Jumat, 14 Agustus 2015

FF | "Hello Heaven" - Jeon Jungkook (Oneshoot)



Title : Hello Heaven
Cast : Jeon Jungkook, Shin Hyemi
Author : SHC
Genre : Hurt
Lenght : Songfict
Rating : PG-13
Song : Ailee – Heaven


*****

You're my only one way
Only for you - I am thankful that I am next to you
You're the only one babe
You taught me love in this harsh world - I am happy with you alone

*****

            Kedua bola mata Jungkook menatap lekat punggung seorang wanita yang tengah berdiri membelakanginya. Angin musim dingin berhembus meniup rambut lembut perempuan itu. Jari jari tangannya yang lentik memegang helai helai rambutnya yang mulai berantakan karena tertiup angin. Diteguknya segelas kopi hangat yang ia pegang sedari tadi. Jungkook tersenyum memandang perempuan itu. Namun Jungkook tak berkutik dari tempatnya. Membiarkan dirinya menatap sepuasnya punggung perempuan itu.

            Pasangan-pasangan kekasih berjalan mengitari taman tersebut menunggu turunnya salju pertama di muim dingin ini. Mata mereka tampak berbinar menatap wajah pasangan mereka masing-masing. Tangan-tangan tersebut menggenggam erat tak ingin kehilangan satu sama lain. Disisi lain, Hyami hanya bisa menggenggam erat tangannya sendiri mencoba menahan dingin yang merasuki tubuhnya. Sadar akan Hyemi yang mulai kedinginan, Jungkook mulai melangkahkan kakinya menuju gadis itu.

“Kau disini?” Ucapan Hyemi membuat Jungkook menghentikan langkahnya. Jungkook tersenyum sejenak, lalu kembali berjalan.

“Ya, aku disini” Jungkook berdiri di sebelah Hyemi.

“Aku sudah menunggumu lama sekali” Hyemi membuang bungkus kopi yang baru saja diminumnya ke tempat sampah di sebelahnya.

“Ya, aku tau... Maafkan aku”

“Aku kedinginan”

“Kalau begitu, ayo kita masuk ke dalam ruangan... Jika kau terus memaksakan disini, kau bisa mati kedinginan”

“Tapi aku akan menahannya.... Aku akan menunggu sampai Salju pertama sudah turun” Hyemi mendongak ke arah langit yang putih bersih. Angin kembali menerpa wajah dan rambut Hyemi dengan halus. Membuat Jungkook semakin terpana dengan kecantikan wajah gadis dihadapannya itu.

“Apa kau benar-benar tidak apa-apa???” Jungkook memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaetnya untuk menghangatkan tangannya.

“Aku pasti tidak apa-apa selama kau ada disisiku”

Jungkook tersenyum. Dibelainya puncak kepala gadis itu perlahan “Tentu saja aku selalu disisimu hm?”

“Oh? Ini Salju???” Hyemi mengangkat kedua tangannya mencoba menangkap beberapa butiran salju kecil yang baru saja turun dan mendarat tepat di tangannya. “Ini indah....”

“Tentu saja ini indah...” Jungkook ikut mendongakkan kepalanya dengan mata yang terpejam mencoba merasakan udara dingin yang menyapu wajahnya.

“Astaga ini semakin dingin.....Kita harus cepat pergi dari sini” Hyemi merapatkan jaketnya. Dan membenarkan Syalnya yang mulai longgar.

“Ayo kita pergi....”

“Kemana?”

“Ke bianglala itu...”

“Ya, tentu saja aku harus kesana...” Hyemi tersenyum sekilas lalu mulai melangkahkan kakinya menuju taman bermain tempat bianglala raksasa itu berdiri. Jungkook menyusul Hyemi dan menyamakan gerak langkah mereka.

“Hei! Jangan berjalan terlalu cepat...!”


*****


“Aku pesan dua tiket” Hyemi menyerahkan uangnya ke penjual karcis dihadapannya.

“Dua? Untuk siapa?”

“Untuk siapa lagi? Tentu saja untuk Jungkook...” Hyemi menerima dua tiket itu lalu pergi. Penjual tiket itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap kepergian Hyemi. Orang itu memang sudah kenal dengan Hyemi. Ia benar benar sangat mengingat ‘Hyemi dan Jungkook pasangan yang paling menyukai bianglala menyeramkan yang sudah mulai rapuh itu’. Tapi meskipun begitu, bianglala itu memang memberikan kesan tersendiri bagi para pasangan yang menaikinya.

“Tiketnya...” Penjaga bianglala itu mengulurkan tangannya meminta tiket bianglala milik Hyemi. Hyemi memberikan kedua tiketnya lalu masuk ke salah satu ‘kapsul’-nya bersama Jungkook.

“Kau masih takut?” Jungkook menanyai Hyemi yang mulai bergetar saat duduk.

Hyemi memejamkan matanya. “Aku tidak akan takut...”

“Kenapa kau harus takut? Bukannya kita sudah menaiki ini berkali-kali? Dasar aneh” Jungkook tertawa sejenak menatap Hyemi yang masih memejamkan matanya.

“Oh..., Ini sudah mulai bergerak....” Hyemi membuka matanya saat merasakan bianglala itu mulai berputar, mmebawa mereka ke tempat yang lebih tinggi dengan hiasan pemandangan senja kota Seoul yang indah. Bianglala itu bergerak secara perlahan, Kedua pasangan itu masih diam menutup mulutnya, terpana dengan pemandangan indah yang disuguhkan oleh ibu kota Korea Selatan itu. Sampai pada akhirnya Hyemi tersenyum dan membuka mulutnya. “Bukankah ini indah...?”

Jungkook menoleh ke arah Hyemi yang duduk disampingnya “Ya... Ini sangat indah”

“Apa kau ingat?” Hyemi tersenyum, pandangannya masih menatap keluar “Pertama kali aku menaiki ini, aku menangis tersedu-sedu padamu. Haha... tapi kau bilang akan membelikanku benda couple yang sangat kau benci itu. Dan pada akhirnya aku berhenti menangis. Astaga... aku bahkan malu masih mengingat itu... Apa kau ingat?”

Jungkook tersenyum “Ya, Tentu saja aku masih ingat”

“Masa-masa itu adalah masa-masa yang paling membahagiakan dalam hidupku. Bagaimana denganmu?”

Jungkook terdiam sejenak memandang Hyemi. Tapi tak lama, mulutnya kembali terbuka “Ya... Aku juga”


*****


"Astaga... Ini benar benar sangat dingin....” Hyemi mengeratkan jaketnya untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin yang ia rasakan. Jungkook yang berdiri di sampingnya tersenyum dan berjalan mendekati Hyemi, lalu memeluknya dari samping.

“Bagaimana? Sudah hangat kan?”

Hyemi tersenyum. “Ah.... Itu lebih baik” Hyemi dan Jungkook masih terdiam dengan posisi yang sama selama sepuluh menit. Sampai pada akhirnya, Hyemi teringat akan sesuatu. “Ah, Aku hampir lupa!”

Jungkook melepaskan pelukannya dan mundur selangkah “Apa?”

Hyemi merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah benda berbentuk persegi panjang dari sana “Ayo Foto!!!” Hyemi tersenyum.

“Ah... Dasar maniak foto...” Jungkook tersenyum dan berjalan ke samping Hyemi dan bebalik menghadap kamera ponsel Hyemi. Keduanya tersenyum menghadap kamera itu. Meskipun memakai kamera belakang, Hyemi sudah terbiasa mengambil foto yang bagus karena Hyemi memang seorang maniak foto.

“1...2...3....” Setelah hitunyan ketiga, Hyemi menekan tombol di bagian samping ponselnya untuk mengambil gambar mereka. Setelah mengambil gambar 3 kali, Hyemi menarik tangannya untuk melihat hasil gambar yang telah ia dapatkan. Tapi belum sempat ia melihatnya, sebuah tangan mencengkram bahunya dan memutarkan badan Hyemi.

“Shin Hyemi...” Kedua bola mata orang itu menatap lekat wajah Hyemi.

“Choi Junhong? Kenapa kau disini?” Hyemi memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya
.
“Aku mencarimu sejak tadi...” Nafas Junhong terengah-engah, Keringat juga bercucuran dari wajahnya, sangat terlihat kalau sedari tadi Junhong berlari. “Kau sedang apa disini?”

“Aku? Aku berjalan-jalan bersama Jungkook...”

“Jungkook?” Junhong menatap serius wajah Hyemi “Kau berjalan-jalan dengan Jungkook?”

“Ya...”

“Kenapa kau selalu memilihnya? Tidakkah kau mau melihatku sedikit saja?”

“Jangan berkata begitu... Aku dan Jungkook sudah berpacaran sejak 2 tahun yang lalu. Jika kau mengatakan hal seperti itu, Jungkook akan marah” Hyemi mengerutkan keningnya tak mengerti, selama ini Junhong selalu saja berkata seperti itu. Dan benar saja, Jungkook memandang mereka berdua dengan tatapan tidak suka dari belakang Junhong.

Perlahan-lahan Tatapan Junhong berubah menjadi tatapan nanar. Hatinya tak kuat membendung rasa sedih yang selama ini dia rasakan. Mata beningnya mulai berkaca-kaca menatap gadis yang berdiri dihadapannya itu. Hyemi yang menatapnya mulai heran dengannya.

“Kau tidak apa-apa?” Hyemi menyadari sebutir air mata yang mulai menuruni pipi pucat Junhong.

“Kumohon Hyemi-ya.... Kumohon hentikan ini...” Junhong menunduk tak berani menatap wajah Hyemi. “Kumohon hentikan ini.... Aku mohon....aku tidak ingin kau kembali masuk ke pusat rehabilitasi...” Hyemi kembali mengerutkan dahinya tak mengerti. Jungkook yang juga tak mengerti apa-apa hanya diam memendam amarahnya untuk mendengar kelanjutan pembicaraan mereka berdua.

“Apa maksudmu? Jangan bicara sesuatu yang tak ku mengerti. Dan bisakah kau cepat? Jungkook suah menungguku...”

Junhong mencengkram bahu Hyemi erat. Perlahan diangkatnya wajahnya menatap mata Hyemi. “Aku sudah bilang hentikan ini semua... Aku mohon... Tolong lupakan dia... kenapa itu sangat sulit sekali untukmu?”

Hyemi tersentak mendengar ucapan Junhong. Disingkirkannya kedua tangan Junhong dari pundaknya. “Sudah kubilang aku tidak mengerti maksudmu...Cepat pergilah... Aku juga akan pergi bersama Jungkook..” Hyemi berjalan melewati Junhong menuju Jungkook. Tapi ditahannya tangan Hyemi oleh Junhong.

“KENAPA KAU MASIH BELUM MENGERTI????!!!! JUNGKOOK SUDAH MATI!!!”

Deggg...

Hati Jungkook serasa diinjak-injak oleh ucapan Junhong barusan. Kedua bola matanya menatap Junhong tak percaya. Kedua tangannya mengepal erat bergelantung di sisi kedua kakinya. Waktu serasa berhenti. Tak ada yang bergerak dari ketiga orang tersebut. Rahang bawah Hyemi bergetar. Perlahan-lahan Hyemi berbalik ke arah Junhong.

“A... Apa kau bilang???”

Junhong membiarkan setetes air matanya kembali terjatuh “Kubilang Jungkook sudah pergi...”

Deggg...

Hyemi juga merasakan apa yang Jungkook rasakan. Matanya menatap Mata Junhong lekat. Dipendamnya amarahnya kepada Junhong. Tapi seakan didorong oleh sesuatu, terlepaslah amarah itu dari hati Hyemi. Hyemi maju selangkah dan mendorong tubuh Junhong. “Katakan sekali lagi!!! Kubilang katakan sekali lagi!!! Kau kejam!!! Sedari tadi aku bersama Jungkook!!!! Bagaimana ia bisa pergi!!! Dasar pembohong!!! Katakan sekalilagi kalau kau berani!!!”

“JUNGKOOK SUDAH PERGI!!! Sudah kubilang.... Jadi lupakan dia... kau tidak bisa melawan takdir. Ini adalah kenyataannya.... Kau harus menerimanya.... Dia tidak akan kembali lagi.... Jadi kumohon.... Lupakan dia....”


*****


Flashback One Year Ago (Winter)

            Jungkook terduduk di sebuah kursi yang terletak di tengah-tengah taman itu. Tangannya saling ia gosokkan memberi kehangatan bagi tangan itu sendiri. Nafasnya ia hembuskan perlahan-lahan, Uap putih terlihat setiap kali ia menghembuskan wajahnya. Sesekali ia melirik jam tangan yang ia pakai.

            Jam menunjukkan pukul 8 malam. Sudah satu jam sejak ia menunggu kedatangan seorang gadis disitu. Cuaca sudah semakin dingin. Tapi Jungkook masih dengan sabarnya menunggu kedatangan gadis itu disana. Terkadang ia tersenyum membayangkan ekspresi apa yang diberikan gadis itu saat melihatnya. Jungkook tak mengenakan Jaket. Ia hanya memakai sebuah kaos lengan panjang tebal berwarna biru. Baju pasangan yang ia beli bersama Hyemi, gadis yang ia tenggu sejak tadi, satu tahun yang lalu. Ia sengaja tak mengenakan jaket agar Hyemi bisa melihatnya secara langsung.

“Ah... Apa itu???”
“Hei, Ayo kita kesana”
“Wah... sepertinya seru”
“Ada apa disana?”

Pasangan-pasangan yang sejak tadi berada disana mulai berjalan pergi ke sebuah tempat dekat taman itu. Jungkook yang penasaran juga menolehkan wajahnya ke arah yang dituju pasangan-pasangan itu. Segerombol orang sudah berkumpul disana. Jungkook yang semakin penasaran, Akhirnya berdiri berniat menuju kesana. Sialnya, Es dibawahnya membuatnya terpeleset dan kehilangan keseimbangan. Tubuh Jungkook terhuyung kebelakang dan membuat kepalanya membentur kursi kayu yang sedari tadi ia duduki. Benturan yang agak keras itu membuat Jungkook tak sadarkan diri. Tubuhnya terkulai disana, tanpa ada yang menolongnya.


*****


“Junhong-ah, apa masih lama?” Hyemi terus menerus mengecek jam tangannya.

“Tinggal sebentar lagi..... Apa kau ada janji?” Junhong bertanaya tanpa menoleh dari pekerjaannya.

“Ya.... Aku janji bertemu dengan Jungkook...”

Junhong tersenyum miris “Ah... Jungkook...” Laki-laki itu berbalik menatap Hyemi. “Baiklah, kau pergi saja... Aku tidak apa-apa”

“Apa kau yakin?”

“Ya...”

Ponsel Hyemi berdering. Hyemi segera mengambilnya, Ibu Jungkook meneleponnya. “Sebentar...” Junhong hanya mengangguk, lalu Hyemi mengangkatnya “Halo?”

Terdengar isak tangisan dari seberang sana, Ibu Jungkook menangis. Tapi dia masih bisa berbicara dengan Hyemi, Meskipun tersedu-sedu. “Dasar wanita kejam!!! Apa yang kau lakukan disana??? Kau tidak akan kesini???!!! Lihat apa yang sudah kaulakukan pada anakku!!!! APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN!!!!!”

Kening Hyemi berkerut. “Eomonim, aku tidak mengerti maksud anda...”

“Kenapa kau masih disana!!! Cepat kemari dasar wanita kejam!!!! Jungkook berada dirumah sakit karena dirimu!!!!”

Deggg....

Jantung Hyemi berhenti berdetak. Dengan segera ia pergi ke rumah sakit yang sekiranya Jungkook dirawat disana. Dan yang paling memungkinkan adalah rumah sakit yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka membuat janji.

            Untungnya, hanya dalam 10 menit Hyemi sudah sampai dirumah sakit itu. Dengan segera Hyemi berlari menuju UGD tempat dimana biasanya pasien yang baru saja masuk dirawat. Dubakanya dengan keras pintu itu. Suara tangisan Orangtua dan sanak saudara Jungkook mengisi ruangan putih itu. Hyemi melihat ke sekeliling ruangan mencari sosok Jungkook. Ditemukannya Jungkook yang sedang tertidur di atas ranjang pasien. Seorang dokter menutup wajahnya dengan selimut. Hyemi melangkah perlahan menuju Jungkook.

“A... Apa yang terjadi?...”

Ibu Jungkook yang tersadar dengan kedatangan Hyemi menghampirinya. Hyemi menoleh ke arahnya. Dan sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi Hyemi “Kau wanita gila!!! Apa yang kau katakan pada Jungkook hingga ia mau keluar tanpa menggunakan jaket di cuaca dingin seperti ini??!!!!!”

“Di... dia tak memakai jaket?”

Sebuah tamparan kembali Hyemi terima. “Dan dimana kau pada saat itu???!!!!! Kenapa kau tidak ada disana???!!!! Kenapa kau membuatnya menunggu!!!!”

“A... Aku tidak...”

“Kau pembunuh!!! Lihat apa yang kau lakukan pada anakku!!!! Kau pembunuh!!! Wanita pembunuh!!! Kau tidak akan bisa membawa Jungkook kembali padaku!!!!”

Deggg....

Tubuh Hyemi menegang. Nafasnya berhenti. Bahunya bergetar. Tak percaya dengan apa yang baru saja ibu Jungkook katakan. Sedetik kemudian, setetes air mata jatuh dari matanya. Mulutnya tak bisa berkata-kata. Tubuhnya tak bergerak sedikitpun.

“Apa yang akan kau lakukan sekarang... APA YANG AKAN KAU LAKUKAN!!!!” Ibu Jungkook memukul-mukul pundak Hyemi. “Anakku.... Jungkook.... Jangan pergi...” Kesadaran ibu Jungkook mulai hilang. Ayah Jungkook menangkap tubuh istrinya dan membawanya keluar dari ruangan. Hyemi masih mematunga ditempatnya.

“Shin Hyemi...” Taehyung, kakak Jungkook, menghampiri Hyemi dan menatapnya nanar “Aku kecewa denganmu...” Lalu Taehyung berlalu meninggalkan Hyemi dan Jungkook sendiri di ruangan itu. Para dokter dan perawat juga mulai meninggalkan ruangan itu.

            Dengan beberapa keberanian yang sudah ia kumpulkan, Hyemi menggapai selimut yang menutupi tubuh Jungkook dan membukanya. Tangisnya semakin menjadi saat melihat keadaan Jungkook yang benar benar menyedihkan. Tubuh Jungkook benar-benar biru pucat. Hyemi teringat dengan Hypotermia yang dimiliki Jungkook. Kedua tangannya menutup mulutnya. Kepalanya menggeleng tak percaya. Air matanya masih terus berjatuhan.

“J...Jungkook...” Hyemi terduduk lemas melihat tubuh Jungkook yang sudah tak bernyawa lagi. Kaos pasangan mereka masih terpasang rapi di tubuh Jungkook. Nafas Hyemi sudah tak beraturan. Tangannya mencengkram dadanya. Tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Seandainya saja ia datang sejak awal... Seandainya ia tak menemani Junhong... Seandainya ia ada disana....Seandainya....

Tapi....Bukankah nasi sudah menjadi bubur?


*****


“Tidak!!!! Aku tidak gila!!!! Jangan bawa aku kesana!!!! Choi Junhong!!!! Kau tega!!!! Aku membencimu!!!! Aku benar-benar Membencimu!!!!!”

Junhong menatap sedih Hyemi yang dibawa beberapa perawat masuk ke dalam duatu ruangan. Dia dibawa ke pusat rehabilitasi. Jungkook sudah dikuburkan sebulan yang lalu. Hyemi masih tidak bisa menerimanya. Ia tidak keluar dari kamarnya beminggu-minggu. Ia tak mengeluarkan suara sedikitpun. Hyemi juga sudah mencob membunuh dirinya sendiri berkali-kali. Pada akhirnya, Junhong yang tidak tega melihat keadaan Hyemi, memutuskan membawa Hyemi ke tempat rehabilitasi. Dengan disetujui orang tua Hyemi, Junhong membawa Hyemi ke tempat itu meskipun tidak tega.

“Maafkan aku Hyemi-ya!!! Tapi ini demi kebaikanmu!!! Aku tak bisa melihatmu mati sia-sia!!! Aku berjanji akan bertemu lagi denganmu setahun kemudian!!!!”


-ONE YEAR LATER-


“Hyemi-ya, kau sudah merasa lebih baik?”

Hyemi yang baru saja keluar dari ruangan perawatannya tersenyum dan mengahmpiri Junhong. “Ya, Aku baik” Junhong tersenyum lega melihatnya. “Oh iya, bisakah aku meminjam ponselmu?”

“Untuk apa?”

“Aku ingin menelepon jungkook...” Senyum Junhong menghilang. Hyemi masih belum sepenuhnya sembuh. Tapi pada akhirnya, Junhong memberikan ponselnya pada Hyemi dan membiarkan Hyemi berimajinasi, Asalkan ia bisa melihat Hyemi tersenyum... dan tak mencoba untuk mati lagi....

            Hyemi mulai mengetikkan nomor Jungkook yang ia sudah hafal diluar kepala. Setelang menekan tombol ‘panggil’, Hyemi menempelkan ponsel itu di telinganya dan menunggu sambungan telepon itu.

Hyemi tersenyum. “Oh??!!! Halo..???? Jungkook-ah...”


FLASHBACK OFF


*****


            Jungkook mengingat semuanya. Ia mengingatnya, bagaimana ia mati... dan kapan peristiwa itu terjadi. Itu tepat hari ini.... tanggal ini.... bulan ini.... namun di tahun yang berbeda. Jungkook menatap kedua tangannya. Tubuhnya bergetar.

“Aku.... sudah mati?”

“Hyemi-ya.... Aku minta maaf... aku sudah tak tahan lagi.... membiarkanmu terus membayangkan seolah-olah Jungkook masih hidup.... aku sudah tidak kuat.... Kumohon lupakan dia.... Aku ada disisimu...”

Hyemi menampar pipi kiri Junhong. “Pembohong!!! Kau pembohong besar!!!! Sudah jelas aku bersama Jungkook sejak tadi!!! Kami bahkan menaiki bianglala itu bersama!!! Aku benar benar bersamanya!!!” Hyemi berbalik dan melihat berkeliling. “Jungkook-ah!!! Keluarlah!!! Kau disini kan??? Aku tau kau disini!!! Kita sudah bersama-sama sejak tadi kan??? Dimana kau bersembunyi... sepat keluarlah... dan tunjukkan padanya kalau kau masih hidup... Jungkook-ah!!!! Kau disinikan????” Tubuh Hyemi bergetar. Jungkook menatap Hyemi nanar.

“Ya.... Aku disini...”

“JEON JUNGKOOK!!! KUBILANG KELUARLAH!!!!” Air mata Hyemi tak terbendung lagi. Tangannya mencengkeram kuat dadanya. “Kau tidak ingin dia menyebutku gila kan Jeon Jungkook???.... Sudah kubilang keluarlah!!! Tunjukkan kalau kau masih hidup... Jeon Jungkook aku mohon....”

Jungkook mengangguk lemah “Ya.... Aku disini....” Tapi tak bisa, Hyemi tak bisa mendengarnya. Semua yang Hyemi katakan sejak awal, Hyemi mengatakan itu pada dirinya sendiri... Hyemi dan Jungkook tak pernah berkomunikasi.... Hyemi hanyalah berbicara pada dirinya sendiri. Menganggap Jungkook sedang bersamanya. Tapi Jungkook memang benar benar ada disana.... Bersama Hyemi.... Meski gadis itu tidak tau...

“Hyemi-ya.... hentikan semua ini.... Aku tau tau kalau sebenarnya kau mengetahui bahwa Jungkook sudah pergi.... Tapi kenapa kau masih tidak bisa melupakannya? Kau menjadi seperti ini hanya karenanya... Kumohon... Aku tak mau kau kembali ke tempat rehabilitasi itu lagi.... Aku menghawatirkanmu.... Kumohon Hyemi-ya...”

“Jungkook!!! Keluarlah!!!”

Jungkook hanya bisa menatap percakapan kedua orang itu dengan tatapan nanar. Ia bahkan bar megetahui bahwa dirinya sudah mati. Ia tidak tahu tentang Hyemi yang masuk ke sana. Semua itu terjadi hanya seperti..... baru saja kemarin.

“Hyemi-ya... jangan begini.....Ini bukan dirimu sendiri....” Junhong menggenggam tangan Hyemi. Tapi Hyemi menepisnya.

“Tinggalkan aku sendiri...”

“Hyemi-ya...”

“Kubilang tinggalkan aku!!!!” Beberapa orang yang berada disana menatap Hyemi dengan pandangan heran. Junhong yang tak ingin Hyemi berbuat lebih jauh akhirnya pergi dari sana. Hyemi masih terisak ditempatnya. Menunggu kedatangan Jungkook. Tapi ia benar benar tidak datang. “Ah...” Hyemi mengangguk mengerti. “Jadi aku benar benar sendiri sejak tadi...” Hyemi tersenyum miris.

Jungkook berjalan mendekat ke arah Hyemi. “Hyemi-ya...” Tangannya terulur menghapus air mata Hyemi, tapi tak seperti sebelumnya, tangannya tak dapat menyentuhnya. Ia tak bisa menggapai Hyemi. “H-Hyemi-ya.... Apa yang harus aku lakukan??? Aku benar benar sudah mati.... la... lalu apa yang harus aku lakukan Hyemi-ya...????”

“Aku tidak tahu Jeon Jungkook...”

Mata Jungkook membulat mendengarnya. “H-Hyemi-ya.... Kau bisa mendengarku???”

“....Aku... Aku mungkin tak bisa mendengarmu.... atau melihatmu..... tapi kau.... aku tau kau disini.... kau bersamaku... selalu bersamaku.... Maafkan aku.... Aku yang membuatmu pergi di masa mudamu ini..... Aku membuatmu mati.... Ini semua karena aku tak datang pada malam itu. Tapi.... Aku tidak tau.... Aku tidak tau Jeon Jungkook.... Apa yang harus aku lakukan??? Apa yang harus kulakukan????”

“Ah....” Jungkook menunduk kecewa mendengar jawaban Hyemi. Semakin jelas bukti bahwa Hyemi dan Jungkook tak pernah berinteraksi. Semua ucapan Hyemi sebelumnya, hanya kebetulan saja.... Itu semua hanya kebetulan bersambungan dengan apa yang Jungkook ucapkan. Hanya Jungkook yang dapat melihat, mendengar, dan merasakan Hyemi. Tapi Hyemi tidak....

“Jeon Jungkook...Kau masih disini???”

“Ya.... Aku disini...”

“Pergilah Jungkook....”

Jungkook menatap mata Hyemi lekat. “Huh?”

“Pergilah.... Aku tau ini menykitkan.... Tapi ini bukan tempatmu.... Aku bisa menjalani hidupku.... Aku berjanji aku akan bahagia demi kau.... Aku akan mencoba menerima ini.... Aku berjanji...”

            Angin semakin kencang berhembus. Rambut Hyemi dan Jungkook berkibas mengikuti irama angin-angin itu. Hyemi menatap lurus kedepan. Yang sebenarnya Jungkook berdiri disana. Andaikan Hyemi tau, bahwa Jungkook berdiri diadapannya. Andaikan Hyemi tau...mereka saling bertatapan sekarang.

“Baiklah... Aku akan pergi...” Angin kembali berhembus kencang. Dingin mulai menusuk tubuh mereka. Perahan-lahan Angin itu mulai mereda, perlahan-lahan juga... Tubuh Jungkook mulai menghilang... Perlahan-lahan tersapu.... sedikit demi sedikit angin mulai membawanya. Jungkook tersenyum sejenak menatap Hyemi. “Aku mencintaimu.... Hyemi-ya....” Dan Tubuh Jungkookpun hilang total.

“Jungkook-ah... kau masih disini???” Kali ini benar-benar tidak ada yang menjawab. Hanya terdengar suara angin yang berhembus dan suara percakapan orang-orang disekitar sana. Hyemi menunduk menyadari kini Jungkook tak lagi disisinya. Tangannya merogoh saku mengambil ponselnya. Dibuknya hasil fotonya tadi. Matanya terbuka lebar. Tangannya bergetar. Ia tak percaya. Bibirnya perlahan-lahan membentuk sebuah senyum tipis. Sambil menangis, Senyumnya telah terbentuk sempurnya.

“Jeon Jungkook...” Hyemi kembali menangis. “Kau benar benar bersamaku???...”




*****


Heaven - my only person, yes the person who will protect me
Any sadness, any pain - if only I'm with you
I'm not jealous of anyone else - hold my two trembling hands
Because the reason I live is you




-END-

3 komentar:

  1. Ngga pernah bosen sama ff ini walau udh dibaca berulang kali,, ceritanya bener bener masih sedih dan nyesek. Buat author the best deh bisa buat pembaca ngerasaiin feel sedihnya ditambah pilihan backsong nya.. Semangat berkarya terus thor!!

    BalasHapus

 

K-Pop Area Indonesia Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang