Senin, 06 Juli 2015

[TRAILER] FF - Taeyang (SUN) [Oneshoot]


Title : Taeyang (SUN)
Cast : Kim Taehyung, Han Taeyang, Jeon Jungkook, BTS Members
Genre : Sad, Romance
Rating : PG-13
Author : SHC
Lenght : ONESHOOT




*************************







*************************

Minggu, 05 Juli 2015

FF - Not For Sale (Chapter 5)


Title : Not For Sale
Cast : Jeon Jungkook As Kim Jungkook, Kim Taehyung, And Other
Length : Chaptered
Genre : Family
Rating : PG-13
Author : Shin Hyun Chan
Note : Don't Be SiDers

Chapter 5 (Reach You)


)o()o()o()o(


Taehyung POV


“ Kim Taehyung, apa kau sudah mendapat kabar tentang adikmu???” Jimin menghampiriku yang sedang membereskan kamar kami berdua.

“ Tidak, memangnya kenapa?” Aku berhenti sejenak untuk menatapnya.

“ Tidak apa-apa... Aku hanya bertanya.... Akhir-akhir ini kau sedikit murung, Pasti tentang adikmu kan?”

“ Ya, aku masih bingung dengan firasat yang akhir-akhir ini sering kurasakan...” Aku menjawab dengan melanjutkan kegiatan bersih-bersihku.

“ Hah? Kau masih merasakannya sampai sekarang?”

“ Iya... Dan itu sering sekali terjadi...”

“ Woah.... kau benar benar tak bercanda Kim Taehyung....”

“ Yah.... bagaimana jika dia benar benar disini?” Pada akhirnya aku menyelesaikan kegiatanku dan duduk bersama diatas ranjang bersama Jimin.

“ Eoh? Bukannya itu bagus? Kenapa malah tak senang???”

“ Bukannya aku tak senang.... Tapi....”

“ Tapi???”

“ Aku hanya tak tau.... respon apa yang akan kuberikan jika ak bertemu dia lagi.... Setelah semua ucapan yang ia katakan padaku.... Sekarang dia telah menjadi orang lain.... Dia benci padaku.... dan tak mau melihatku lagi...”

“ Taehyung-ah...”

“ Tapi aku akan tetap menganggapnya adikku!!! Jungkook adalah satu-satunya adikku di dunia ini....” Aku menggenggam erat tanganku sendiri dan meninjukannya dengan keras ke udara.

“ Kim Taehyung!” Jimin menangkap tanganku dan menurunkannya kembali.

“ Apa?”

“ Kenapa tak kau beritahukan saja?....”

“ Beritahukan apa?”

“ Kenapa tak bilang saja yang sebenarnya pada Jungkook.... memangnya apa susahnya bilang ‘Bukan aku yang menjualmu, tapi orangtua kita’ Apa itu susah sekali? Aku tau sebenarnya sangat berat bagimu untuk menahan rasa sakit akibat semua ucapan adikmu itu.... Sudahlah... hentikan semua kebohonganmu... Katakan saja semuanya pada adikmu... Bukankah sebenarnya kau ingin mengatakannya???”

“ Ya!!! Aku ingin sekali.... Aku ingin mengatakannya.... Tapi aku tak bisa.... Kau tidak tahu betapa susahnya untuk mengucapkan kalimat-kalimat itu dari mulutku... Aku tidak bisa...”

“ Aku akan membantumu Taehyung....”

“ Tidak, aku tidak akan melakukannya.... Aku tak bisa membiarkannya membenci kedua orangtua kami... Aku tak bisa... Biarkan saja dia membenciku... Yang paling penting adalah tidak membiarkan dia tahu rahasia dari orangtua kami”

“ Kenapa?”

“ Huh?”

“ Kenapa kau mati-matian melindungi rahasia orangtuamu???”

“ Tentu saja, Aku sangat menyayangi mereka. Tapi aku juga sangat menyayangi adikku... Jadi aku tak bisa membiarkan adikku membenci mereka...” Aku tersenyum.

“ Maafkan Aku....”

“ Hah? Untuk apa?” Aku bingung dengan permohonan maaf Jimin yang tiba-tiba.

“ Mungkin.... Aku tak tahu perasaanmu.... Yah, mungkin jalan pikiran kita berbeda... Karena selama ini... Aku tak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orangtuaku...Yang aku punya adalah adikku.... Jadi mungkin.... Aku berfikiran hal yang berbeda denganmu....”

