? Kalau begitu pilihlah salah satu klub yang mau kalian ikuti ”
“ Ah... begitu, Memangnya ada apa saja? Kalau ada musik aku akan ikut musik saja” Aku kembali meminum jusku.
“ huk, Memangnya kau bisa main musik?” L menodongkan sumpitnya padaku.
“ Hah, hei tuan, memangnya aku siapa tidak bisa main musik. Jangan remehkan Han Tae Rin. Huuu... memangnya kau sendiri bisa?”
“ Haha.. Hei nona, kau juga jangan meremehkan L, sang legendaris ya” Aku hanya menghela nafas mendengar ocehan tidak bergunanya itu.
“ Jadi, apa ada ekskul musik?” Aku kembali memfokuskan diriku pada yeoja itu tadi.
“ Yup, ada. Kalau begitu jika kalian mau mendaftar. Hubungi aku ya, Aku Nam Hyun Sung. Cari saja aku waktu istirahat di ruang osis”
“ Ne Sunbaenim” Yeoja itu akhirnya pergi setelah aku mengatakan itu.
“ Jadi... L” Aku menolehkan pandanganku ke kursi di hadapanku. Tapi ternyata kursi itu sudah kosong. “Argh! Kemana anak ini???” Aku berdiri dan menuju stand yang ku datangi tadi.
“ Ahjumma, aku mau membayar tadi, pesanan saya ramyeon 1 dan juga jus semangka satu. Berapa semuanya?”
“ Ah... Kau belum tau? Makanan disini gratis Kau membayarnya bersama kartu SPP” Seketika wajahku memerah.
“ Ja.. jadi gratis ya??? Ah... kalau begitu permisi” Aku pergi dengan seluruh wajahku yang memerah. “ Awas saja kau L, kalau sampai aku melihatmu lagi... aku akan membunuhmu!!!”
***
Aku masuk ke dalam kelas setelah bel masuk berbunyi. Dan tak lupa bibirku berkomat kamit menyumpahi siswa di kelasku yang bernama L itu.
“ Hah, Narsis banget jadi orang, nama pake satu huruf segala. Emang dia kira dia siapa?”
“ Han Tae Rin, kau menikmati makan siangmu?” Pemilik suara ini... tidak lain adalah L.
“ Tentu saja aku menikmtinya saat seorang Namja telah pergi dari kursi dihadapanku Ah... rasanya sangat lega...”
“ Oh iya, aku ingin berterima kasih padamu Han Tae Rin. Aku memberimu hadiah” Mendengar kata ‘Hadiah’ Aku sangat bersemangat. Tentu saja, dalam mood apapun juga, jika ada yang memberiku hadiah, aku akan sangat senang.
“ Jinjja??? Apa itu???” Senyum lebar kusunggingkan bersama mata yang berbinar binar.
“ Aku memilihmu menjadi ketua kelas”
“ Wuah!!!!” ......... “MWO???? Apa yang kau bilang? Aku? Ketua kelas?” Dia hanya mengangguk. “ Huaa!!!, Rasanya aku tak tahan ingin membunuhmu”
L mengedikkan bahu “Bunuh saja” Aku hanya meremas remas kedua tanganku dan kembali menyumpahi L sampai guruku masuk ke dalam kelas.
***
Aku menjalankan tugas pertamaku sebagai ketua kelas. Aku mengumpulkan formulir Klub yang ingin diikuti oleh teman teman sekelasku dan membawanya ke ruang osis.
Tok..Tok..
“masuk!!” Aku membuka pintunya setelah seseorang merespon dari dalam.
“ Hyun Sung Sunbae nim” Seseorang yang kusebut namanya mengangkat wajahnya.
“ Ah... Kau anak yang tadi ya... Ayo sini, Jadi kau ketua kelas. Aku kira bukan”
“ Yah... Aku juga kaget...” Aku meletakkan Kertas kertas itu di meja hadapan Hyun Sung sunbae. Aku skilas melirik nama pemilik kertas yang ada di atas sendiri. ‘L’
Hah.. Bahkan dia masih memakai nama itu.
Karena penasaran, aku juga melirik klub yang dia pilih.
“ Apa??? Matematika??”
“ Eh? Kau kenapa?” Hyun Sung sunbae menghentikan aktivitas menulisnya dan menatapku.
“ Ah tidak... tidak... Saya permisi dulu Sunbae...” Aku keluar dari ruangan osis, Tak lupa menutup pintunya dan berlari menuju kelasku.
***
Aku melakukan kegiatanku seperti hari hari biasanya. Yaitu bermain gitar. Hari ini aku mempelajari satu lagu baru, Lagu ini dipopulerkan oleh 2NE1 yang berjudul Lonely. Asal kalian tau saja aku bukan Blackjack. Aku hanya mencari lagu yang enak dimainkan untuk gitar. Dan satu lagi, Aku tidak suka bernyanyi. Tapi jika aku mendengar alunan lagu yang aku suka, secara otomatis bibirku akan mengikuti alunan musik tersebut tanpa kuketahui.
“ Tae Rin!!! Berhentilah bernyanyi dengan suaramu itu! Eomma tidak suka!! Jika ingin bernyanyi, bernyanyilah dengan benar!”
Yup, Aku memang tidak pernah bernyanyi dengan benar. Tapi... Siapa peduli? Oh iya... Eommaku peduli -_- . “ Ne!!!!!” Akhirnya aku berhenti melakukan aktivitas bermain gitarku walau Eommaku hanya menyuruhku berhenti bermain gitar.
Handphoneku bergetar, Tanda ada pesan masuk. Aku langsung membukanya dan kulihat Pesan itu dikirim oleh temanku, Jang Eun Hye.
From : Eun Hye Eonni <3
Ya!!! Han Tae Rin!!! Ada berita besar!!! Buka twittermu cepat!!! Dan kau akan menemukan berita terpopuler disana!!!
Dengan cepat aku membalasnya.
To : Eun Hye Eonni <3
Oke!!!
Setelah itu aku melemparkan ponselku dan mengambil laptopku yang awalnya ada di atas meja, kini ada di Atas ranjangku. Tepatnya di hadapanku. Setelah hidup, Aku membuka internet dan mengetikkan Alamat twitter. Tak lama, muncullah 2 hal yang aku tidak suka. Yang pertama adalah gambar dinosaurus. Dan yang kedua adalah Angka 404 yang diikuti oleh tulisan ‘uh-oh, Something Was Error’.
“ Gyaa!!! Aku belum membayar tagihan bulan ini!!!”
“ Han Tae Rin!!!!” Eomma kembali berteriak dari luar kamarku.
“ Mian Eomma!!!” Tanpa ragu ragu aku langsung menutup laptopku. Dan dengan terpaksa aku membuka Twitter melalui Handphoneku. Aku mengetikkan alamat emailku dan juga passwordku. Tak lama, aku sudah ada di dalam akunku. Setelah itu aku melihat Trending Topic Hari ini, Tertulis disana ‘#RookiesW’
Aku juga membuka Akun orang orang yang memakai Hastag itu di Tweetnya. Aku membaca suatu Tweet yang dibuat oleh seorang yeoja bernama Milky.
@Milky_MooMoo
Huwaaa!!! Jadi Woollim Ent. Sudah mendapatkan Rookie lagi ya? Katanya sih tak lama lagi akan debut. How do You think?
#RookiesW
Lalu ada juga yang sudah mendapatkan nama nama Rookies Woollim Ent, Yang kabarnya mau debut setelah ini.
@Kim_MyunJae89
Setelah lama aku mencari namanya, akhirnya aku mendapatkannya dari gedung Woollim tadi Siang. Kalian Mau tau? Oke, Aku akan berbagi dengan Kalian. Ada Sunggyu, Dongwoo, Woohyun, Hoya, Sungyeol, Myungsoo, Dan Sungjong. Untuk marga aku masih belum tau
#RookiesW
Oh... Jadi ini beritanya. Menurutku tak terlalu Heboh seperti berita kematian Orangtua Leeteuk Sang leader dari King Of Hallyu, Super Junior. Tapi, Ya... karena aku tak ingin membuat Eun Hye Eonni kecewa, Aku membalas pesannya lagi. Aku hanya berterimakasih sudah memberi tahu beritanya.
***
“ Jadi, untuk yang telah memilih klub, Nanti sepulang sekolah, Kalian sudah bisa berkumpul di tempat klub yang sudah diberitahu sebelumnya. Ada pertanyaan?” Semua anak di kelasku menggeleng. Yah... Aku kembali melaksanakan tugas ketua kelasku. Setelah yakin tak ada yang mau bertanya, Aku kembali ke tempat dudukku. Saat melewati tempat L, Aku berhenti dan melirik sebentar apa yang dia kerjakan.
“ Ya! L, ternyata kau juga penasaran tentang rookienya Woollim Ent. Yang baru itu ya?” Sontak L terkejut dan meletakkan Tabnya yang tadi dia pegang ke dalam laci mejanya.
“ Tae Rin ssi, Kau mengagetkanku” Huh? Ada apa dengannya?
“ L? Kau L Kan? Kenapa kau sopan sekali?”
“ Ya!!! Memangnya aku siapa lagi jika bukan L? Kau ini, aku mencoba berbuat sopan tapi kau malah tidak suka. Maumu bagaimana sih?”
“ Yah... Kupikir karena aku terbiasa dengan L yang galak, Aku kira itu adalah dirimu yang sebenarnya, Rasanya berbeda sekali dengan L yang lembut dan sopan” Aku nyengir kuda dan membentuk huruf V dengan jari telunjuk dan jari tengah di tangan kananku.
“ Jadi, Apa yang membuatmu penasaran?” Aku mengembalikan topik semula. L kembali menghidupkan Tabnya.
“ Aku tidak penasaran, Aku hanya ingin melihat tanggapan netizen terhadap berita heboh ini”
“ Haha, kau aneh sekali. Jika orang orang ingin membaca beritanya, kau malah ingin membaca komentarnya. Hahaha... dasar orang aneh hahaha” Aku tertawa terbahak bahak lalu berhenti. “Kecuali kalau kau...”
“ Aku apa?” L penasaran dengan kalimat yang selanjutnya akan kuucapkan.
“ Ah... Tidak, tidak. Hanya salah satu dari imajinasiku. Itu tidak mungkin” Aku meninggalkan kursi L dan kembali ke kursiku. Aku juga sempat mendengar L mengejekku.
“ Dasar tukang imajinasi”
***
“ Jadi anak anak. Kalian sudah mengerti kan?Untuk tugas ini, kalian harus mencari teman partner kalian. Kalian dapat memilih sendiri” Setelah Park Sonsaengnim mengatakan itu, Suara decitan kaki meja dan kursi mulai terdengar. Tanda bahwa semua orang sudah bergerak dari kursinya. Entah apa yang kupikirkan, aku menoleh ke arah meja L, berniat untuk mengajak L menjadi partnerku. Aku hanya berfikir karena hanya dia satu satunya yang lebih dekat denganku daripada yang lain. Tapi ternyata sekerumunan anak prempuan sudah hinggap di tempatnya. Jadi aku memutar kepala, mencari di sekeliling kelas yang belum mendapat partner. Dan ternyata hanya Laki laki saja yang belum mendapat partnernya. Akhirnya aku memutuskan untuk berpartner dengan seorang anak laki laki pendiam di pojok kelas.
“ hai, Apa kau sudah mendapat partner?” Yak, Han Tae Rin. Dasar! Padahal sudah jelas jelas dia masih sendirian.
“ Eh... N.. Ne... Kau sendiri?” Dia membetulkan posisi kacamatanya.
“ Eum, aku ingin mengajakmu menjadi partnerku. Apa kau mau?”
Seketika senyum tersungging di bibirnya “Tentu Saja”.
“ Aku Han Tae Rin, senang berkenalan denganmu” Aku menjulurkan tangan kananku.
“ Aku Im Hyun Woo. Senang berkenalan denganmu juga” Hyun Woo menerima jabatan tanganku. Setelah itu aku menggeser bangkuku ke sebelah bangkunya. Tak lama setelah itu, Park Sonsaengnim kembali berbicara.
“ Jadi kalian sudah mendapatkan teman partner kalian?”
“Ne!!!” Sebagian murid menjawab serempak kecuali segerombol yeoja yang masih ada di meja L.
“ Belum Ssaem!!”
“ Tenang tenang, kalau begitu biarkan orang yang kalian perebutkan saja yang memilih” Park Sonsaengnim berjalan ke arah L.
“ Kalau begitu sonsaengnim, Saya memilih Han Tae Rin sebagai partner saya”
“ Oke, Mana salah satu dari kalian yang bernama Han Tae Rin?” Park Sonsaengnim menunjuk nunjuk ke gerombolan Yeoja itu.
“ Saya Ssaem” Aku mengangkat tangan. “ Maaf Sonsaengnim, saya sudah punya partner. Jadi tolong suruh L memilih yang lain”
“ Baiklah kalau begitu, L. Cari yang lain” Kembali Gerombolan yeoja itu berteriak tak keruan dan menarik narik L. “ Yang sudah mendapat partner, kalian bisa pergi dulu” Aku dan Hyun Woo serta murid lain yang sudah berpartner pergi menuju ke Aula.
***
“ Jadi anak anak, tugas kalian sebenarnya adalah memasak” Kami sekelas hanya melongo melihat alat dan bahan yang sudah disediakan.
“ Ta.. tadi bukannya sonsaengnim bilng kalau kita akan merakit sebuah robot?” Hyun woo memberanikan diri bertanya.
“ Hehe... maaf anak anak...”
“ Tidak, bukan itu masalahnya” Semua mata menoleh padaku “ Masalahnya adalah, apa hubungannya Robotika dengan memasak???”
“ Hehe... Sekali lagi maaf anak anak. Saya membohongi kalian. Yah, sebenarnya memaang tak ada hubungannya. Tapi ini untuk menyambut kedatangan orangtua kepala sekolah kita. Kami baru diberitahu tadi, Jadi saya bilang bahwa anak anak kelas saya akan menyiapkannya” Teman teman sekelasku mengeluh. “ Tapi makanan yang paling enak, nanti 1 kelompok akan saya traktir lhoooo” Sontak semuanya kembali bersemangat.
“ Ditraktir apa saja Ssaem???” Park Sonsaengnim mengangguk mendengar pertanyaan dariku.
“ YEAAAAAAAYYY!!!!!!”
***
Kami sudah memulai kegiatan memasak kami. Kecuali aku. Hyun Woo sudah memulai pekerjaannya. Aku hanya duduk melihat mereka semua mondar mandir kesana kemari. Aku baru saja melupakan tentang kesenanganku karena akan ditraktir jika Makananku enak. Ya... Aku juga baru ingat kalau aku... Tidak bisa memasak.
“ Tae Rin ssi, Kau tidak mau memasak?” Hyun Woo memberikan panci kepadaku.
“ Maaf hyun Woo ssi, Aku baru ingat kalau aku tidak bisa masak” Hyun Woo tertawa mendengar pengakuanku.
“ Hahaha... Tae Rin ssi..., Kau ini... Tidak apa apa kok. Ayo kita berusaha dulu” Aku tersenyum seraya berdiri untuk mencoba membantunya memasak “Lagipula Tae Rin ssi, Aku juga tidak bisa masak” Panci yang kupegang terjatuh mendengar ucapannya. Untungnya kakiku menendang panci itu kembali ke atas. Tapi entah aku bodoh atau apa, panci itu mengenai wajahku dan kembali jatuh kebawah. Otomatis suara panci yang terjatuh itu semakin merdu karena kuiringi dengan suara teriakanku.
“ Huaaa!!! Appo!!!”Seketika aku membuat suara yang naik 1 oktaf perlahan lahan. Semua orang orang di aula itu menoleh ke arahku.
“ Tae Rin ssi, kau tak apa?” Hyun Woo mengambil panci yang jatuh.
“ Han Tae Rin. Kau kenapa?” Park Sonsaengnim menghampiriku dan Hyun Woo. Siswa yang lain tetap menatap kami berdua.
“ Tidak apa apa ssaem, hanya kecelakaan kecil saja kok...” Aku mengambil panci di tangan Hyunwoo dan mulai memasak.
“ Hyun Woo ssi!!!” Aku memanggil Hyun Woo yang masih diam di tempat tadi.
“ Ne!!!” Hyun Woo yang tersadar dari lamunannya segera mengahmpiriku.
“ Karena kita... Sama sama tidak bisa masak. Kita pakai otak kita saja. Campurkan bahan apa saja yang menurut kita enak. Okay?” Hyun Woo hanya mengangguk saja mendengarnya kuperintah.
“ Tae Rin ssi, aku dulu saat kecil pernah membuat sesuatu. Aku mencampurkan telur dengan kecap lalu kuaduk dan kumasak setelah itu aku memasukkan saus sambal dan juga gula merah. Apa akan enak?” Hyun Woo kembali lagi saat dia baru berjalan 3 langkah.
“ Apa kau merasakannya saat kecil dulu?”
“ Tidak, Eommaku membuangnya” Hyun Woo menggerak gerakkan kakinya gugup.
“ Kau coba saja. Tidak apa apa kok meskipun tidak enak, yang penting kau sudah berusaha Hyun woo” Aku menepuk nepuk bahunya 2 kali. Setelah itu Hyun Woo tersenyum dan pergi memulai kegiatannya.
“ Yup, sekarang aku yang tak tau harus memasak apa” Aku melihat sekilas bahan bahan yang telah disediakan. Akhirnya aku memutuskan untuk membuat minuman saja. Aku kira susu saja cukup. Akupun memulai aktivitasku dan selesai setelah sekitar 10 menit.
“ Tae Rin ssi, bisa kau membantuku disini?” Aku menghampiri Hyun Woo yang kelihatannya kesusahan menuangkan Saus sambal ke telurnya.
“ Berikan padaku” Aku mencoba menekan nekan botol itu. Tapi tak berhasil. Aku menambah kekuatanku sampai akhirnya saus itu keluar. Aku tersenyum senang. Sampai akhirnya aku menyadari kalau saus di dalam botol itu habis. Aku melihat ke dalam telur itu. Bukan, bukan telur, lebih tepatnya, Danau Saus sambal yang menutupi telur Buatan Hyun Woo.
“ Oops...Mi...Mian...” Aku meletakkan botol saus yang kosong itu dan mengibas kibaskan tangan kananku ke telur itu.
“ Ti... Tidak apa Tae Rin ssi, Mungkin lebih banyak saus sambal lebih enak..” Hyun Woo berkata gugup. Dan tia tiba saja, Telur yang kuberi terlalu banyak saus itu, Ralat. Masudku, danau saus itu mengeluarkan gelembung gelembung udara dan meletus satu persatu seperti sebuah lumpur penghisap.
“ Eum... Itu... terlihat seperti... neraka” Aku mengangkat panci itu dari atas kompor.
“ Tae Rin ssi, Eottokkhae???” Hyun Woo mengambil panci dari tanganku.
“ Bagaimana kalau kita buang saja??? Sausnya saja yang kita buang. Ya?”
“ Oke” Hyun Woo mengangguk. Hyun Woo lalu membawa panci itu ke sebuah panci yang terlihatnya sudah kugunakan tadi dan membuang saus itu ke dalam panci itu. Tapi... Tunggu dulu...
“ Tu...Tunggu, Hyun Woo ssi, sepertinya panci itu..” Aku menghampiri Hyun Woo. “ Eum... Hyun Woo ssi”
“ Wae???”
“ Sepertinya... panci itu adalah... masakan bu... buatanku” Aku menunjuk panci itu.
“ Lalu....?”
“ Ke... kenapa kau membuangnya ke dalam sana?”
“ Tidak kok....” Hyun Woo melanjutkan kegiatannya membuang saus itu “APAAA????? Kenapa kau tidak bilang Tae Rin ssi??”
“ Lalu kenapa kau tidak melihat isinya???” Yup, sekaran susu buatanku menjadi berwarna merah aneh, seperti jus tomat. Tapi... Itu sangat menjijikkan.
“ Tae Rin ssi... Habislah kita...”
“ Anak anak.... Ayo kumpulkan semua makanannya” Park Sonsaengnim memanggil semua anak anak. Yah... aku bisa melihat ekspresi semua anak yang senang karena masakannya berhasil. Kecuali kelompokku dan... L.
“ Kenapa eksprsimu begitu?” Aku menghampiri L.
“ Kau tau... Tidak ada salah satu dari kami yang bisa memasak” L menunujuk ke teman satu kelompoknya.
“ Yah.... sama denganku. Tidak ada masakanku yang berhasil” Aku menunduk.
“ Jadi kau masih sempat masak ya... Kau tau??/ kelompokku hanya sempat... memotong seledri -_-“
“ PFFFFTTTHHHH. Hahahaha!!!!” Aku menertawai L sambil memegang perutku. Tentu saja L tidak diam melihatku mentertawai dirinya. L menjitak kepalaku.
“ Kau jangan mentertawai orang seenaknya saja! Memotong satu potongan saja aku butuh perjuangan selama 1 menit!!!”
“ Ya!! Ada apa denganmu? Santai saja”
***
Yup, seperti aku tidak akan menceritakan apa yang terjadi dengan masakanku dan Park Sonsaengnim. Terlalu mengerikan. Kini aku sudah ada di dalam kamarku, melupakan semua yang telah terjadi dengan bermain gitar.
“ Eh? Sepertinya nadanya agak melenceng???” Aku mencoba memetik senar gitarku satu persatu, mengecek apa memang nadanya melenceng.
“ Oh... jadi sudah saatnya disetem ya?” Yup, menyetem senar bukanlah hal yang mudah untuk kulakukan. Aku tidak pernah bisa menyetem senari gitarku sendiri. Karena aku sudah sering memutuskan banyak senar gitarku. Aku mengambil ponselku dan mengetikkan sebuah nomor.
“ Yoboseyo??? Oppa??? Apa kau sedang tidak sibuk?”
“ Tae Rin??? Lama tak bertemu... Ada apa? Kau mau bertemu denganku?”
“ Ne, Nada gitarku sudah tidak benar lagi”
“ Eum... aku masih mengajar, Bagaimana kalau satu jam lagi? Datang saja langsung ke tempaktu”
“ Ah... Ne... aku akan menemuimu satu jam lagi Oppa” Sambungan kuputuskan. Yup, dia adalah orang yang selalu menyetemkan gitarku. Juga orang yang kuanggap kakakku sendiri. Dialah Im Joon Won.
***
Aku sudah 15 menit berdiri di depan pintu ini. Tidak berani masuk. Tentu saja, Karena Joon Won oppa masih mengajar di dalam. Aku tidak berani mengganggunya. Tak lama kemudian, keluarlah sekitar 10 anak dari dalam pintu itu, dan masing masing anak membawa gitarnya masing masing. Sepertinya... mereka agak kesusahan membawa gitar mereka sendiri. Tentu saja, karena mereka masih kecil.
“ Tae Rin-Ah, Masuklah”
“ Ah, Joon Won Oppa” Aku masuk sambil membawa gitarku. Saat sudah didalam, aku langsung memberikan gitarku padanya. Dan juga membiarkannya mengutak atik gitarku.
“ Apa sudah selesai Oppa?” Joon Won Oppa mencoba memetik senar gotarku satu persatu.
“ Sepertinya gitarmu sudah mulai rusak” Joon Won Oppa memberikan gitarku kembali.
“ Yah... begitulah, aku menunggu uang tabunganku cukup, atau mungkin menunggu eommaku membelikanku gitar baru”
“ Ah... begitu. Kau suka gitar listrik?”
“ Ani, aku lebih suka gitar klasik. Selain karena berat, aku jga tak terlalu suka bunyi dari gitar listrik. Sedangkan gitar klasik mempunyai suara yang merdu dan lembut untuk didengarkan”
“ Yah... aku pikir juga begitu. Kalau begitu, apa kau mau mengambil gitarku satu?” Joon Won Oppa beranjak untuk mengambil gitarnya.
“ Jeongmal???” Joon Won oppa tertawa.
“ Haha... Bahkan kau tidak merasa sungkan sedikitpun”
“ Yah, itu kan pemberian orang. Siapa mau menolak???” Aku menerima gitar yang dia sodorkan padaku. “ Eh? Kenapa masih bersih sekali? Ini masih baru?”
“ Ne, ini pemberian muridku yang baru saja mengadakan konser tunggalnya. Dan dia mendapatkan banyak gitar dari penggemarnya. Akhirnya dia memberiku satu”
“ Woah.... Hebat sekali. Rasanya aku ingin menjadi guru gitar juga”
“ Kalau begitu, bergabunglah denganku”
“oke, tapi kalau aku sudah mahir... aku masih belum terlalu mahir kan” Aku mencoba memetik metik gitar baruku sembarangan.
Ting...Tong...
“ Eum, sepertinya murid privatku sudah datang, Kau mau bertemu dengannya??? Dia sangat jago loh... padahal baru 2 bulan dia bertemu denganku.”
“ yah... kalau aku tidak mengganggu” Aku mengedikkan bahu. Joon Won Oppa beranjak untuk membawa anak didiknya kesini.
“ Ada temanku di dalam. Apa tak apa apa?”
“ Oh, jadi kau masih punya tamu ya??? Tak apa. Aku akan menunggu saja disini. Layani saja dulu”
“ Ani... Katanya dia ingin bertemu denganmu”
“ Ah... Kalau begitu, Baiklah”
Tak lama setelah percakapan itu, Terdengalah suara langkah yang semakin mendekat ke arahku.
“ Tae Rin-Ah... Ini dia....”
“ L???”
“ Tae Rin???”
Kami berdua hampir mengatakan itu bersamaan. Aku menjatuhkan gitar baruku.
“ Ya ampun, Tae Rin. Hati hati.... Ini masih baru” Aku mengambil gitar itu kembali setelah Joon Won oppa mengatakan itu.
“ Hyung, apa dia temanmu?” L menunjuk nunjukku dengan telunjuknya. Tidak sopan sekali.
“ Ya, memangnya siapa lagi yang ada disini selain kita bertiga. Tadi kan kubilang ada temanku didalam”
“ Oppa, kenapa kau menerima murid privat seperti dia???”
“ Wae??? Ada apa dengan kalian???” Joon Won menoleh ke arahku dan L secara bergantian.
“ Tak apa. Kami hanya pernah mengenal sebelumnya. Dan pertemuan pertama kita agak...” Aku hanya menyipitkan mata saat menjelaskannya kepada Joon Won Oppa.
***
“ Jadi... Kata Joon Won Oppa, kau sudah sangat mahir bermain gitar, meski baru 2 bulan bergabung disini?” Aku Mencairkan suasana yang sudah agak garing di ruangan ini.
“ Eoh??? Joon Won Hyung berkata begitu? Yah... tidak sepenuhnya benar, Karena sebelum aku bergabung disini, aku memang sudah bisa gitar sedikit. Dan aku mau memperluasnya disini” L meminum minuman kaleng yang dia bawa.
“ Aish... Joon Won oppa, Kau terlalu melebih lebihkan L” Aku menyikut lengan Joon Won oppa.
“ Haha... Mian. Itu kan kebiasaanku. Jadi Tae Rin-Ah, kau mau mendengar L bermain gitar? Petikannya itu sungguh merdu, Atau mungkin kau mau mendengarku berduet dengannya??? Atau... Atau.. yang lebih hebat lagi, bagaimana kalau kita bermain bersama?” Dengan segera aku menolak ajakan Joon Won Oppa itu.
“ Mian Oppa, aku mau mengurus sesuatu dirumah, jadi aku tidak bisa berlama lama disini” Aku berdiri, berniat untuk berpamitan.
“ Ah... sayang sekali” Joon Won Oppa terlihat sangat kecewa.
“ Mian oppa, Mungkin lain kali. Aku pergi dulu oppa, Terima kasih gitarnya ya. Dah L!” Aku membawa gitar lama dan baruku. Jadi aku menutup pintunya dengan kaki. Meski aku sudah tau kalau itu keterlaluan, Aku sudah biasa melakukan itu. Jadi, aku pikir itu sudah biasa.
***
“ Eomma!!... Bisakah kau membuka pintunya??? Tanganku penuh...” Aku memanggil Eommaku dari luar rumah. Tak lama, Eommaku membukakan pintunya dan membawakan gitarku.
“ Kau membelinya?” Eommaku menaruh gitarku di atas ranjangku.
“ Ani.... Joon Won oppa, memberikannya padaku. Ini hadiah dari muridnya yang sudah berhasil konser solo”
“ Eoh? Murid Joon Won??” Aku mengangguk mendengar pertanyaan eommaku “ Dia benar benar hebat, Kalau muridnya bisa konser, kenapa dia tidak konser juga?”
“ Katanya dia tidak mau. Dia juga sudah beberapa kali menolak kontrak dari beberapa perusahaan terkenal. Bahkan Woollim pun pernah mengontraknya, Tapi dia menolaknya” Aku merebahkan diriku di atas ranjangku.
“ Wah... Itu sayang sekali. Kau berusahalah menjadi sepertinya. Kalau kau mendapat tawaran kontrak, langsung tanda tangani saja, tidak usah tanya eomma. Kan akan sangat enak jika kau menjadi terkenal. Kau juga tak usah susah susah mencari pekerjaan lagi?” Eommaku kembali mengambil gitarku yang hampir saja kutendang dengan kakiku dan meletakkannya di samping ranjang.
“ Yah... aku akan berusaha. Meskipun itu berarti...sampai mati” Eommaku melempar bantal kepadaku setelah aku mengatakan itu.
“ Tentu saja tidak. Putuskan kontraknya jika kau sudah mendapat pria yang akan kau jadikan pendamping hidupmu bodoh”
“ Eomma mana yang memanggil anaknya sendiri dengan sebutan bodoh??? -_- “ Aku memeluk bantal yang dilemparkan eommaku.
“ Ah sudahlah. Mandi sana! Bau sekali kau”
“ Aish... biarkan Aku tidur selama 15 menit ”
“ Yak!!! Tae Rin!!! Aish... Anak ini”
***
Aku terbangun 2 jam kemudian. Tentu saja aku tidak akan menepati janji jika masalah tidur. Siapa yang bisa tidur nyenyak hanya dalam 15 menit??? Omong kosong. Aku segera mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Hari sudah malam, Aku memutuskan untuk mandi dengan air dingin saja meski dingin. #Namanya aja air dingin -_-
“ Tae rin! Kau akan mandi? Pakai air hangat saja” Dari luar kamar mandi eommaku mengetuk ngetuk pintunya.
“ Tidak usah eomma!!! Aku sudah kebal air dingin kok” Aku melepas pakaianku satu persatu.
“ Terserah kau saja!” Sepertinya Eommaku sudah pergi. Aku tersenyum puas. Aku segera menyambar botol shampoo dan memposisikannya di depan mulutku bagaikan posisi microphone.
Ah! Listen Boy! My First Love Story.
My Angel, And my girls.. My Sunshine!!! Oh! Oh! Let’s Go!!!
Neomu Neomu meotjyeo nooni nooni busyeo, sumeul mot shigesseo tteollineun geol....
Gee Gee Gee Gee Baby Baby Baby
Gee Gee Gee Gee Baby Baby Baby
Saat aku akan menirukan gerakan kaki populer dari salah satu gerakan lagu yang dipopulerkan oleh Girls generation itu, Tanpa sadar, Kaki kiriku menginjak tumpahan Shampoo dari botol yang kupegang. Alhasil, Kakiku terpeleset dan aku terjatuh dengan posisi split, meskipun kakiku tidak terlalu lurus.
“ Uwaaaa!!!!!” Aku memegang kakiku berusaha menekuknya kembali dengan bantuan tanganku.
“ Ada apa??? Tae Rin???” Eommaku kembali menggedor gedor pintu.
“ Ania... Airnya dingin sekali...”
“ Sudah Eomma bilang Kan??? Mandi pakai air hangat saja. Kau tidak mendengar kata Eomma sih... Mau eomma masakkan air hangat?”
“ Tidak usah... Kan Aku sudah bilang kalau aku kebal?”
“ Terserah kaulah!!!”
***
To Be Continued...
0 komentar:
Posting Komentar