TITLE : Our Story (Chapter 3)
Author : Shin Hyun Chan (N_HaKh)
Genre : Romance, School Life
Rating : T
Note : Seperti Biasa~
~~~
Tae Rin POV
“ Kau serius Oppa???”
“Ne, Jadi cepatlah datang kesini dan aku akan menceritakan yang terjadi”
“ Arassoh, Aku akan segera kesana” Setelah sambungan telepon diputus, Aku segera beranjak dari dudukku dan buru buru mengganti bajuku. Kalian sudah tau siapa orang itu kan? Tentu saja dia adalah Joon Won Oppa. Siapa lagi yang kupanggil oppa?
“ Eomma, Aku ke rumah Joon Won oppa ya?” Aku mencari eommaku di sekeliling rumah. Yang akhirnya kutemukan di belakang rumah.
“ Im Joon Won? Baiklah, Hati hati ya. Jangan pulang terlalu larut. Dan juga sampaikan pesanku ini. Berfikirlah dulu sebelum menolak kontrak” Aku tersenyum lalu mengangguk dan segera pergi.
***
“ Oppa!!! Ini Aku... Han Tae Rin!!!” Aku menggedor gedor pintu rumah Joon Won Oppa.
“ Ne!!! Sebentar!!” Tak lama keluarlah sosok namja yang lebih tepatnya adalah pemilik rumah ini. Namja itu mempersilahkanku masuk. Akupun dengan senang hati masuk dan duduk manis di kursi ruang tamunya.
“ Oppa,Cepat ceritakan yang terjadi!!!” Joon Won Oppa hanya mengangguk angguk dan segera menceritakan yang dari tadi kupertanyakan.
“ Kemarin saat aku mau rekaman lagu yang baru saja kuciptakan, Aku melihat seorng yeoja yang sepertinya sedang dimarahi oleh orang yang lebih tua darinya. Setelah kulihat dari dekat sepertinya dia Bae Suzy dari Miss A. Akupun menghampiri mereka dan menanyakan apa yang terjadi”
“ Setelah aku mendengar penjelasan mereka, Sepertinya mereka kehilangan kaset instrumen lagu yang akan Suzy rekam hari itu. Jadi mereka kebingungan. Akhirnya aku menawarkan diriku mengiringi Suzy yang akan menyanyikan lagu itu. Saat selesai rekaman, Aku bertemu Jin Young Park di luar studio” Joon Won Oppa berhenti di tengah tengah cerita.
“ Lalu... Lalu... Apa yang ia katakan?”
“ Dia menawarkanku kontrak selama 15 tahun sebagai gitaris pertama di JYP Ent. Katanya aku punya bakat alami. Dan dia juga bilang kalau mukaku tidak jelek jelek amat. Akhirnya dia membawaku ke gedung JYP untuk menandatangani kontrak. Dan aku menerimanya. Selesai ^_^” Joon Won oppa mengakhiri ceritanya dengan senyuman lebar di bibirnya.
“ Eoh??? Oppa, Kenapa kau menerima kontrak JYP? Sedangkan dari manajemen lain, kau menolaknya? Apa karena JYP adalah perusahaan yang besar?”
“ Ania, Kau belum tau ya? Oppamu yang satu ini kan Fans berat Suzy. Kenapa aku harus menolak tawaran dari perusahaan yang sama dengan Suzy???”
“ Aish, Kau ini. Jadi, jika kau debut, Bagaimana dengan sekolah musikmu ini?” Aku berdiri dari dudukku dan berjalan mengelilingi rumahnya.
“ Nah, Maka dari itu. Aku juga bingung. Kau mau menggantikanku?” Aku menghentikan langkahku setelah mendengar ucapan itu.
“ Nde??? Ah tidak... Tidak... Aku akan menghancurkan semuanya. Kenapa kau tidak minta L saja? Dia kan sangat mahir”
“ Eh? L? Aku kira itu akan semakin tidak mungkin” Joon Won oppa ikut berdiri.
“ Wae?”
“ Ah, sudahlah. Kau tidak perlu tau kalau begitu”
***
“L-Ssi!!!” Aku berlari mengejar L di koridor sekolah dan berhenti tepat di belakangnya. L menoleh.
“ Kau memanggilku?”
“ Tentu saja Bodoh!” Dan... dia berhasil membuatku ingin bertengkar dengannya lagi. Tapi aku menahannya dan kembali ke topik yang ingin kubahas. “Jadi kau sudah dengar tentang Joon Won Oppa?”
“ Joon Won hyung? Kenapa dengannya?” L melanjutan langkahnya. Akhirnya aku kembali membuntutinya.
“ Dia ditawari oleh JYP entertainment!!! Bukankah itu hebat??? Kontraknya selama 15 tahun!” L hanya menatapku datar.
“ Oh” L mempercepat langkahnya mendahuluiku.
“ Yak!!!!”
***
“ Jadi, Apa oppamu itu akan segera debut?” Berbeda dengan L yang cuek, Hyun Woo tampak sangat antusias dengan ceritaku.
“ Mollayo... Dia tidak memberitahuku kapan dia akan debut”
“ Ah... punya teman seorang Idola itu pasti rasanya menyenangkan...” Hyun Woo memangku dagunya.
“ Yah... Aku tidak sabar...” Tiba tia saja L datang ditengah tengah percakapan kami.
“ Yah... mungkin akan ada dampak buruknya juga. Kau tidak akan punya waktu untuk bermain dengannya” L duduk di sebelah Hyun Woo.
“ Yah... kukira kau benar. Aku lihat saja, Apa Joon Won oppa akan melupakanku atau tidak”
“ Tae Rin ssi, apa kau tidak minta tanda tangannya saja dulu sebelum dia menjadi terkenal?” Hyun Woo menyarankan sebuah ide.
“ Oh!!! Kau benar!!! Tapi, apa dia punya tanda tangan???” Aku melupakan niatku untuk meminta tanda tangannya karena aku baru ingat kalau dia bahkan tidaka punya tanda tangan.
“ Nde? Kalau begitu buatkan tanda tangan yang bagus untuknya Tae Rin ssi...” Hyun Woo menepuk pundakku.
“ Ah... Iya... kupikir aku harus membuatkannya satu -_-“
“ Yak! Lebih baik biarkan Joon Won hyung berfikir sendiri saja. Karena itu akan leih spesial jika tanda tangan itu langsung dari dalam hatinya” L Memukul meja.
“ Eoh? L? Ada apa dengan kata katamu? Manis sekali?” Aku mengacak acak rambut L.
“ Yak!!! Yak!!! Hentikan itu. Memangnya selama ini kata kataku pahit apa?” L membenarkan rambutnya yan acak acakan.
“ Aish... Bukan begitu maksudku.. Anak ini...” Aku kembali mengacak acak rambut L. Hyun Woo juga tak tinggal diam. Dia juga ikut ikutan mengacak acak rambut L.
“ Yak!!! Yak!!! Kalian!!! Hentikan ini semua!!! Ya!!!!”
***
“ Ada berapa banyak murid di kelasmu???” Seorang guru bertanya padaku.
“ Ada 35 Ssaem” Aku menjawabnya dengan senyum tak lepas dari wajahku.
“ Kalau begitu tunggu sebentar ya...” Guru tadi mempersilahkanku duduk di kursi milik Park Sonsaengnim. Aku hanya mengangguk dan dduk di atas kursi itu. Aku melirik eberapa data murid kelasku dan sempat melirik data milik L.
“ Hah, dia bahkan mendaftar ke sekolah ini dengan nama L. Berani sekali dia. Tapi apa memang tidak apa apa?”
“ Tidak apa apa kenapa?” Guru tadi menyodorkan sekitar 35 lembar kertas kepadaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil menerima sodoran kertas tadi.
“ Tidak apa apa ssaem. Kalau begitu, saya permisi dulu ssaem...”
***
“ Kalian harus mengisi formulir ini dan mengumpulkannya besok pagi. Hari ini juga tidak apa apa. Karena tidak butuh tanda tangan orang tua. Kumpulkan saja ke aku, atau langsung ke Park Sonsaengnim” Semua anak dikelas hanya manggut manggut. Akupun membagi formulir itu satu persatu ke seluruh anak dikelas. Tiba tiba saja L mengangkat tangannya.
“ Ada apa L?” Sontak semua mata tertuju pada bola mata hitam milik L.
“ Jika aku belum tau apa yang akan kulakukan saat besar nanti bagaimana?”
“ Pikirkan saja dulu. Atau kau bisa berkonsultasi dengan Park Sonsaengnim” Aku meletakkan satu lembar yang tersisa di meja L.
“ Tapi L-ssi, Apa kau benar benar tidak tau apa yang akan kau lakukan saaat dewasa nanti?” Seorang anak perempuan yang kutau adalah teman sekelompok L saat memasak dulu bertanya. L hanya mengangguk.
“ Mungkin kau bisa debut sebagai model saja L” Siswi lain memberi saran yang menurutku mungkin benar benar gila.
“ L- ssi, Bukankah kau suka matematika? Kalau begitu mendaftarlah di universitas dan masuk ke jurusan matematika” Hyun Woo juga memberi saran. Tapi menurutku sarannya cukup masuk akal.
“ Eoh??? L suka matematika???”
“ Kenapa dia suka matematika???”
“ Bertentangan sekali dengan wajahnya!!!” Beberapa siswi berbisik bisik mengenai hal yang baru saja mereka ketahui dari L.
“ Yah... mungkin aku bisa mencoba saran darimu Hyun Woo ssi” L mengacungkan jempolnya.
“ Sudah sudah, isi saja formulir ini sekarang, Karena jika cepat selesai, ukankah akan lebih enak?”
“ Baiklah Tae Jang-Nim!!!” Seorang anak di pojok kelas berteriak dan hormat kepadaku.
“ Ah... Jadi Tae Rin punya nama panggilan baru ya???” L menatap kearahku.
“ Ya, Gabungan dari Tae Rin dan Uijang. Keren Kan???” Anak di pojok kelas tadi kembali berbicara.
“ Yak!!! Kau!!! Aku bahkan tak tahu siapa namamu!!???” Aku menunjuk nunjuknya.
“ Perkenalkan Aku Han Seo Woo, Tae Jang-Nim!” Dia kembali hormat padaku.
“ Yak!!! Berhenti memanggilku itu!!!”
“ Aish... Kau ini Tae Jang-Nim, Jangan galak galak ke anak buahmu sendiri...” L melempar buntalan kertas yang sukses mendarat di atas kepalaku.
“ YA!!!!” Dan... Begitulah, Mulai saat itu juga, Panggilan baruku resmi dibuat. Dan panggilan itu dibuat oleh orang yang bahkan baru kukenal saat itu juga. Miris sekali -_-.
***
“ Yup, sekarang kita mulai dari kunci dasar dulu. Bunyikan kunci C” Kim Sonsaengnim, Guru musikku di sekolah. Dia sudah punya istri, Tapi masih belum terlalu tua. Dia juga baik, tak pernah marah sekalipun. Mungkin.
“ Ssaem, Aku kesusahan disini, bisa kau bantu aku?” Aku mengangkat tanganku.
“ Wae??? Kau belum bisa kunci C?”
“ Bukan begitu ssaem, Nadanya agak melenceng. Bisa tolong kau setemkan?” Aku menyodorkan gitarku. Kim sonsaengnim menerimanya dan mulai menyetem senarnya satu persatu.
“ Sudah selesai. Jadi kau belum bisa menyetem gitar ya?” Aku mengangguk.
“ Iya, Ssaem. Selama aku belajar gitar. Bagian itulah yang paling aku tidak bisa. Kadang saat aku menyetemnya sendiri, Nadanya malah melenceng lebih jauh dari nada aslinya” Aku mengambil gitarku kembali.
“ Pakailah feeling. Cobalah petik senarnya sambil kau pejamkan matamu dan pakailah feelingmu saja. Itu cara yang paling mudah”
“ Baik Ssaem, Saya akan mencobanya”
“ Baiklah, ayo kembali ke pelajaran tadi”
***
“ Tae Rin-Ssi!!” Seseorang memanggil namaku dari belakang. Dari suaranya kupikir itu adalah Hyun Woo.
“ Hyun Woo-Ssi, ada apa?”
“ Tidak ada. Apa kau dari ekskul musik?” Hyun Woo melirik ke arah gitarku.
“ Ah, tidak. Ekskulku sudah berakhir sejak tadi. Aku mau mengembalikan gitar ini ke ruang ekskul. Aku baru saja meminjamnya” Aku mengangkat gitarku.
“ Ah, begitu” Hyun Woo mengangguk angguk mengerti.
“ Bagaimana Ekskul masakmu?”
“ Yah... mereka mengajariku memasak pasta. Meskipun menurut mereka itu mudah, Menurutku itu sangat menyiksaku” Aku tertawa mendengar penjelasan Hyun Woo.
“ Ahahaha.... Sabar Hyun Woo-Ssi, Hwaiting!!!” Aku menyemangati Hyun Woo. Tak lama, Kaki kami sudah menginjak bagian depan ruang ekskul musik. Kami menghentikan langkah kami. Aku memegang ganggang pintu. Tapi Hyun Woo menahan tanganku untuk memutarnya saat kami mendengar suara seorang namja di dalam ruangan ekskul.
“ Iya, Sajangnim. Aku masih di sekolah”
“ Tidak. Tak ada satu dari mereka yang tau”
“ Nde? Nanti? Pulang sekolah mereka akan kesini? Kenapa mendadak sekali? Apa tak bisa diundurkan?”
“ Baiklah... kalau begitu aku matikan dulu”
Pada akhirnya aku membuka pintu itu karena penasaran.
“ Eoh??? L-Ssi, Kenapa kau disini?” Hyun Woo memberanikan diri bertanya pada L yang kaget melihat kedatangan kami.
“ Ah... Tidak, aku hanya mencari tempat yang sunyi untuk menelepon.... CEO... Perusahaan ayahku” Aku dan Hyun Woo hanya manggut manggut mengerti.
“ Eum... boleh kami masuk?” Aku memecah keheningan.
“ Tentu saja, memangnya ini hanya ruanganku seorang diri?” L mempersilahkan kami masuk tanpa bernjak dari duduknya. Aku dn Hyun Woo ikut mengambil kursi dan duduk membentuk sebuah lingkaran.
“ Tentang formulir yang tadi pagi kuberikan, apa kalian sudah memutuskan Apa yang akan kalina lakukan nanti saat sudah dewasa?” Aku membuat topik baru.
“ Eum, Kalau aku sesuai cita-citaku sejak kecil saja. Aku ingin membuka sebuah toko atau restoran. Jadi setelah keluar dari Sekolah ini, Aku akan masuk ke universitas dan masuk ke jurusan bisnis” Hyun Woo mengambil makanan di dalam saku celananya dan memakannya. Tak lupa menawarkannya padaku dan L.
“ Aku ingin menjadi seorang ya... Seperti yang kalian tahu, Seorang musisi. Aku tertarik dengan musik sejak kecil” Aku memakan kue yang Hyun Woo tawarkan. “L, Bagaimana denganmu?” Aku bertanya pada L setelah 8 kali kunyahan.
“ Ya! Habiskan dulu makanan di mulutmu itu” Aku menelannya lalu tersenyum. L melanjutkan “Aku akan mencoba seperti yang Hyun Woo katakan tadi. Tapi aku akan melihat keadaan dulu nantinya”
“ Hei hei, L-Ssi. Apa kau bisa bermaian gitar juga. Sepertinya dari bentuk tanganmu, Kau sudah biasa main gitar” Hyun Woo mengalihkan topik yang sudah mulai garing.
“ Eoh? Iya. Aku bisa main gitar. Bahkan lebih baik dari Tae Rin” Aku hanya tersenyum sambil memalingkan muka mendengar jawaban L.
“ Oh... Kalau begitu. Bagaimana kalau bertiga kita mencoba bernyanyi bersama? Begini begini, orang orang bilang suaraku merdu lho...” Kedengarannya Hyun Woo ingin memamerkan bakat bernyanyinya.
“ Nde??? Tidak tidak... kalian berdua saja coba” Dengan halus aku menolak ajakannya.
“ Ani... Kalian berdua harus ikut. Ayo kita coba lagu dari Goguma couple. Kalian tau kan? Banmal song....” L mengangguk sedangkan aku hanya diam.
“ Aku tau lagunya tapi aku tak pernah belajar chordnya” Aku mengangkat tangan keberatan.
“ Aku akan mencarinya di internet” L mengeluarkan Handphonenya dan membuka internet. Aku melirik sekilas wallpaper handphonenya. Gambar sebuah gedung dan 6 orang di depannya.
“ Eoh? Siapa itu?” Aku merebut handphonenya. L hanya diam saja melihatku merebut handphonenya. Hyun Woo yang penasaran juga ikut melihat wallpaper handphonenya.
“ Siapa 6 orang ini?” Hyun Woo menarik wajahnya dari hadapan handphone L.
“ Mereka adalah rookies dari Woollim Entertainment. Kalian tidak tahu?” L akhirnya kembali merebut Handphonenya dari tanganku.
“ Nde??? Ah.... Jadi 6 orang itu rookies dari Woollim Entertain. Tapi katanya ada 7 orang. 1 lagi siapa?” Aku kembali bertanya.
“ Sudahlah Tae Jang-Nim, Ayo kita mulai saja. Nih Chordnya, Aku sudah hafal” L kembali memberikan Handphonenya padaku. Aku menerimanya.
“ Yak! Sudah kubilang berhenti memanggilku dengan nama itu!” Tak sampai sedetik kemudian L sudah mulai memainkan gitarnya. Hyun Woo juga sudah mulai menyiapkan suaranya. Jadi aku mulai mengikuti mereka, dan memetik senar gitarku. Aku mulai menyanyikan bagian Seohyun.
Maen cho eum neo reul bu deon nal
Sujubki man ha deon neo yae mageun misodo
Oneuri jina myeon kakkaweo jilkeoya
Mae il seollae neun kidae reul hae
Mu seun mareul keon nae bulkka
Ottohkae ha myeon neega useo jul ka
So neul keo nae bu da eosaek hae jill ka bwaMeojeogeun useum man useo bwa
Setelah selesai bagianku, Kami bertiga Bernyanyi bersama di bagian Reff.
Uri seoro ban mal ha neun sa ee ga dui ki reul
Ajik cho geum seo tu reo go eo saek ha nae do
Komawoyo ra neun mal tu dae sin
Chum to chinagae ma reul hae jullae
Gila!!! Suara mereka berdua sangat serasi. Merdu sekali! Aku merasa agak tersinggung mendengar suara mereka berdua (Eh? Kok bisa?). Aku menghentikan permainan gitarku. Mereka berdua yang bingung melihatku juga ikut berhenti.
“ Ada apa Tae Rin ssi?” Hyun Woo berdiri dan berjalan menghampiriku.
“ Kenapa suara kalian merdu sekali? Aku iri dengan kalian” Aku menyandarkan gitarku di kursi.
“ Tch, Bukan suara kami yang merdu. Suaramu saja yang terlalu jelek” L meletakkan gitarnya juga. Aku melotot melihat L yang baru saja berkata sesuatu yang...
“ Yak!” Aku berniat berdiri untuk bertengkar dengan L, tapi Hyun Woo menahanku.
“ Aish, sudahlah Tae Rin ssi. Lagipula kupikir suaramu bagus kok. Kau hanya kurang Percaya diri” Hyun Woo menepuk pundakku.
“ Ah, sudahlah. Tujuan kita disini kan untuk mengembalikan gitar? Bagaimana kalau kita ke kantin?” Aku beranjak dari dudukku.
“ Ayo! L-ssi, Kami duluan ya!” Hyun Woo ikut berjalan keluar ruangan.
“ Tunggu!!! Tae Jang-Nim, Aku ikut” L pun ikut berdiri dan mengikuti kami ke kantin.
***
“ Hyun Woo ssi, daripada kau membangun sebuah toko, Apa tidak lebih baik kau membuat debutmu sebagai penyanyi saja?” Aku menyeruput jus semangkaku.
“ Nde? Ah tidak... tidak... Lagipula dalam dunia entertainment, Wajah juga diperlukan kan?” Hyun Woo dengan segera menepis saranku atau mungkin, dia menganggapnya sebuah pujian.
“ kalau begitu, Masuklah ke YG Entertain. Perusahaan itukan sangat besar, Mereka juga hanya melihat bakat dan kerja kerasmu, mereka tak terlalu memperdulikan wajah” Aku kembali menyarankan Hyun Woo.
“ Benarkah??? Memangnya ada yang seperti itu?” Aku mengangguk sambil tersenyum. “ baiklah akan kupikirkan dulu. Aku juga akan bertanya pada Eommaku”
“ Kalau kau L??? Kau kan bisa main gitar, Suaramu juga bagus. Dan wajahmu... harus kuakui kau lumayan keren... Meski aku benci mengatakan itu -_-“ Aku memalingkan muka pada kalimat terakhir.
“ Cih, kau ini berniat memuji atau tidak sih?” L mulai memanas.
“ Aish, sudahlah. Jangan memancing perdebatan disini. Jadi L, apa kau tak berniat untuk membuat debut?” Hyun Woo kembali menengahi kami.
“ Yeah... mungkin...” L berkata lirih. Meski kami masih bisa mendengarnya.
“ Oh! Kenapa kita tak membentuk suatu Band akustik saja???” Tiba tiba Hyun Woo mengeluarkan sebuah ide gila yang berhasil membuatku dan L tersedak.
“ Mwo??? Band??? Ah!!! Shireo!!!” Aku dengan tegas menolak.
“ Yah... lagipula jika aku membuat suatu band bersama kalian, Bagaimana nasib mereka?” L berkata sesuatu yang membuatku dan Hyun Woo bingung kuadrat.
“ Mereka?” Aku memiringkan kepalaku. “ Kau ini..... Kenapa sih?” Aku menampar pipi L.
“ Yak!!! Appo!!! Apa yang baru saja kau lakukan?” L menepis tanganku.
“ Aku hanya memastikan kesadaranmu” Aku membentuk peace dengan tangan kanan yang baru saja kugunakan untuk menampar pipi L.
“ Yak!!! Jika aku tidak sadar, dari tadi kau bicara dengan siapa Eoh???!!!”
“ Yah... mungkin saja kau baru saja kemasukan setan. Bisa saja kan???” Aku membuang sedikit jus semangkaku di sebuah mangkok berisi Ramyeon.
“ Yak!!! Apa yang kau lakukan bodoh!” L menarik mangkok itu.
“ Aku hanya membuang sedikit jusku. Memangnya apa lagi??? Dasar aneh!” Aku tak mau kalah dari L.
“ Kau yang aneh bodoh!!! Ini ramyeonku. Bahkan aku belum menyentuhnya sama sekali!!!” L mengangkat mangkok itu.
“ Oh...” Aku berkata singkat. Padahal aku baru saja menyembunyikan rasa maluku.
“ Eum, Bisa kita selesaikan masalah ini dengan tenang?” Hyun Woo mencoba masuk ke sela sela pertengkaran kami.
“ Ah i..iya... tentu saja Hyun Woo ssi” Aku hanya mengangguk gugup.
***
Kami bertiga sudah kembali ke dalam kelas. Aku menatap keluar jendela yang berada tepat di sebelah mejaku.
“ Aish... Andaikan saja suaraku sedikit lebih enak” Aku membenamkan wajahku di dalam kedua tanganku yang kutekuk. Sampai akhirnya suara mesin mobil dari bawah membuatku kembali mengangkat wajahku dan melihat kembali ke arah jendela.
“ Siapa di tengah tengah pelajaran yang datang kesini?” Aku melihat lebih dekat. Sampai akhirnya...
“ Han Tae Rin!!! Apa yang kau lihat di bawah sana!!!! Cepat buka bukumu dan pelajari!!!!” Park Sonsaengnim melemparkan kapur yang mendarat tepat di kepalaku.
“ Baik Ssaem...” Aku membuka bukuku, tapi tatapanku tak lepas dari mobil hitam yang baru saja datang. Mobil itu sudah diparkir sejak tadi. Tapi entah kenapa pemilik mobil itu tak keluar keluar.
“ Han Tae Rin!!! Kau melihat apa lagi??? Hal apa yang membuatmu sampai tidak merasa kalau buku yang sedang kau buka itu terbalik eoh?” Park Sonsaengnim menghampiri mejaku.
“ Ada sebuah mobil hitam di bawah Ssaem...” Aku menunjuk keluar jendela.
“ Benarkah??? Mungkin itu ‘mereka’. Kenapa ‘mereka’ datang cepat sekali? Kalau begitu, Kalian kerjakan tugas di buku itu saja. Saya akan menghampiri mereka di bawah” Park sonsaengnim meninggalkan bukunya di meja guru dan akhirnya keluar kelas. Tak lupa menutup pintu geser yang kusukai itu.
“ Siapa itu ‘mereka’?” Aku bertanya pada anak anak di kelas. Tapi sepertinya mereka tak mendengar suaraku. Atau mungkin memang sengaja tak mendengarku. Akhirnya aku memutuskan untuk mengerjakan tugas yang Park Sonsaengnim berikan saja.
***
“ Tae Jang-Nim, Kenapa Park Sonsaengnim Belum kembali?” Seorang yeoja di kelasku bertanya padaku. Benar, Ini sudah hampir satu jam sejak Park sonsaengnim meninggalkan kelas kami.
“ Iya. Apa sebaiknya aku mencarinya saja?”
“ Tidak usah. Kalau ternyata Park Sonsaengnim sedang membicarakan sesuatu yang penting, kau akan mengganggunya” L mencegatku.
“ Wae? Kalau kulihat Park sonsaengnim ternyata sedang berbicara, aku tinggal kembali ke kelas ini saja. Mudah kan?” Aku berjalan keluar kelas menuju ruang guru. Aku tidak langsung masuk. Tapi mengintip keadaan di dalam dulu. Samar samar aku mendengar Park Sonsaengnim dan kepala sekolahku berbicara dengan seseorang. Mungkin sih. Wajar saja aku bingung, karena kaca jendela ruang guru ini agak buram. Aku segera mengubah pendapatku dari seseorang menjadi beberapa orang setelah mendengar banyak suara dari dalam sana.
“Jadi, bagaimana kalu kita langsun ke kelasnya saja?”
“Ah, baiklah. Ayo guys”
“ Ne”
Aku segera berlari dari sana dan menuju kelas setelah mengetahui keadaan sedang tidak aman. Semua anak kelas menatapku, tapi aku segera memasang tampang ‘tidak terjadi apa apa’ di wajahku. Tak lama setelah itu, Park Sonsaengnim pun masuk diikuti seseorang di belakangnya. Tidak tidak... maksudku 7 orang.
“ Kalian sudah mengerjakan tugas kalian kan?’ Park Sonsaengnim segera mengendalikan suasana kelas yang bisa dibilang ‘agak’ kacau.
“ Sudah Ssaem!!” Semua menjawab serempak tanpa rasa ragu. Padahal aku tau mereka bahkan belum membuka bukunya.
“ Kalau begitu besok dibahas ya...” Park Sonsaengnim mengeluarkan smirk andalannya. Yup, Aku juga membalas ‘Smirk’ itu dengan tawa garing alias tawa disertai rasa gugup. :’v
“ Yah.... Ssaem. Kami sudah selesai tapi takut salah..”
“ Iya... soalnya susah susah”
“ Anda bahkan belum menjelaskannya” Dan lalala..... masih ada beribu ribu alasan lain yang dapat diucapkan oleh teman teman sekelasku untuk mencegah Park Sonsaengnim membahasnya. Tapi Park Sonsaengnim sudah mencegahnya dahulu sebelum itu terjadi.
“ Iya...iya... Kalau begitu kita sambut mereka dulu saja...” Park Sonsaengnim mempersilahkan 7 orang itu untuk maju selangkah.
“ Yup, Jadi kami akan memperkenalkan diri. Aku Kim Sunggyu. Dan yang pasti umurku tak jauh beda dengan kalian” Oke, kuakui nama itu tak asing ditelingaku. Wajah itu juga sepertinya aku pernah melihatnya. Yup, namja dengan mata sipit berkharisma itu.
“ Sunggyu-ssi” Salah satu temanku memanggilnya dengan gugup. Sunggyu menoleh kepadanya.
“ Ne?”
“ Ania... aku hanya mau bilang kalau kau sangat tampan” Semuanya diam. Yeoja itu tadi hanya tersenyum kikuk. Aku berusaha mencairkan suasana.
“ Ha...Ha....Hahaha!!!! :v” Aku tertawa meski sebenarnya aku tidak tertawa.
“ Ah... Ya... Terima Kasih” Sunggyu hanya menggaruk tengkuknya gugup. “ Kalau begitu biar kuperkenalkan yang lain. Disini ada Hoya, Sungjong, Sungyeol, Dongwoo, Woohyun dan....” Setelah perkataan Sunggyu itu aku jadi teringat sesuatu.
“AAAHHHH!!!!!” Semua anak melihatku. Lengkap dengan tatapan heran yang melkat tepat di wajah mereka. “ Kalian kan Rookie dari Woollim Entertainment itu kan??? Aku masih ingat jelas!!! Ada Hoya, Sunggyu, Dongwoo, Sungyeol, Sungjong, Woohyun, Dan Myung....” Aku terhenti. Aku menatap satu persatu mereka. Lalu terhenti pada orang yang berdiri di paling pojok sendiri. Tubuhnya pendek dan yah... maaf ya, untuk muka tidak bika diilang bagus...
“ Siapa satu lagi?” Teman temanku nampak tak sabar.
“ Myu...ng...Soo....” Aku menunjuk dengan ragu ke orang bertubuh pendek itu. “ Apa benar kau Myungsoo??? Meragukan” Ketujuh orang itu tertawa.
“ Hahah!!!!!! Ya benar, Aku MyungSoo!!!! Visual dari grup ini!!” Sahut orang bertubuh pendek itu.
“ Apa??? Visual????” Aku agak tidak terima dengan itu. Bagaimana bisa woollim entertainment memilih visual yang sangat ‘Tidak-berpenampilan-baik’ seperti dia??? “ Aku tidak percaya. Bagaimana bisa menejemenmu memilih orang ini??? Aku yakin dia bukan myungsoo. Myungsoo itu pasti orangnya tampan dan sangat keren. Iya kan???” Aku maju ke depan kelas.
“ Woooo.... Myungsoo ya.... kau punya fans...” Sunggyu berkata itu tapi entah tatapannya kemana. Yang jelas bukan orang pendek ini.
“ Tapi Han Tae Rin, perkataanmu tadi agak menyakitkan” Park Sonsaengnim menepuk bahu kananku.
“ Ah... Maafkan aku.... Aku benar benar minta maaf” Aku merunduk ke Arah orang yang tadi mengaku sebagai Myungsoo.
“ Yah, dia manajer kami. Ha Dong Hoon” Kim Sunggyu segera menjelaskan yang sebenarnya.
“ Ah... Be... Begitu...Sekali Lagi mafkan aku” Aku kembali mengulang kegiatan meminta maafku “ Tapi kalau begitu, Siapa Myungsoo yang sebenarnya?”
“ Yup, Dia adalah orang yang bersinar. Tampan dan sangat keren. Yah.... dia ada disana” sunggyu menunjuk seseorang. Aku melihat ke arah ujungnya. Yup, dia menunjuk ke arah L. Tunggu.... Apa? L. Kaget? Tidak bukan itu... masalahnya...
“Myungsoo itu pasti orangnya tampan dan sangat keren. Iya kan???”
Aku sudah mengatakan itu. Oh... Ya Ampun.....
***
TBC
0 komentar:
Posting Komentar