Title : Hello Heaven
Cast : Jeon Jungkook,
Shin Hyemi
Author : SHC
Genre : Hurt
Lenght : Songfict
Rating : PG-13
Song : Ailee – Heaven
*****
You're my only one way
Only for you - I am thankful that I am next to you
You're the only one babe
You taught me love in this harsh world - I am happy with you alone
Only for you - I am thankful that I am next to you
You're the only one babe
You taught me love in this harsh world - I am happy with you alone
*****
Kedua bola mata Jungkook menatap
lekat punggung seorang wanita yang tengah berdiri membelakanginya. Angin musim
dingin berhembus meniup rambut lembut perempuan itu. Jari jari tangannya yang
lentik memegang helai helai rambutnya yang mulai berantakan karena tertiup
angin. Diteguknya segelas kopi hangat yang ia pegang sedari tadi. Jungkook
tersenyum memandang perempuan itu. Namun Jungkook tak berkutik dari tempatnya.
Membiarkan dirinya menatap sepuasnya punggung perempuan itu.
Pasangan-pasangan kekasih berjalan
mengitari taman tersebut menunggu turunnya salju pertama di muim dingin ini.
Mata mereka tampak berbinar menatap wajah pasangan mereka masing-masing.
Tangan-tangan tersebut menggenggam erat tak ingin kehilangan satu sama lain.
Disisi lain, Hyami hanya bisa menggenggam erat tangannya sendiri mencoba
menahan dingin yang merasuki tubuhnya. Sadar akan Hyemi yang mulai kedinginan,
Jungkook mulai melangkahkan kakinya menuju gadis itu.
“Kau
disini?” Ucapan Hyemi membuat Jungkook menghentikan langkahnya. Jungkook
tersenyum sejenak, lalu kembali berjalan.
“Ya, aku
disini” Jungkook berdiri di sebelah Hyemi.
“Aku
sudah menunggumu lama sekali” Hyemi membuang bungkus kopi yang baru saja
diminumnya ke tempat sampah di sebelahnya.
“Ya, aku
tau... Maafkan aku”
“Aku
kedinginan”
“Kalau
begitu, ayo kita masuk ke dalam ruangan... Jika kau terus memaksakan disini,
kau bisa mati kedinginan”
“Tapi
aku akan menahannya.... Aku akan menunggu sampai Salju pertama sudah turun”
Hyemi mendongak ke arah langit yang putih bersih. Angin kembali menerpa wajah
dan rambut Hyemi dengan halus. Membuat Jungkook semakin terpana dengan
kecantikan wajah gadis dihadapannya itu.
“Apa kau
benar-benar tidak apa-apa???” Jungkook memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaetnya untuk menghangatkan tangannya.
“Aku
pasti tidak apa-apa selama kau ada disisiku”
Jungkook
tersenyum. Dibelainya puncak kepala gadis itu perlahan “Tentu saja aku selalu
disisimu hm?”
“Oh? Ini
Salju???” Hyemi mengangkat kedua tangannya mencoba menangkap beberapa butiran
salju kecil yang baru saja turun dan mendarat tepat di tangannya. “Ini
indah....”
“Tentu
saja ini indah...” Jungkook ikut mendongakkan kepalanya dengan mata yang
terpejam mencoba merasakan udara dingin yang menyapu wajahnya.
“Astaga
ini semakin dingin.....Kita harus cepat pergi dari sini” Hyemi merapatkan
jaketnya. Dan membenarkan Syalnya yang mulai longgar.
“Ayo
kita pergi....”
“Kemana?”
“Ke
bianglala itu...”
“Ya,
tentu saja aku harus kesana...” Hyemi tersenyum sekilas lalu mulai melangkahkan
kakinya menuju taman bermain tempat bianglala raksasa itu berdiri. Jungkook
menyusul Hyemi dan menyamakan gerak langkah mereka.
“Hei! Jangan
berjalan terlalu cepat...!”
*****
“Aku
pesan dua tiket” Hyemi menyerahkan uangnya ke penjual karcis dihadapannya.
“Dua?
Untuk siapa?”
“Untuk
siapa lagi? Tentu saja untuk Jungkook...” Hyemi menerima dua tiket itu lalu
pergi. Penjual tiket itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap kepergian
Hyemi. Orang itu memang sudah kenal dengan Hyemi. Ia benar benar sangat
mengingat ‘Hyemi dan Jungkook pasangan yang paling menyukai bianglala
menyeramkan yang sudah mulai rapuh itu’. Tapi meskipun begitu, bianglala itu
memang memberikan kesan tersendiri bagi para pasangan yang menaikinya.
“Tiketnya...”
Penjaga bianglala itu mengulurkan tangannya meminta tiket bianglala milik
Hyemi. Hyemi memberikan kedua tiketnya lalu masuk ke salah satu ‘kapsul’-nya
bersama Jungkook.
“Kau
masih takut?” Jungkook menanyai Hyemi yang mulai bergetar saat duduk.
Hyemi
memejamkan matanya. “Aku tidak akan takut...”
“Kenapa
kau harus takut? Bukannya kita sudah menaiki ini berkali-kali? Dasar aneh”
Jungkook tertawa sejenak menatap Hyemi yang masih memejamkan matanya.
“Oh...,
Ini sudah mulai bergerak....” Hyemi membuka matanya saat merasakan bianglala
itu mulai berputar, mmebawa mereka ke tempat yang lebih tinggi dengan hiasan
pemandangan senja kota Seoul yang indah. Bianglala itu bergerak secara
perlahan, Kedua pasangan itu masih diam menutup mulutnya, terpana dengan
pemandangan indah yang disuguhkan oleh ibu kota Korea Selatan itu. Sampai pada
akhirnya Hyemi tersenyum dan membuka mulutnya. “Bukankah ini indah...?”
Jungkook
menoleh ke arah Hyemi yang duduk disampingnya “Ya... Ini sangat indah”
“Apa kau
ingat?” Hyemi tersenyum, pandangannya masih menatap keluar “Pertama kali aku
menaiki ini, aku menangis tersedu-sedu padamu. Haha... tapi kau bilang akan
membelikanku benda couple yang sangat kau benci itu. Dan pada akhirnya aku
berhenti menangis. Astaga... aku bahkan malu masih mengingat itu... Apa kau
ingat?”
Jungkook
tersenyum “Ya, Tentu saja aku masih ingat”
“Masa-masa
itu adalah masa-masa yang paling membahagiakan dalam hidupku. Bagaimana
denganmu?”
Jungkook
terdiam sejenak memandang Hyemi. Tapi tak lama, mulutnya kembali terbuka “Ya...
Aku juga”
*****
"Astaga...
Ini benar benar sangat dingin....” Hyemi mengeratkan jaketnya untuk melindungi
tubuhnya dari hawa dingin yang ia rasakan. Jungkook yang berdiri di sampingnya
tersenyum dan berjalan mendekati Hyemi, lalu memeluknya dari samping.
“Bagaimana?
Sudah hangat kan?”
Hyemi
tersenyum. “Ah.... Itu lebih baik” Hyemi dan Jungkook masih terdiam dengan
posisi yang sama selama sepuluh menit. Sampai pada akhirnya, Hyemi teringat
akan sesuatu. “Ah, Aku hampir lupa!”
Jungkook
melepaskan pelukannya dan mundur selangkah “Apa?”
Hyemi
merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah benda berbentuk persegi panjang
dari sana “Ayo Foto!!!” Hyemi tersenyum.
“Ah...
Dasar maniak foto...” Jungkook tersenyum dan berjalan ke samping Hyemi dan
bebalik menghadap kamera ponsel Hyemi. Keduanya tersenyum menghadap kamera itu.
Meskipun memakai kamera belakang, Hyemi sudah terbiasa mengambil foto yang
bagus karena Hyemi memang seorang maniak foto.
“1...2...3....”
Setelah hitunyan ketiga, Hyemi menekan tombol di bagian samping ponselnya untuk
mengambil gambar mereka. Setelah mengambil gambar 3 kali, Hyemi menarik
tangannya untuk melihat hasil gambar yang telah ia dapatkan. Tapi belum sempat
ia melihatnya, sebuah tangan mencengkram bahunya dan memutarkan badan Hyemi.
“Shin
Hyemi...” Kedua bola mata orang itu menatap lekat wajah Hyemi.
“Choi
Junhong? Kenapa kau disini?” Hyemi memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya
.
“Aku
mencarimu sejak tadi...” Nafas Junhong terengah-engah, Keringat juga bercucuran
dari wajahnya, sangat terlihat kalau sedari tadi Junhong berlari. “Kau sedang
apa disini?”
“Aku?
Aku berjalan-jalan bersama Jungkook...”
“Jungkook?”
Junhong menatap serius wajah Hyemi “Kau berjalan-jalan dengan Jungkook?”
“Ya...”
“Kenapa
kau selalu memilihnya? Tidakkah kau mau melihatku sedikit saja?”
“Jangan
berkata begitu... Aku dan Jungkook sudah berpacaran sejak 2 tahun yang lalu.
Jika kau mengatakan hal seperti itu, Jungkook akan marah” Hyemi mengerutkan
keningnya tak mengerti, selama ini Junhong selalu saja berkata seperti itu. Dan
benar saja, Jungkook memandang mereka berdua dengan tatapan tidak suka dari
belakang Junhong.
Perlahan-lahan
Tatapan Junhong berubah menjadi tatapan nanar. Hatinya tak kuat membendung rasa
sedih yang selama ini dia rasakan. Mata beningnya mulai berkaca-kaca menatap
gadis yang berdiri dihadapannya itu. Hyemi yang menatapnya mulai heran
dengannya.
“Kau
tidak apa-apa?” Hyemi menyadari sebutir air mata yang mulai menuruni pipi pucat
Junhong.
“Kumohon
Hyemi-ya.... Kumohon hentikan ini...” Junhong menunduk tak berani menatap wajah
Hyemi. “Kumohon hentikan ini.... Aku mohon....aku tidak ingin kau kembali masuk
ke pusat rehabilitasi...” Hyemi kembali mengerutkan dahinya tak mengerti.
Jungkook yang juga tak mengerti apa-apa hanya diam memendam amarahnya untuk
mendengar kelanjutan pembicaraan mereka berdua.
“Apa
maksudmu? Jangan bicara sesuatu yang tak ku mengerti. Dan bisakah kau cepat?
Jungkook suah menungguku...”
Junhong
mencengkram bahu Hyemi erat. Perlahan diangkatnya wajahnya menatap mata Hyemi. “Aku sudah bilang hentikan ini semua... Aku mohon... Tolong lupakan dia...
kenapa itu sangat sulit sekali untukmu?”
Hyemi
tersentak mendengar ucapan Junhong. Disingkirkannya kedua tangan Junhong dari
pundaknya. “Sudah kubilang aku tidak mengerti maksudmu...Cepat pergilah... Aku
juga akan pergi bersama Jungkook..” Hyemi berjalan melewati Junhong menuju
Jungkook. Tapi ditahannya tangan Hyemi oleh Junhong.
“KENAPA
KAU MASIH BELUM MENGERTI????!!!! JUNGKOOK SUDAH MATI!!!”
Deggg...
Hati
Jungkook serasa diinjak-injak oleh ucapan Junhong barusan. Kedua bola matanya
menatap Junhong tak percaya. Kedua tangannya mengepal erat bergelantung di sisi
kedua kakinya. Waktu serasa berhenti. Tak ada yang bergerak dari ketiga orang
tersebut. Rahang bawah Hyemi bergetar. Perlahan-lahan Hyemi berbalik ke arah
Junhong.
“A...
Apa kau bilang???”
Junhong
membiarkan setetes air matanya kembali terjatuh “Kubilang Jungkook sudah
pergi...”
Deggg...
Hyemi
juga merasakan apa yang Jungkook rasakan. Matanya menatap Mata Junhong lekat.
Dipendamnya amarahnya kepada Junhong. Tapi seakan didorong oleh sesuatu,
terlepaslah amarah itu dari hati Hyemi. Hyemi maju selangkah dan mendorong
tubuh Junhong. “Katakan sekali lagi!!! Kubilang katakan sekali lagi!!! Kau kejam!!!
Sedari tadi aku bersama Jungkook!!!! Bagaimana ia bisa pergi!!! Dasar
pembohong!!! Katakan sekalilagi kalau kau berani!!!”
“JUNGKOOK
SUDAH PERGI!!! Sudah kubilang.... Jadi lupakan dia... kau tidak bisa melawan
takdir. Ini adalah kenyataannya.... Kau harus menerimanya.... Dia tidak akan
kembali lagi.... Jadi kumohon.... Lupakan dia....”
*****
Flashback One Year Ago (Winter)
Jungkook terduduk di sebuah kursi
yang terletak di tengah-tengah taman itu. Tangannya saling ia gosokkan memberi
kehangatan bagi tangan itu sendiri. Nafasnya ia hembuskan perlahan-lahan, Uap
putih terlihat setiap kali ia menghembuskan wajahnya. Sesekali ia melirik jam
tangan yang ia pakai.
Jam menunjukkan pukul 8 malam. Sudah
satu jam sejak ia menunggu kedatangan seorang gadis disitu. Cuaca sudah semakin
dingin. Tapi Jungkook masih dengan sabarnya menunggu kedatangan gadis itu
disana. Terkadang ia tersenyum membayangkan ekspresi apa yang diberikan gadis
itu saat melihatnya. Jungkook tak mengenakan Jaket. Ia hanya memakai sebuah kaos
lengan panjang tebal berwarna biru. Baju pasangan yang ia beli bersama Hyemi,
gadis yang ia tenggu sejak tadi, satu tahun yang lalu. Ia sengaja tak
mengenakan jaket agar Hyemi bisa melihatnya secara langsung.
“Ah...
Apa itu???”
“Hei,
Ayo kita kesana”
“Wah...
sepertinya seru”
“Ada apa
disana?”
Pasangan-pasangan
yang sejak tadi berada disana mulai berjalan pergi ke sebuah tempat dekat taman
itu. Jungkook yang penasaran juga menolehkan wajahnya ke arah yang dituju
pasangan-pasangan itu. Segerombol orang sudah berkumpul disana. Jungkook yang
semakin penasaran, Akhirnya berdiri berniat menuju kesana. Sialnya, Es
dibawahnya membuatnya terpeleset dan kehilangan keseimbangan. Tubuh Jungkook
terhuyung kebelakang dan membuat kepalanya membentur kursi kayu yang sedari
tadi ia duduki. Benturan yang agak keras itu membuat Jungkook tak sadarkan
diri. Tubuhnya terkulai disana, tanpa ada yang menolongnya.
*****
“Junhong-ah,
apa masih lama?” Hyemi terus menerus mengecek jam tangannya.
“Tinggal
sebentar lagi..... Apa kau ada janji?” Junhong bertanaya tanpa menoleh dari
pekerjaannya.
“Ya....
Aku janji bertemu dengan Jungkook...”
Junhong
tersenyum miris “Ah... Jungkook...” Laki-laki itu berbalik menatap Hyemi.
“Baiklah, kau pergi saja... Aku tidak apa-apa”
“Apa kau
yakin?”
“Ya...”
Ponsel
Hyemi berdering. Hyemi segera mengambilnya, Ibu Jungkook meneleponnya.
“Sebentar...” Junhong hanya mengangguk, lalu Hyemi mengangkatnya “Halo?”
Terdengar
isak tangisan dari seberang sana, Ibu Jungkook menangis. Tapi dia masih bisa
berbicara dengan Hyemi, Meskipun tersedu-sedu. “Dasar wanita kejam!!! Apa yang kau lakukan disana??? Kau tidak akan
kesini???!!! Lihat apa yang sudah kaulakukan pada anakku!!!! APA YANG SEDANG
KAU LAKUKAN!!!!!”
Kening
Hyemi berkerut. “Eomonim, aku tidak mengerti maksud anda...”
“Kenapa kau masih disana!!! Cepat
kemari dasar wanita kejam!!!! Jungkook berada dirumah sakit karena dirimu!!!!”
Deggg....
Jantung
Hyemi berhenti berdetak. Dengan segera ia pergi ke rumah sakit yang sekiranya
Jungkook dirawat disana. Dan yang paling memungkinkan adalah rumah sakit yang
letaknya tidak jauh dari tempat mereka membuat janji.
Untungnya, hanya dalam 10 menit
Hyemi sudah sampai dirumah sakit itu. Dengan segera Hyemi berlari menuju UGD
tempat dimana biasanya pasien yang baru saja masuk dirawat. Dubakanya dengan
keras pintu itu. Suara tangisan Orangtua dan sanak saudara Jungkook mengisi
ruangan putih itu. Hyemi melihat ke sekeliling ruangan mencari sosok Jungkook.
Ditemukannya Jungkook yang sedang tertidur di atas ranjang pasien. Seorang
dokter menutup wajahnya dengan selimut. Hyemi melangkah perlahan menuju
Jungkook.
“A...
Apa yang terjadi?...”
Ibu
Jungkook yang tersadar dengan kedatangan Hyemi menghampirinya. Hyemi menoleh ke
arahnya. Dan sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi Hyemi “Kau wanita
gila!!! Apa yang kau katakan pada Jungkook hingga ia mau keluar tanpa
menggunakan jaket di cuaca dingin seperti ini??!!!!!”
“Di...
dia tak memakai jaket?”
Sebuah
tamparan kembali Hyemi terima. “Dan dimana kau pada saat itu???!!!!! Kenapa kau
tidak ada disana???!!!! Kenapa kau membuatnya menunggu!!!!”
“A...
Aku tidak...”
“Kau
pembunuh!!! Lihat apa yang kau lakukan pada anakku!!!! Kau pembunuh!!! Wanita
pembunuh!!! Kau tidak akan bisa membawa Jungkook kembali padaku!!!!”
Deggg....
Tubuh
Hyemi menegang. Nafasnya berhenti. Bahunya bergetar. Tak percaya dengan apa
yang baru saja ibu Jungkook katakan. Sedetik kemudian, setetes air mata jatuh
dari matanya. Mulutnya tak bisa berkata-kata. Tubuhnya tak bergerak sedikitpun.
“Apa
yang akan kau lakukan sekarang... APA YANG AKAN KAU LAKUKAN!!!!” Ibu Jungkook
memukul-mukul pundak Hyemi. “Anakku.... Jungkook.... Jangan pergi...” Kesadaran
ibu Jungkook mulai hilang. Ayah Jungkook menangkap tubuh istrinya dan
membawanya keluar dari ruangan. Hyemi masih mematunga ditempatnya.
“Shin
Hyemi...” Taehyung, kakak Jungkook, menghampiri Hyemi dan menatapnya nanar “Aku
kecewa denganmu...” Lalu Taehyung berlalu meninggalkan Hyemi dan Jungkook
sendiri di ruangan itu. Para dokter dan perawat juga mulai meninggalkan ruangan
itu.
Dengan beberapa keberanian yang
sudah ia kumpulkan, Hyemi menggapai selimut yang menutupi tubuh Jungkook dan
membukanya. Tangisnya semakin menjadi saat melihat keadaan Jungkook yang benar
benar menyedihkan. Tubuh Jungkook benar-benar biru pucat. Hyemi teringat dengan
Hypotermia yang dimiliki Jungkook. Kedua tangannya menutup mulutnya. Kepalanya
menggeleng tak percaya. Air matanya masih terus berjatuhan.
“J...Jungkook...”
Hyemi terduduk lemas melihat tubuh Jungkook yang sudah tak bernyawa lagi. Kaos
pasangan mereka masih terpasang rapi di tubuh Jungkook. Nafas Hyemi sudah tak
beraturan. Tangannya mencengkram dadanya. Tak percaya dengan apa yang baru saja
terjadi. Seandainya saja ia datang sejak awal... Seandainya ia tak menemani
Junhong... Seandainya ia ada disana....Seandainya....
Tapi....Bukankah
nasi sudah menjadi bubur?
*****
“Tidak!!!!
Aku tidak gila!!!! Jangan bawa aku kesana!!!! Choi Junhong!!!! Kau tega!!!! Aku
membencimu!!!! Aku benar-benar Membencimu!!!!!”
Junhong
menatap sedih Hyemi yang dibawa beberapa perawat masuk ke dalam duatu ruangan.
Dia dibawa ke pusat rehabilitasi. Jungkook sudah dikuburkan sebulan yang lalu.
Hyemi masih tidak bisa menerimanya. Ia tidak keluar dari kamarnya
beminggu-minggu. Ia tak mengeluarkan suara sedikitpun. Hyemi juga sudah mencob
membunuh dirinya sendiri berkali-kali. Pada akhirnya, Junhong yang tidak tega
melihat keadaan Hyemi, memutuskan membawa Hyemi ke tempat rehabilitasi. Dengan
disetujui orang tua Hyemi, Junhong membawa Hyemi ke tempat itu meskipun tidak
tega.
“Maafkan
aku Hyemi-ya!!! Tapi ini demi kebaikanmu!!! Aku tak bisa melihatmu mati
sia-sia!!! Aku berjanji akan bertemu lagi denganmu setahun kemudian!!!!”
-ONE YEAR LATER-
“Hyemi-ya,
kau sudah merasa lebih baik?”
Hyemi
yang baru saja keluar dari ruangan perawatannya tersenyum dan mengahmpiri
Junhong. “Ya, Aku baik” Junhong tersenyum lega melihatnya. “Oh iya, bisakah aku
meminjam ponselmu?”
“Untuk
apa?”
“Aku
ingin menelepon jungkook...” Senyum Junhong menghilang. Hyemi masih belum
sepenuhnya sembuh. Tapi pada akhirnya, Junhong memberikan ponselnya pada Hyemi
dan membiarkan Hyemi berimajinasi, Asalkan ia bisa melihat Hyemi tersenyum...
dan tak mencoba untuk mati lagi....
Hyemi mulai mengetikkan nomor
Jungkook yang ia sudah hafal diluar kepala. Setelang menekan tombol ‘panggil’,
Hyemi menempelkan ponsel itu di telinganya dan menunggu sambungan telepon itu.
Hyemi
tersenyum. “Oh??!!! Halo..???? Jungkook-ah...”
FLASHBACK OFF
*****
Jungkook mengingat semuanya. Ia
mengingatnya, bagaimana ia mati... dan kapan peristiwa itu terjadi. Itu tepat
hari ini.... tanggal ini.... bulan ini.... namun di tahun yang berbeda.
Jungkook menatap kedua tangannya. Tubuhnya bergetar.
“Aku....
sudah mati?”
“Hyemi-ya....
Aku minta maaf... aku sudah tak tahan lagi.... membiarkanmu terus membayangkan
seolah-olah Jungkook masih hidup.... aku sudah tidak kuat.... Kumohon lupakan
dia.... Aku ada disisimu...”
Hyemi
menampar pipi kiri Junhong. “Pembohong!!! Kau pembohong besar!!!! Sudah jelas
aku bersama Jungkook sejak tadi!!! Kami bahkan menaiki bianglala itu bersama!!!
Aku benar benar bersamanya!!!” Hyemi berbalik dan melihat berkeliling.
“Jungkook-ah!!! Keluarlah!!! Kau disini kan??? Aku tau kau disini!!! Kita sudah
bersama-sama sejak tadi kan??? Dimana kau bersembunyi... sepat keluarlah... dan
tunjukkan padanya kalau kau masih hidup... Jungkook-ah!!!! Kau disinikan????”
Tubuh Hyemi bergetar. Jungkook menatap Hyemi nanar.
“Ya....
Aku disini...”
“JEON
JUNGKOOK!!! KUBILANG KELUARLAH!!!!” Air mata Hyemi tak terbendung lagi.
Tangannya mencengkeram kuat dadanya. “Kau tidak ingin dia menyebutku gila kan
Jeon Jungkook???.... Sudah kubilang keluarlah!!! Tunjukkan kalau kau masih
hidup... Jeon Jungkook aku mohon....”
Jungkook
mengangguk lemah “Ya.... Aku disini....” Tapi tak bisa, Hyemi tak bisa
mendengarnya. Semua yang Hyemi katakan sejak awal, Hyemi mengatakan itu pada
dirinya sendiri... Hyemi dan Jungkook tak pernah berkomunikasi.... Hyemi
hanyalah berbicara pada dirinya sendiri. Menganggap Jungkook sedang bersamanya.
Tapi Jungkook memang benar benar ada disana.... Bersama Hyemi.... Meski gadis
itu tidak tau...
“Hyemi-ya....
hentikan semua ini.... Aku tau tau kalau sebenarnya kau mengetahui bahwa
Jungkook sudah pergi.... Tapi kenapa kau masih tidak bisa melupakannya? Kau
menjadi seperti ini hanya karenanya... Kumohon... Aku tak mau kau kembali ke
tempat rehabilitasi itu lagi.... Aku menghawatirkanmu.... Kumohon Hyemi-ya...”
“Jungkook!!!
Keluarlah!!!”
Jungkook
hanya bisa menatap percakapan kedua orang itu dengan tatapan nanar. Ia bahkan
bar megetahui bahwa dirinya sudah mati. Ia tidak tahu tentang Hyemi yang masuk
ke sana. Semua itu terjadi hanya seperti..... baru saja kemarin.
“Hyemi-ya...
jangan begini.....Ini bukan dirimu sendiri....” Junhong menggenggam tangan
Hyemi. Tapi Hyemi menepisnya.
“Tinggalkan
aku sendiri...”
“Hyemi-ya...”
“Kubilang
tinggalkan aku!!!!” Beberapa orang yang berada disana menatap Hyemi dengan
pandangan heran. Junhong yang tak ingin Hyemi berbuat lebih jauh akhirnya pergi
dari sana. Hyemi masih terisak ditempatnya. Menunggu kedatangan Jungkook. Tapi
ia benar benar tidak datang. “Ah...” Hyemi mengangguk mengerti. “Jadi aku benar
benar sendiri sejak tadi...” Hyemi tersenyum miris.
Jungkook
berjalan mendekat ke arah Hyemi. “Hyemi-ya...” Tangannya terulur menghapus air
mata Hyemi, tapi tak seperti sebelumnya, tangannya tak dapat menyentuhnya. Ia
tak bisa menggapai Hyemi. “H-Hyemi-ya.... Apa yang harus aku lakukan??? Aku
benar benar sudah mati.... la... lalu apa yang harus aku lakukan
Hyemi-ya...????”
“Aku
tidak tahu Jeon Jungkook...”
Mata
Jungkook membulat mendengarnya. “H-Hyemi-ya.... Kau bisa mendengarku???”
“....Aku...
Aku mungkin tak bisa mendengarmu.... atau melihatmu..... tapi kau.... aku tau
kau disini.... kau bersamaku... selalu bersamaku.... Maafkan aku.... Aku yang
membuatmu pergi di masa mudamu ini..... Aku membuatmu mati.... Ini semua karena
aku tak datang pada malam itu. Tapi.... Aku tidak tau.... Aku tidak tau Jeon
Jungkook.... Apa yang harus aku lakukan??? Apa yang harus kulakukan????”
“Ah....”
Jungkook menunduk kecewa mendengar jawaban Hyemi. Semakin jelas bukti bahwa
Hyemi dan Jungkook tak pernah berinteraksi. Semua ucapan Hyemi sebelumnya,
hanya kebetulan saja.... Itu semua hanya kebetulan bersambungan dengan apa yang
Jungkook ucapkan. Hanya Jungkook yang dapat melihat, mendengar, dan merasakan
Hyemi. Tapi Hyemi tidak....
“Jeon
Jungkook...Kau masih disini???”
“Ya....
Aku disini...”
“Pergilah
Jungkook....”
Jungkook
menatap mata Hyemi lekat. “Huh?”
“Pergilah....
Aku tau ini menykitkan.... Tapi ini bukan tempatmu.... Aku bisa menjalani
hidupku.... Aku berjanji aku akan bahagia demi kau.... Aku akan mencoba
menerima ini.... Aku berjanji...”
Angin semakin kencang berhembus.
Rambut Hyemi dan Jungkook berkibas mengikuti irama angin-angin itu. Hyemi
menatap lurus kedepan. Yang sebenarnya Jungkook berdiri disana. Andaikan Hyemi
tau, bahwa Jungkook berdiri diadapannya. Andaikan Hyemi tau...mereka saling
bertatapan sekarang.
“Baiklah...
Aku akan pergi...” Angin kembali berhembus kencang. Dingin mulai menusuk tubuh
mereka. Perahan-lahan Angin itu mulai mereda, perlahan-lahan juga... Tubuh
Jungkook mulai menghilang... Perlahan-lahan tersapu.... sedikit demi sedikit
angin mulai membawanya. Jungkook tersenyum sejenak menatap Hyemi. “Aku
mencintaimu.... Hyemi-ya....” Dan Tubuh Jungkookpun hilang total.
“Jungkook-ah...
kau masih disini???” Kali ini benar-benar tidak ada yang menjawab. Hanya
terdengar suara angin yang berhembus dan suara percakapan orang-orang disekitar
sana. Hyemi menunduk menyadari kini Jungkook tak lagi disisinya. Tangannya
merogoh saku mengambil ponselnya. Dibuknya hasil fotonya tadi. Matanya terbuka
lebar. Tangannya bergetar. Ia tak percaya. Bibirnya perlahan-lahan membentuk
sebuah senyum tipis. Sambil menangis, Senyumnya telah terbentuk sempurnya.
“Jeon
Jungkook...” Hyemi kembali menangis. “Kau benar benar bersamaku???...”
*****
Heaven - my only person, yes the person who
will protect me
Any sadness, any pain - if only I'm with you
I'm not jealous of anyone else - hold my two trembling hands
Because the reason I live is you
Any sadness, any pain - if only I'm with you
I'm not jealous of anyone else - hold my two trembling hands
Because the reason I live is you
-END-
Aku nangis baca ni ff
BalasHapus😢ðŸ˜
BalasHapusNgga pernah bosen sama ff ini walau udh dibaca berulang kali,, ceritanya bener bener masih sedih dan nyesek. Buat author the best deh bisa buat pembaca ngerasaiin feel sedihnya ditambah pilihan backsong nya.. Semangat berkarya terus thor!!
BalasHapus