“ Tidak apa-apa...”

“ Aku hanya mencoba membantumu... Aku hanya kasihan melihatmu terus murung memikirkan keadaan adikmu....”

“ Terima kasih Jimin... tapi itu tak perlu... Lagipula kami berdua terpisah di tempat yang berbeda... aku tak tahu kapan bisa mengatakan itu dan aku juga tidak akan pernah mengatakannya”

“ Tapi..., Bagaimana jika dia memang benar-benar ada disini?”

“ Hah?”

“ Dengan semua firasatmu itu.... Bisa saja dia memang benar benar ada disini...”

“ Apa maksudmu???”

“ Ah.... Sudahlah... lupakan semua ini, ayo kita kembali lanjutkan pekerjaan kita saja, Kamar ini masih belum bersih. Aku akan mengambil vacuum Cleanernya” Jimin pergi untuk mengambil Vacuum cleaner di gudang. Aku hanya menatap kepergiaannya dengan segudang tanda tanya.


)o()o()o()o(


“ Seokjin Hyung, Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?” Aku menghampiri Seokjin hyung yang sedang memandangi segerombolan orang yang beramai-ramai bekumpul di halaman asrama kami.

“ Yah... ini sudah biasa sih,... mereka sedang membully seseorang disana. Sudah terjadi berkali-kali, Biarkan saja mereka”

“ Kau tak akan membantu orang itu?”

“ Biarkan saja, Aku bukan bos mereka. Aku juga pasti akan ikut dipukuli jika aku masuk kedalam sana”

“ Tapi kan kau ketua asrama hyung???”

“ Memangnya apa hebatnya ketua asrama eoh???!!!”

“ Ah.... Baiklah....” Lalu hening. Aku dan Seokjin hyung hanya menatap segerombolan orang itu. Dalam hati, aku merasa iba dengan orang yang dibully itu. Pasti rasanya sakit sekali.Yah... hatinya. Bahkan luka dibadan tidak sesakit yang ia rasakan di hatinya. Luka dihati sangat susah untuk dihapuskan.


            Tiba-tiba aku teringat dengan orang yang saat itu kutemui dengan Jungkook. Aku menyesal sudah meninggalkan orang itu begitu saja. Benar kata Jungkook, seharusnya aku menolongnya. Memang benar katanya, aku adalah orang yang jahat...

“ Taehyung, kau tak mencoba untuk membantunya?”

“ Tidak hyung....” Aku menunduk.

“ kenapa?”

“ Aku terlalu takut..... Aku terlalu memikirkan diriku sendiri.... bahkan aku gagal untuk mencegah mereka mengambil orang yang kusayangi...”

“ Eoh? Kau punya pacar?”

“ Bukan begitu....” Aku kembali menatap kerumunan orang itu “ Ah!!! Kenapa suasananya jadi begini sih??? Sudahlah lupakan....”

“ Baiklah... Baiklah...” Lalu suasana kembali menjadi hening. Tak mau suasana ini terus berlanjut, Aku memutuskan untuk kembali mengajak Seokjin Hyung berbicara.

“ Hyung, Apa kau tau siapa orang yang sedang dibully disana???”

“ Ya, dia juga pindah kesini tidak lama ini....”

“ Ah... Jadi dia juga anak baru? Wajar saja.... Tapi..., Aku kan juga anak baru? Kenapa mereka tak membullyku?”

“ Kau ini, masih untung kau tidak dibully... Kau juga mau dibully hah?” Seokjin hyung menjitak kepalaku.

“ Hahaha.... tidak... tidak.... aku kan hanya bertanya hyung...”

“ Yah, mungkin itu memang takdir anak itu... dia belum genap berusia 20 tahun.... dia masih 18....”

“ 18??? Apa kau tau siapa namanya???”

“ Tentu saja, dia J....”

“ Kim Taehyung!!!!” Sebuah panggilan memotong kata-kata yang akan diucapkan oleh Seokjin hyung. Aku menoleh ke arah sumber suara itu dan mendapati Jimin sedang berlari-lari kearahku sambil melambaikan tangannya.

“ Jimin? Ada apa?”

“ Aku punya berita penting untukmu, ayo cepat ikuti aku!” Jimin menarik tanganku.

“ Hyung!!! Aku pergi dulu!!!” Aku melambaikan tangan ke arah Seokjin hyung sambil berlari mengikuti Jimin.

“ Iya!!!” Setelah Seokjin hyung mengucapkan itu, aku terus menghadap depan untuk melihat ke arah mana Jimin membawaku. Sampai akhirnya aku menyadari kalau Jimin membawaku ke dalam ruangan yang berisi semua data-data para buruh di tempat ini.

“ Park Jimin!!! Kau akan membawaku ke dalam sana?”

“ Ya!!! Ini penting sekali Kim Taehyung” Jimin terus menarikku. Tapi aku berusaha mengerem dan menghentikan Jimin. Jimin yang menyadari bahwa aku tak lagi bergerak juga menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke arahku.

“ Kita tak boleh masuk kesana Park Jimin”

“ Tapi ini penting sekali”

“ Memangnya sepenting apa sampai kau mau masuk ke dalam ruangan yang tidak seharusnya kita masuki?”

“ Kim Taehyung.... Ini tentang adikmu....” Aku menatap mata Jimin lekat-lekat untuk mencari kebohongan dari yang ia katakan. Tapi aku tak melihatnya. Dia benar-benar mengatakan itu.

“ Apa.... Maksudmu???”

“ Jadi..... Kau mau kan???”

“ Jelaskan dulu maksudmu”

“ Kau akan tahu setelah kita ada didalam” Jimin kembali menarikku untuk masuk kedalam sana. Dan otomatis kakiku bergerak ikut setelah mendengar kata ‘Adikku’”

“ Kau tidak akan percaya apa yang kutemukan Kim Taehyung” Setelah sampai didalam sana Jimin langsung mengobrak-abrik rak buku disana. Setelah menemukan buku yang ia cari. Ia menunjukkannya padaku. Sepertinya saat Jimin kesini sebelumnya, ia tak sempat memberikan pembatas pada halaman yang ia maksud. Jadi sekarang ia masih mencari-cari halaman yang ia maksud. Sampai akhirnya ia menghentikan tangannya di suatu halaman.

“ Oh!” Jimin menatap halaman yang ia buka. Aku juga ikut melihatnya.

“ Kau mau menunjukkanku ini? Dia bukan adikku....”

“ Bukan! Bukan!!! Aku pernah melihatnya di suatu tempat....” Jimin kembali menatap foto orang itu lekat-lekat. “Sudahlah lupakan, bukan ini yang mau aku beritahukan” Jimin membuka satu halaman lagi. Lalu tersenyum dan memberikan bukunya padaku. “Ini...” Sambil tersenyum dan melihat kearahku Jimin menunjuk ke sebuah tempat kosong disana.

“ Apa?”

“ Apa dia adikmu?” Aku hanya mengerutkan dahi.

“ Adik apa? Aku tak melihat apa apa Jimin” Terkejut dengan yang aku katakan, Jimin lihat ke arah yang ia tunjuk.

“ Ah!!! Fotonya hilang, padahal sebelumnya ada disana. Sebentar biar kucari!!! Pasti ada disekitar sini....” Jimin mulai merangkak dan mencari ke seluruh tempat. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala dan kembali membaca data orang itu.

“ Jeon Jungkook.....” Aku terus membacanya ke bawah sampai berhenti di tanggal ulangtahunnya. Aku membelalakkan mataku membacanya “ Sa... Satu September?” Tanggal yang sama dengan hari kelahiran adikku. Aku menjatuhkan bukunya. Lalu berlari keluar.

“ YAKK!!! Kim Taehyung!!! Kau mau kemana???!!!! Aku sudah menemukan fotonya!!!!” Aku tak menghiraukan teriakan Jimin dan terus berlari ke halaman asrama kami, tempat semua orang berkumpul tadi. Tapi aku sudah tak melihat siapa-siapa disana. Aku menjatuhkan tubuhku dengan nafas yang terengah-engah.

“ SIAL!!!” Aku memukul tanah dengan kedua tanganku “ AARRGGHH!!!!” Aku menjambak rambutku sendiri sambil memejamkan mata. “ Kim Jungkook.... Itu kau kan???....” Aku menatap ke arah langit yang mulai gelap. Lalu mengubah posisiku menjadi tidur menghadap ke arah langit.

“ Ya.... Aku tau itu kau.... Aku tau selama ini kau memang ada didekatku....”


)o()o()o()o(


Jungkook POV


“ Jangan membantah kami dasar bodoh!!!!”

“ Apa maksud tatapanmu itu hah?!!!”

“ Mau melawan????!!!!”

“ Kau juga sama!!! Mau jadi seperti dia???!!!!” Seakan tak membiarkan kami bicara, Orang-orang itu terus menerus mengungkapkan kekesalannya pada kami.

“ Kenapa kalian lakukan ini pada kami??? Seberapa benci kalian pada kami??? Memangnya kesalahan apa yang pernah kami perbuat?” Aku mencoba untuk berddiri dengan kaki yang sudah berlumuran darah.

“ Cih!!! Apa perlu dijawab???!!! Jaman sekarang ini orang yang lemah selalu disiksa. Apa kau tidak tau??? Memangnya kau hidup di zaman apa?” Orang yang menjawab pertenyaanku menendangku kebelakang.

“ Manusia macam apa kalian ini? Apa kalian tidak pernah berfikir bagaimana rasanya jika kalian menjadi orang yang kalian siksa? Tidak... Mungkin kalian bukan manusia...” Aku menatap tajam mata mereka satu persatu.

“ APA MAKSUDMU HAH???!!!” Orang tadi menginjak kepalaku dengan sepatunya. “ Memangnya tidak boleh melakukan apa yang menjadi hobi kami??? Mengatakan kami bukan manusia??? Cih... kau itu berani sekali” Orang itu meningjak injak seluruh tubuhku.

“ YA!!! Kalian semua monster!!! Sampai kapan kalian akan melakukan semua ini??? Ini hobi kalian??? Cih! Omong kosong!!! Tidak pernah kutemui orang tanpa akal seperti kalian. Kalian sebut ini hobi???!!! Kalian benar-benar tak memiliki akal” Aku menahan kakinya yang kembali akan menginjakku.

“ APA???!!!” Orang itu kembali akan memukulku. Tapi salah satu temannya mencegahnya. Lalu membawanya pergi. Dan bersamaan dengan itu, semua orang bubar. Aku menoleh ke arah BamBam yang tergeletak disampingku.

“ BamBam... Apa kau tidak apa-apa???” Dia menoleh.

“ Ya, aku tidak apa-apa. Bagaimana denganmu??? Sekujur tubuhmu dipenuhi dengan darah. Apa kau masih bisa berdiri?” BamBam yang tak terluka terlalu parah berdiri dan menghampiriku dengan langkah yang pincang.

“ Ya.... sepertinya....” Aku berdiri dengan bantuan BamBam.

“ Ayo kita kembali ke kamar” BamBam metelakkan tanganku dilehernya dan membantuku jalan. Kami kembali ke kamar.

“ Yaampun... Jungkook.... Kenapa bisa sampai parah begini? Dihari-hari sebelumnya, kau tak pernah sampai seperti ini....” Di tengah jalan, kami bertemu Seokjin hyung. Aku tersenyum mendengar pertanyaannya.

“ Yah... Aku mencoba untuk melawan mereka hari ini.... tapi sepertinya sia-sia”

“ Maafkan aku karena tak bisa menolong kalian berdua....” Seokjin hyung menunduk. Aku menepuk bahu kanannya dua kali.

“ Tak apa-apa hyung.... Kami juga tau...”

“ Biar kubantu kalian...”

“ Tak usah.... tinggalkan saja kami berdua.... Kami tak apa-apa”

“ Kalian yakin???”

“ Iya... pergilah...” Seokjin hyung hanya menuruti kami dan pergi. Aku dan BamBam kembali berjalan menuju kamar kami berdua. Setelah sampai, BamBam mendudukkanku di ranjang. Sedangkan ia sendiri duduk di lantai.

“ Maafkan aku Jungkook.... Aku tak bisa menolongmu tadi....”

“ Tak apa-apa BamBam, Lagipula jika aku jadi kau... Aku juga tak akan sanggup menolong dengan keadaan babk belur seperti itu...”

“ Aku minta maaf Jungkook....” BamBam kembali minta maaf padaku. Air matanya juga mulai berjatuhan dari kelopak matanya. Aku turun dari ranjang dan duduk di sebelahnya.

“ Hei, jangan menangis... Sudah kubilang tidak apa-apa...”

“ Maaf Jungkook.... Andaikan saat itu kita tak pindah dari Incheon.... Kita tidak akan seperti ini...”

“ Sudahlah BamBam... Kita tak bisa mengulang yang sudah lalu...”

“ Apa kau mau kembali ke Incheon lagi?.... Aku akan bilang ke ayahku....”

“ Ha? Oh... terserah kau saja... Tapi sepertinya keadaan akan sama saja...”

“ Tidak. Mereka pasti akan diam jika melihatku....”

“ Baiklah.... kalau kau ingin kembali ke Incheon.... Aku akan ikut saja. Sekarang kau istirahat saja. Aku mau membersihkan diriku dulu.

“ Baiklah” BamBam berdiri dan naik ke ranjang bagian atas untuk tidur. Sedangkan aku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan semua lukaku. Setelah selesai, aku memastikan apakah BamBam sudah tidur, Lalu pergi keluar kamar.

Aku pergi ke koperasi untuk membeli obat merah dan juga beberapa perban untuk lukaku. Awalnya aku berniat untuk langsung kembali ke kamar. Tapi tiba-tiba perutku berbunyi. Jadi aku memutuskan untuk makan ramyeon sebentar disana.


)o()o()o()o(


Taehyung POV

“ Park Jimin, kau mau ikut?” Aku menghampiri Jimin yang tidur-tiduran di atas ranjangnya.

“ Eoh? Kau mau kemana?” Jimin beranjak dari posisi tidurnya.

“ Aku mau makan Ramyeon di koperasi? Kau ikut?”

“ Tentu...” Aku dan Jimin pergi keluar untuk makan Ramyeon di koperasi. Kami berjalan dengan hati-hati agar tidak mengganggu orang lain. Saat melewati sebuah kamar dengan pintu terbuka, Jimin berhenti.

“ Hey, kenapa?” Aku menghampiri Jimin yang tertinggal beberapa langkah dibelakangku.

“ Apa seseorang baru saja keluar dari kamar ini? Pintunya terbuka” Aku menatap pintu itu dan memandang aneh gagang pintu itu. Terdapat bercak darah di gagang pintu itu.

“ Hei, aku baru saja ingat ada perkelahian hebat hari ini. Mungkin pemilik kamar ini adalah korbannya”

“ Benarkah? Ayo kita masuk dan tanyakan apa dia baik-baik saja” Jimin masuk kedalam kamar itu. Aku mengikutinya. Didalam sana kami hanya melihat seseorang yang sedang tertidur diatas ranjang susun bagian atas. Yah... beberapa tubuhnya lebam.

“ Sepertinya dia sudah tidur. Ayo keluar. Biarkan dia istirahat. Nanti kita membangunkannya” Aku menarik-narik Jimin yang masih mengerutkan dahi melihat wajah orang yang tertidur itu.

“ Baiklah...” Kami berdua keluar dari kamar itu dan kembali berjalan menuju Koperasi. Setelah memesan dan mengambil 2 ramyeon di tempat, kami duduk di kursi yang berada di paling pojok.

“ Jimin-ah, sepertinya tadi kau terheran-heran melihat orang yang tertidur itu...” Sambil makan, aku memulai pembicaraan.

“ Eoh? Kau melihatnya? Yah... Aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat.... Tapi.... entahlah.... mungkin hanya perasaanku saja”

“ Ah... begitu... mungkin kau bertemu dengannya 6 tahun yang lalu?”

“ Entahlah... Aku juga tidak yakin.... tapi wajah itu sepertinya memang benar-benar tak asing bagiku”

“ Coba ingat-ingat lagi....”

“ Iya... Aku akan memikirkannya lagi nanti...” Aku hanya mengangguk angguklalu melanjutkan makanku. Aku mengunyah mie itu sambil melihat-lihat berkeliling. Lalu pandanganku terhenti pada seseorang yang sedang makan dan duduk membelakangiku.

“ Sepertinya.... dia tidak asing...” Aku berdiri untuk menghampiri orang itu “Jimin, aku kesana dulu sebentar...” Aku berjalan dengan pelan... Semakin dekat aku dengan orang itu... Aku semakin merasa hal yang biasanya kurasakan. Yah.... firasat itu.... Apa mungkin dia Jungkook???.... Pada akhirnya aku berdiri dibelakang orang itu. Aku menghela nafas dan mengumpulkan keberanian untuk memanggilnya....

“ Kim..... Jungkook????” Aku memanggilnya... Tapi tidak ada respon. Akhirnya aku menepuk pelan pundaknya. Sayang sekali, dia bukan Jungkook.

“ Apa kau memanggilku?”

“ Ah, maafkan aku.. mungkin aku salah orang. Kukira orang lain...”

“ Ah, iya tidak apa-apa”

“ Maafkan aku....” Aku menghela nafas lalu membalikkan badan.

PRAANG....

Seseorang dihadapanku menjatuhkan mangkoknya. Aku yang terkejut mengangkat wajahku dan menatap ke arah wajahnya.

“ H.... Hyung?” Orang yang memecahkan mangkoknya itu menatapku dengan tatapan tidak percaya. Aku yang baru saja tersadar dari apa yang kulihat juga ikut terkejut.

“ Jungkook!!!....” Kami menatap satu sama lain selama beberapa detik. “ Kim Jungkook....” Aku melangkah mendekatinya. Tapi Jungkook mundur selangkah.

“ Jangan mendekat!”

“ Kim Jungkook.... Kau kenapa?”

“ Maaf, tapi aku tak mengenalmu...” Jungkook berbalik untuk pergi. Tapi aku menahannya.

“ Kim Jungkook...”

“ Aku bukan lagi Kim Jungkook.... Aku Jeon Jungkook”

“ Jeon Jungkook??? Kenapa kau mengubah namamu??? Kau mengubah nama yang sudah diberikan oleh orangtua kita?”

“ ‘Kita’??? , Apa kita ini keluarga??? Cih, maaf... tapi aku tak memiliki keluarga sepertimu.....”

“ Kim Jungkook!!!”

“ Sudah kubilang aku ini Jeon Jungkook!” Jungkook menepis tanganku. “Aku bukan lagi Kim Jungkook.... Aku adalah Jeon Jungkook!!! Kau mengerti??? Kim Jungkook dan Jeon Jungkook adalah orang yang berbeda!!!”

“ Ya!!! Kalian berbeda..... Aku tidak pernah melihat Jungkook yang seperti ini. Jungkook tidaklah seperti ini... Kalian berbeda.... Bukankah kau adikku???”

“ Adik??!!! Disaat seperti ini bahkan kau masih memanggilku dan menganggapku sebagai adikmu??? Aku bukan lagi Kim Jungkook, adik yang selalu menyayangimu. Kini aku Jeon Jungkook!!! Aku adalah Jeon Jungkook yang membencimu dan akan selalu membencimu. Kau sudah bukan Hyungku lagi...”

“ Tidak!!! Aku masih hyungmu.... Kau adalah Kim Jungkook... Kau masih menganggapku sebagai hyungmu... Jika tidak.... Pastinya kau tidak akan memanggilku ‘hyung’ seperti disaat kau melihatku tadi!!!!” Aku mengatur nafas. Bahuku naik-turun menahan amarah yang dibuat oleh Jungkook. Sedangkan Jungkook hanya diam.

“ Kim Taehyung lepskan aku....” Bukannya melepaskannya, aku semakin mencengkram tangannya dengan kuat.

“ Kau mungkin membenciku.... tapi apa??? Mengubah namamu... hah! Apa kau pikir itu hal yang kecil??? Marga Kim adalah tanda bahwa kau adalah anak dari orangtua kita!!! Marga Kim diberikan padamu berarti orangtuamu menganggapmu sebagai anak mereka!!! Keluarga mereka!!! Dan sekarang kau bahkan menyia-nyiakannya dan mengubahnya seenakmu sendiri??? Lalu akan kau apakan namamu itu?”

“ Aku hanya tidak ingin menjadi satu keluarga denganmu!!!! Kau sudah menjualku dan aku membencinya!!! Aku tak percaya ada anggota keluarga yang menjual keluarganya sendiri!!! Apa itu yang kau sebut keluarga??? menjual satu sama lain? Sudah jelas kau menjualku!!!! Aku sudah tidak mau mendengar kata ‘Kim’ menempel di namaku!!! Aku membencimu!!!”

“ Tapi mau bagaimanapun.... Jika tuhan sudah mentakdirkan kita untuk menjadi sebuah keluarga.... Apa kau mau menentangnya??? Jika memang tuhan sudah mentakdirkan kita menjadi sebuah saudara yang sedarah.... Kau tidak bisa mengubahnya Kim Jungkook!!!”

“ Aku tau!!!! Aku hanya.... Aku hanya membencimu....”

“ Kim Jungkook.....”

“ Aku tak ingin bertemu denganmu lagi.... Aku sudah benar benar membencimu....”

“ Kim Jungkook.... Kembalilah menjadi Kim Jungkook yang aku kenal.... Aku tau sekarang kau benar benr membenciku.... Tapi Aku juga tau.... di dalam hati kecilmu itu.... Masih ada perasaan seorang Kim jungkook.... meskipun itu kecil.... dan tersembunyi di dalam sana.... Tapi aku yakin!!! Pasti masih ada.... Tidakkah kau ingin mencari perasaan itu dan mengembangkannya???...”

“ Aku tidak bisa.... Semakin aku mencari kedalamnya..... sisi hatiku yang lain akan semakin mencegahku untuk melakukannya.... Dan disaat aku sudah hampir menemukannya kembali.... sisi hatiku yang lain berkata padaku untuk semakin membencimu.... Dan akhirnya perasaan itu kembali hilang....”

“ Kau pasti bisa melawannya Kim Jungkook....”

“ Aku tidak bisa.... Aku sudah menentukan pilihan untuk membencimu.... Dan melupakanmu....”

“ Apa kau yakin??? Apa kau tidak akan menyesal nanti??? Jika kau memutuskan untuk meninggalkan perasaan itu.... Maka perasaan itu akan semakin hilang dan tenggelam kedalam kebencianmu”

“ Ya... Aku yakin....”

“ Lalu bagaimana denganku???”Aku menatap Jungkook lekat-lekat.

“ Aku tidak tau!!! Aku tak akan tau-menahu lagi tentang semua urusan kehidupanmu ... Tak lama lagi.... Aku akan melupakan semuanya.... Jadi jangan buat aku kembali bingung....”

“ Baiklah jika itu yang kau inginkan..... Asal kau bahagia dengan hidupmu... aku akan merelakannya” Aku melepaskan tanganku “ Tapi tak bisakah kau kembali menggunakan nama Kim Jungkook???...”

“ Aku akan memikirkannya lagi...”

“ Baiklah.... Tapi setidaknya, izinkan aku menyapamu di tempat ini dan tersenyumlah untukku.... Anggap saja kita baru berkenalan...”

“ Tidak bisa.... Aku akan kembali ke Incheon....”

“ Kembali ke Incheon??? Ke.... Kenapa???....”

“ Tidakkah kau melihat semua luka di sekujur tubuhku ini??? Akan jadi apa aku jika terus-terusan berada disini....” Aku menatap semua luka yang telah ia obati di seluruh tubuhnya. Lalu kembali menatapnya.

“ Tak bisakah kau tinggal??? Aku akan membantumu jika terjadi sesuatu lagi...”

“ Tidak....”

“ Kim Taehyung!!!” Aku dan Jungkook menoleh ke arah suara yang memanggilku. Dia Park Jimin.

“ Jimin...”

“ Kenapa lama sekali.... Aku juga sempat mendengarmu teriak-teriak tadi, Tapi aku tak mendengarnya dengan jelas karena ada segerombol orang yang duduk di sebelah meja kita tadi...” Jimin menoleh ke arah Jungkook. “ Oh!!! Dia adalah orang yang sama dengan yang kulihat difoto.... Dia adalah orang yang mau kutunjukkan padamu sebelumnya...”

“ Ya.... Benar.... dia adalah adikku.... Jungkook...”

“ Oh.... be.... benarkah??? Senang bertemu denganmu...”

“ Jeon Jungkook!!!” Kali ini sebuah suara datang memanggil Jungkook.

“ BamBam? Kukira kau sudah tidur tadi...”

“ Ya, Aku sudah tidur. Lalu aku mendengar seseorang membuka pintu kamar. Aku terbangun, kukira itu kau... Lalu saat kulihat, kau tidak ada di ranjang. Jadi aku mencarimu karena kukira.... mereka melakukan sesuatu lagi padamu...”

“ Ah... begitu....” Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya. Sedangkan Jimin maju mendekat kearah orang yang Jungkook panggil BamBam lebih dekat.

“ P.. Park Jaemin???” Aku terkejut dengan yang ia katakan. Sedangkan Jungkook dan BamBam terlihat kebingungan.

“ Park Jimin... Apa maksudmu???.... Dia BamBam...”

“ Kau.... Kau Park Jaemin kan????”


)o()o()o()o(


Author POV

            DI RUANG CCTV

“ Cih, Jadi mereka sudah bertemu ya??? Hahaha.... Ini jadi semakin menarik....”


TBC

 

K-Pop Area Indonesia Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang