Minggu, 05 Juli 2015

FF - Not For Sale (Chapter 4)


Title : Not For Sale
Cast : Jeon Jungkook As Kim Jungkook, Kim Taehyung, And Other
Length : Chaptered
Genre : Family
Rating : PG-13
Author : Shin Hyun Chan
Note : Don't Be Silent Readers... T~T


Chapter 4 (Step By Step)


)o()o()o()o(


Jungkook POV


            Satu bulan sejak aku ada di Incheon. Aku juga sudah terbiasa menggunakan nama Jeon Jungkook. Tidak semua orang ramah disini.... BamBam adalah satu-satunya orang yang baik kepadaku. Dan baru kuketahui kalau BamBam sebenarnya bukan orang asli Korea. Dia ditemukan oleh ayahnya di Thailand dan ayahnya membawanya ke Korea.

            Banyak orang lebih tua yang kejam kepadaku. Tapi mereka akan berhenti melakukannya saat melihat BamBam ada di sebelahku. Yah, BamBam kan anak dari bos mereka. Terkadang mereka mengambil jatah makananku, mereka menyuruhku untuk menggantikan pekerjaan mereka. Dan bahkah mereka menyuruhku untuk membersihkan toilet di ruangan mereka. Dan situasi yang sedang kualami saat ini adalah situasi dimana mereka menyuruhku untuk menggangtikan pekerjaan mereka.

“ Jeon Jungkook!!! Lakukan dengan benar!!! Apa kau tak mau makan lagi hari ini???”

“ Lihatlah!!! Potongan kayunya tidak rapi!!! Ini tidak lurus!!! Apa kau buta???!!! Ini sangat kelihatan kalau tidak lurus, bodoh!!!”

“ Memang kayunya yang sudah seperti itu...” Aku membela diriku sendiri. Tapi sepertinya... tak akan membuahkan hasil...

“ Cih!! Kau berani melawanku sekarang ya???!!! Teman teman... lihatlah kelakuan bocah 18 tahun ini...” Alhasil berkat panggilan itu, Aku terkepung di dalam lingkaran orang orang dewasa yang sepertinya bersekutu dengan orang yang memarahiku sejak tadi.

“ Jeon Jungkook!!! Apa kau disana???” Suara ini... Adalah suara yang paling dibenci oleh orangorang disini. Tapi ini adalah suara yang kunanti-nanti. Seketia, lingkaran itu bubar. Mereka melanjutkan pekerjaannya lagi. Yah, seperti yang kalian tahu, itu adalah BamBam.

“ BamBam, Apa yang membawaku kemari???” Aku menghampiri BamBam yang sepertinya masih mencari-cariku.

“ Aku punya berita untukmu. Ayo kita ke kamar dan bicarakan ini...”

“ Bicarakan apa???”

“ Sudahlah... ayo cepat!!!” BamBam menarik tanganku dan membawaku ke kamar kami. Sesampainya disana, BamBam menyuruhku untuk membereskan barang-baangku dan memasukkannya ke dalam koper besar yang sudah ada disana. Aku hanya menurutinya saja.

“ Sudah selesai, Jadi... sebenarnya ada apa?” Aku duduk di samping BamBam. Tepatnya di atas ranjang susun milik kami.

“ Kita akan dipindahkan ke Jejudo”

“ Apa? Kenapa tiba-tiba sekali?”

“ Yah... Aku sudah tak tahan melihat kelakuan mereka yang menyiksamu. Aku mengatakan itu pada ayahku. Tapi dia tak percaya. Dan kemarin... ayahku melihat semua rekaman CCTV. Akhirnya dia melihat semuanya dengan matanya sendiri. Dan dia memutuskan untuk memindahkan kita ke anak perusahaan kayunya”

“ Huwaa!!!! Terima kasih banyak BamBam!!!” Aku berhambur memeluknya.

“ -_- Ah... iya...iya... Sekarang bawa barang-barangmu keluar ya... -_- “ Aku melepas pelukanku dan membawa semua barang barangku keluar. Diluar sudah ada mobil yang akan membawa kami ke bandara. Aku memasukkan koperku ke dalam bagasi mobil.

“ BamBam... kalau ternyata disana sama saja bagaimana???”

“ Ah... sudahlah jangan berfikiran buruk dulu... yang penting sekarang kita berangkat dulu...”

“ Yah.... Yah... baiklah....” Aku dan BamBam masuk ke dalam mobil. Kami berangkat kesana diantar oleh supir pribadi ayah BamBam.


)o()o()o()o(


Taehyung POV

“ Taehyung, Ayo kita berangkat sekarang” Aku mengangguki ajakan Jimin.

“ Berapa banyak yang kita butuhkan?”

“ Aku juga tidak tau, Tapi mereka bilang, Kita hanya perlukesana untuk mengambilnya...”

“ Baiklah...” Kami akan berangkat ke Incheon untuk mengambil kayu-kayu pesanan pabrik kami. Mereka bilang, kami akan membuat kursi sebanyak 50 buah. Dan sudah jelas itu membutuhkan banyak kayu. Aku dan Jimin kebagian untuk mengambil kayu kayu yang ada di Incheon. Perjalanan dari Gwangju dan Incheon tidaklah sebentar. Mungkin hampir sama dengan Gwangju-Seoul. Kami malam-malam dan sampai disana pagi harinya.

“ Wow.... meskipun aku hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa... rasanya pantatku seperti terbakar” Aku mengelu-elus pantatku sendiri. Tapi Jimin memukulnya.

“ Yak!!! Tak ada waktu untuk melakukan meditasi pada pantatmu!!! Ayo kita temui orang yang bernama BamBam ini...” Jimin menempelkan kertas yang bertuliskan nama BamBam di wajahku.

“ Baiklah.... Baiklah...” Aku mengambil kertas yang tertempel di wajahku itu. Kami memulai pencarian orang yang bernama BamBam ini. Kami berputar putar, berkeliling kesana kemari tanpa bertanya siapa-siapa. Aku hanya mengikuti prinip Jimin yaitu ‘Kita cari saja orang yang wajahnya cocok dengan nama BamBam ini...’ Kami melihat wajah orang orang satu persatu. Lalu aku menyadari bahwa kami tidak akan menemukannya kalau aku terus berpegang teguh pada prinsip Jimin

“ Yak!!! Park Jimin!!! Apa kau tak akan berhenti mengikti prinsip anehmu itu??? Sudah jelas kita tak akan menemukannya dengan cara seperti ini!!!” Aku menjitak kepala Jimin.

“ Hahaha... maaf... baiklah... ayo kita tanya seseorang” Kami mulai mencari seseorang yang kira-kira enak untuk ditanyai. Sampai suatu suara menarik perhatian kami.

“ Cih!! Kau berani melawanku sekarang ya???!!! Teman teman... lihatlah kelakuan bocah 18 tahun ini...” Aku dan Jimin menoleh ke arah suara itu berasal. Seseorang ditengah kerumunan banyak orang tampak menunduk. Sepertinya orang itu sedang dimarahi atau apalah...

“ Taehyung, sepertinya sekarang bukan saat yang tepat untuk bertanya ya??” Aku mengangguk mengiyakan kata Jimin. Lalu....

“ Jeon Jungkook!!! Apa kau disana???” Seseorang berlarian mencari-cari orang yang bernama Jeon Jungkook. Tunggu... Apa baru saja aku mendengan Jungkook???

“ Jeon.... Jungkook???”

“ Eoh??? Apa kau mengenal orang yang bernama Jeon Jungkook???” Jimin sepertinya menyadari yang baru saja kukatakan.

“ Ah... tidak... Hanya saja.... aku mengingat adikku yang bernama jungkook... mungkin nama mereka sama” Aku tersenyum “ Ah!!! Mereka bubar!!! Ayo kita tanyakan pada seseorang” Aku menarik Jimin untuk bertanya pada seseorang.

“ Permisi.... Apakah disini ada seseorang yang bernama BamBam?” Kami bertanya pada seseorang yang sepertinya sudah sangat tua. Terlihat dari bagaimana dia berjalan dan rambutnya yang sudah berubah menjadi warna putih.

“ BamBam??? Ah... dia baru saja pergi bersama temannya...”

“ Ah begitu ya pak....”

“ Kalian dari mana???”

“ Oh... Bos kami menyuruh kami untuk mengambil pesanan kayu yang sudah dia pesan”

“ Oh itu.... kalian bisa ikut aku saja. Ayo...” Aku dan Jimin mengangguk lalu mengikuti orang tua itu menuju gudang yang berisi kayu-kayu yang sepertinya sudah dipesan.

“ Kalian tunggu diluar saja... Biar kupanggil teman-temanku untuk menyiapkannya...” Kami berdua hanya menuruti apa kata orang itu. Aku dan jimin pergi keluar di halaman dekat gerbang utama. Disana ada sebuah mobil dengan bagasi yang terbuka. Lalu dua orang dengan koper menghampiri koper itu dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil itu. Setelah mereka menutup bagasinya, mereka masuk kedalam mobil itu.

“ Park Jimin, tunggu disini” Aku berlari mengejar mobil itu. Dan disaat yang sama saat aku mulai berlari, Mobil itu mulai bergerak meninggalkan tempat ini.

“ Hey Tunggu!!!!” Pada akhirnya aku menyerah untuk mengejar mobil itu. Jimin menghampiriku.

“ Hey, ada apa?”

“ Tidak apa-apa, Aku hanya penasaran tentang sesuatu....”

“ Apa itu?”

“ Eum... kita cari tempat duduk dulu, baru aku akan menceritakannya...”

“ Oke,”

)o()o()o()o(

“ Jadi, apa yang membuatmu penasaran, Kim taehyung???” Aku dan Jimin duduk di sebuah batu besar di bawah pohon di samping gerbang utama.

“ Tidak.... Hanya saja..... Aku mempunyai adik yang bernama, Jungkook....”

“ Ah.... Jadi tadi itu adikmu ya?”

“ Bukan.... sudah jelas kalau dia adikku pasti marganya Kim.... tapi dia Jeon jungkook...”

“ Memangnya dimana adikmu sekarang...”

“ Aku menjualnya ke Inche.....” Dan tiba-tiba saja aku menyadari sesuatu.... “ Oh Ya Ampun!!! Bagaimana bisa aku....Sial!!!”

“ Hei, Kau kenapa sih?” Aku sibuk dengan pikiranku sendiri sehingga tak menghiraukan perkataan Jimin.

            Ini di Incheon... Dia adalah jungkook.... dan salah satu orang tadi mengatakan.... ‘lihatlah kelakuan bocah 18 tahun ini...’ Itu berarti.... dia berumur 18 tahun... Jungkook berumur 18 tahun!!! Sekarang aku yakin kalau itu adalah Jungkook... dia adalah Kim Jungkook....

“ Bagaimana aku bisa melewatkan kesampatan ini....” Entah kenapa aku ingin menangis... Aku benar rindu pada Jungkook.... Adikku....

“ Tenanglah Taehyung.... sekarang ceritakan padaku....”

“ Aku menjual Jungkook.... ke Incheon....” Dan aku benar-benar menangis. “ Aku meraa bersalah padanya. Tapi aku benar-benar tak menjualnya.... orangtua kami yang menjual kami berdua... Aku tak akan pernah menjual Jungkook... tapi jika aku menentang perjanjian mereka dengan orangtua kami.... hal yang lebih buruk pasti akan terjadi.... dan aku tak mau itu....”

“ Jadi begitu....”

“ Aku benar-benar ingin bertemu dengannya..... Bahkan tak apa jika aku hanya melihatnya tersenyum....”

“ Aku tau perasaanmu Taehyung.... Aku juga memiliki masa lalu yang hampir sama denganmu...”

“ Apa?”

“ Aku juga punya seorang adik...”

“ Hm? Kau juga punya? Siapa dia?”

“ Park Jaemin, dia seumuran dengan adikmu.... Kasus kami pun juga sama denganmu... Orangtua kami menjual kami... Tapi mereka bilang dengan terang terangan pada kami.... Sejak dulu memang orangtua kami... tak pernah peduli denganku dan Jaemin...”

“ Lalu? Dimana adikmu sekarang?”

“ Aku tidak tau....”

“ Maksudmu?”

“ Setelah kami tau itu, kami berdua mencoba kabur dari rumah.... Itu terjadi saat aku berumur 14 tahun... Aku dan Jaemin pergi dengan mengendarai mobil ayah, Tapi aku saat itu masih tak bisa mengemudi... Jadi aku hanya mencoba-coba apa yang aku lihat saat ayahku biasanya mengemudi....” Jimin menunduk lalu mengambil nafas panjang “ Lalu saat itu... mobil suruhan ayahku datang dan menabrakkan mobilnya ke mobil kami.... mobil kami terlempar jauh karena kecepatan mobil itu.... Adikku terluka sangat parah.... banyak darah yang keluar dari kepalanya...”

“ Apa dia.... meninggal???”

“ Tidak.... Aku membantunya keluar dari mobil, saat itu dia sudah tak sadarkan diri. Lalu sebelum orang orang yang menabrak kami menghampiri kami... Orang lain sudah mendatangi kami terlebih dahulu. Mereka adalah seorang wanita dan seorang pria. Kedua orang itu memasukkan Jaemin ke dalam mobilnya. Aku juga ikut masuk. Tapi sebelum kami berangkat, rombongan itu sudah meraih mobil kami. Kami bertiga keluar dan meninggalkan Jaemin di dalam.... Seseorang membekapku.... lalu semuanya mulai kabur.... apa yang terakhir kulihat adalah.... rombongan itu menusuk kedua orang yang menolong kami dengan pisau, tepat di dada mereka.... Dan saat aku tersadar... Aku sudah ada di pabrik tempat kita bekerja...”

“ Ya ampun Jimin... aku tak menyangka bahkan cerita kehidupanmu lebih menyakitkan dari hidupku....”

“ Ya, Aku sudah tak pernah melihat adikku lagi sejak 6 tahun ini.... Aku bahkan hampir lupa kalau aku itu punya adik.... Kaulah yang mengingatkanku kalau aku dulu pernah punya adik”

“ Aku... minta maaf Jimin....”

“ Tidak apa-apa Taehyung....”


)o()o()o()o(


2 hari setelah Taehyung dan Jimin kembali dari Incheon

“ Ayo! Semangat Taehyung, tinggal 5 kursi lagi....”

“ Kau sudah mengatakan itu berkali kali Park Jimin!!! Sudahlah...lakukan saja apa yang harus kau lakukan...” Taehyung menendang kaki Jimin.

“ Auw!!! Hey!!! Menendang boleh saja!!! Tapi lihat-lihat dong!!! Itu tulang kering!!! Tulang kering!!!!”

“ Hahaha.... maaf... maaf”

“ Jimin!!! Taehyung!!!” Seseorang memanggil kami dengan nada marah. Siapa lagi kalu bukan bos kami. Kami menghampirinya. Tak lupa membungkuk memberi hormat.Saat kami kembali berdiri tegak, Bos kami tersenyum sangat lebar. Yah, kami tak pernah melihat dia tersenyum sepeti itu... bahkan dari ekspresi Jimin, aku bisa mengartikannya kalau dia tak pernah melihatnya tersenyum selebar itu selama 6 tahun ini. Seketika aku bergidik ngeri. Mungkin akan terjadi seuatu pada kami berdua.

“ Eum.... Apa kami membuat kesalahan???” Aku bertanya dengan hati-hati. Bukannya berhenti tersenyum dan menggantinya dengan amarah. Bos kami malah tertawa dengan keras, ralat... Sekeras-kerasnya. Semua orang digedung ini kaget mendengar tawanya itu.

“ HAHAHAHAHA!!!! Tidak... kalian tak berbuat kesalahan....”

“ Lalu..???”

“ Kalian akan kupindahkan ke anak perusahaan temanku....”

“ APA??? Dipindahkan???” Aku dan Jimin mengatakan itu bersamaan.

“ Iya, kalian akan pindah ke Jejudo...”

“ JEJUDO????” dan... kembali...aku dan Jimin kembali kaget bersamaan.

“ Iya.... Hahaha... mungkin disini orang orangnya terlalu tua untuk kalian... jadi kupindahkan kesana... disana banyak yang seumuran dengan kalian. HAHAHA!!!...”


)o()o()o()o(


“ Kita benar-benar akan pindah eoh???” Aku mengemasi barang-barangku.

“ iya...” Jimin menjawab pelan.

“ Hey! Kau kenapa sih?”

“ Aku tak apa-apa....”

“ Bohong!!!” Aku menjitak kepala Jimin.

“ Aku benar-benar tidak apa-apa...”

“ Pembohong!!!” Dan... sekali lagi aku menendang tulang kering Jimin.

“ Auw!!! Baiklah!!! Baiklah!!! Aku hanya kesal... Kenapa tidak dari dulu saja aku dipindahkan???!!! Kalau memang disana banyak yang seumuran denganku!!!! Puas???!!!!” Jimin mengelus-elus kakinya.

“ Haish... ternyata gara-gara itu...”

“ Kau menyebalkan!”

“ Huahahaha!!! Maaf... maaf... Lagipula... coba pikirkan ini.... kalau kau sudah dipindahkan kesana bertahun tahun yang lalu.... Kau tak akan bertemu denganku disini dan mendapat teman yang seumuran.... Apa kau tak kasihan padaku yang akan kesepian disini???....” Aku memasang wajah-wajah memelas.

“ Menjijikkan!”

“ Apa??!!!!”

)o()o()o()o(


Jungkook POV

“ Jungkook.... Bisa aku minta tolong padamu?”

“ Iya hyung?”

“ Tolong pergilah ke kamar 312.... rapikan kamar itu.... Akan ada orang baru disini”

“Baiklah...”

“ Ini kuncinya...” Aku menangkap kunci yang dilempar oleh Seokjin hyung. “Terima kasih ya Jungkook...”

“ Ya, tak masalah...” Akupun segera menuju ke kamar nomer 312.

“ Ya ampun... berdebu sekali....” Aku menutup hidungku dengan masker yang biasa kupakai saat kerja. Lalu mulai membersihkan kamar itu. Mulai dari menyapunya.... lalu merapikan barang barang disana, dan terakhir.... membersihkan kamar mandinya.

“ Nah!!! Sudah selesai!!!” Aku tersenyum dan mengacungkan jempol ke diriku sendiri. “ kau hebat Jeon Jungkook!!!” Senyumku tak lepas selama beberapa detik. Tapi tak lama.... Senyumku mulai memudar....

“ Jeon Jungkook....” Aku menatap pantulan wajahku di cermin yang berada di hadapanku. “ Apa tidak apa-apa jika aku mengganti namaku???” Tiba-tiba saja aku mengingat semua kenanganku bersama Taehyung hyung. Bukan.... maksudku Kim Taehyung....

“ Ah!!! Lupakan itu semua!!!” Aku berniat untuk keluar dari kamar. Tapi pandanganku tertuju pada sebuah benda kecil menonjol di tempat tidur tingkat di pojok kamar.

“ Ya Ampun!!! Ini bisa bahaya sekali!!!” Aku mengambil palu yang kebetulan kubawa sejak tadi. Yah... Benda apa lagi itu kalau bukan paku.... Aku terus membenarkan paku itu sampai benar benar menancap dan yakin kalau tidak akan melukai orang yang akan tidur disini nanti. Aku keluar kamar dan melihat seseorang yang sedang bingung mencari sesuatu. Sepertinya dia adalah orng yang akan pindah kesini.

“ Hey, boleh aku bertanya?”

“ Ya., tentu saja”

“ Apa kau tau kamar untuk kami? Kami adalah orang baru.... Mereka bilang,. Kamar kami adalah kamar yang sedang dibersihkan”

“ Kami?”

“ Ya, temanku juga sedang mencari kamar kami sekarang”

“ Ah... jadi 2 orang... Kamar kalian ada di tempat dimana aku baru saja keluar. Aku baru membersihkannya”

“ Oh... Terima kasih!!! Dan terima kasih juga telah membersihkan kamar kami”

“ Tentu saja... Kalau begitu... aku pergi dulu” Aku pergi ke arah sebaliknya, menuju ke tangga. Lalu melepaskan masker yang aku kenakan.


)o()o()o()o(


Taehyung POV

“ Suasana di Jejudo memang berbeda...” Aku meregangkan otot otot leherku lalu menarik nafas dalam-dalam.

“ Huwaaa... Aku tak percaya aku ada di jeju!!!”

“ Yah!!! Aku juga.... tapi sayangnya... kita disini untuk bekerja... bukan bermain-main”

“ tepat sekali”

“ Sudahlah, ayo kita tanya” Aku dan Jimin masuk ke dalam bangunan yang sepertinya adalah tempat para bekerja tinggal. Seperti yang bos kami katakan. Tempat ini dipenuhi dengan orang-orang yang masih seumuran dengan kami. Aku menghampiri orang yang sednag bermain kartu bersama temannya.

“ Permisi... Kami mau tanya...”

“ Ya?”

“ Kami orang baru... yang dipindahkan dari Gwangju... Kalau boleh tau... Dimana pemimpin tempat ini???”

“ Ah... Kalian orang baru yang dari Gwangju itu... Kalian tak usah mencarinya.... kalau kau mencari pemimpinnya... dia ada di Incheon... lagipula, yang harus kalian lakukan sekarang adalah menuju kamar kalian dan merapikan semua barang-barang kalian”

“ Ah... jadi begitu... Lalu, dimana kamar kami?” Jimin menggantikan posisiku yang sebelumnya bertanya.

“ Kalian ke atas saja... cari kamar yang pintunya terbuka. Kamar kalian sedang dibersihkan oleh salah satu teman kami...Kami lupa nomer kamar kalian... Jadi cari yang sedang dibersihkan saja”

“ Baiklah, terima kasih” Dengan jawaban seperti itu tentu saja membuatu dan Jimin terus berkeliling-keliling mencari kamar kami. Dan pada akhirnya, kami berhenti di sebuah kamar dengan pintu terbuka. Aku masuk kesana dengan hati hati... sedangkan Jimin masih ada di luar.

“ Apa kamar ini?” Aku melihat ke nomer kamar “Nomer 311 kah?” Aku masuk ke dalam kamar. Tapi tak mendapati siapa siapa di dalam sana. Lalu sebuah suara mengagetkanku. Itu adalah suara paku yang sedang dipukul dengan palu. Suaranya sangat dekat. Aku berkeliling menyusuri kamar itu untuk mencari sumber suaranya. Tapi tidak ada.

“ Firasat ini......” Aku meletakkan kedua tanganku di depan dadaku “Kim Jungkook???....” Entah kenapa aku memiliki firasat kalau Jungkook ada di dekatku. “Tidak mungkin... dia ada di Incheon...” Aku membatin pada diriku sendiri. Tak lama, suara itu berhenti. Dan aku melanjutkan kegiatanku menyusuri kamar ini. Aku masuk ke dalam kamar mandinya. Sampai....

“ Hey!!! Taehyung, kemarilah” Jimin memanggilku dari pintu kamar. Aku tak jadi masuk kamar mandi dan menghampirinya ke pintu.

“ Apa?”

“ Aku sudah menemukan kamar kita”

“ dimana?”

“ Tepat disebelah kamar yang kau masuki, kamar nomer 312”

“ Aaa~~~ tau darimana kau?”

“ Seseorang yang memakai masker baru saja keluar dari kamar itu dan memberitahuku. Dia baru saja selesai membersihkan kamar kita”

“ Siapa namanya?”

“ Aku tak tau...”

“ Haish kau ini.... Aku belum berterima kasih padanya karena sudah membersihkan kamarku...”

“ Tenang saja aku sudah mengatakannya”

“ Itu kan kau.... Aku kan belum??? Bagaimana dengan wajahnya? Apa kau ingat?”

“ Sudah kubilang dia memakai masker Kim taehyung”

“Hah... baiklah” Aku terduduk di ranjang susun kami.

“ Tapi aku ingat sesuatu...”

“ Apa?”

“ Dia.... lebih tinggi dariku...”

“ Cih!!! Kau mau kutendang lagi hah???”

“ Haha.... aku hanya bercanda... baiklah....baiklah.... maaf.... hahaha.... Ayo kita mulai bereskan barang-barang kita...” Jimin melepaskan ranselnya dari punggungnya,

“ Tapi..... Jimin,”

“ Hm?”

“ Aku baru saja merakan hal yang aneh....”

“ Seperti apa???”

“ Aku merasa.... Bukan bukan.... Aku memiliki firasat kalau Jungkook ada didekatku...”

“ Jungkook??? Siapa Jungkook???”

“ Adikku -_- “

“ Oh iya, maaf. Aku lupa... hehe...”

“ Huh! Tapi..... aku benar benar merasakan itu.... firasatku bilang kalau Jungkook ada didekatku...”

“ Yah... itu yang mereka katakan sebagai ikatan saudara. Kau sebagai kakaknya akan selalu merasakan kalau Jungkook selalu dekat denganmu.... Jungkook juga pasti akan merasakan kalau kau selalu ada bersamanya...”

“ Yah.... Lagipula Jungkook ada di Incheon sekarang...” Aku menunduk.

“ Itu berarti kau memang benar benar kakaknya Taehyung... kau adalah kakak yang baik... Kalian mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat...” Jimin tersenyum.

“ Begitukah??? Tapi.... bukan perasaan seperti itu yangaku rasakan”

“ Lalu?”

“ Aku merasa.... Jungkook benar-benar ada disini bersamaku.... Dia ada disini.... di tempat ini....”


)o()o()o()o(


Author POV

            “Dan disaat aku mulai melangkah mendekatimu.... Kau menjauh pergi dariku... tapi aku yakin.... Langkah demi langkah.... aku akan meraihmu.... Aku pasti akan mendapatkanmu kembali.... Aku akan menunggu disaat aku bisa bertemu denganmu lagi. Aku yakin, kita pasti akan bertemu lagi. Aku berjanji... aku adalah orang yang pertama akan menyapamu... saat kita kembali bertemu.... Tak ada yang dapat memisahkan kita.... Hanya satu.... hanya satu tembok yang memisahkan kita dan membuat kita jauh... Yaitu.... kebencianmu padaku”

–Not For Sale


TBC

0 komentar:

Posting Komentar

 

K-Pop Area Indonesia Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang