Kamis, 06 Agustus 2015

FF | "Taeyang" - Kim Taehyung (Oneshoot)



Title : Taeyang (SUN)
Cast : Han Taeyang, Kim Taehyung, Jeon Jungkook as Kim Jungkook, BTS Members
Genre : Sad (Maybe?)
Lenght : Oneshoot
Rating : PG-13
Author : Shin Hyun Chan (SHC)


***


“Kau tidak akan tau apa yang akan terjadi di masa depan... Jika itu memang yang akan terjadi....maka terjadilah...” –Kim Taehyung, Han Taeyang


***

Author POV

            Mata sembab milik Jungkook tak henti-hentinya memandang tubuh kakaknya yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit yang mereka tempati. Digenggamnya erat kedua tangannya sendiri. Nafasnya tersendat-sendat tidak membiarkan tangis yang sedari tadi ia tahan keluar.

“ Hyung... kenapa... kenapa kau tidak bilang dari dulu...? Apa kau tega meninggalkanku dan Eomma sendirian??? Apa kau benar benar akan pergi meninggalkan kami...?” Jungkook menghampiri kakaknya. Rambutnya dibelainya perlahan. Dalam beberapa detik air mata Jungkook kembali menuruni wajahnya yang sudah bengkak.

“ Apa kau tidak akan bangun...? Kau tidak pergi sekarang kan...??? Hyung! Jawab aku!!!” Diguncangnya tubuh kakaknya. Memaksanya untuk bangun. Dengan tangis yang masih belum mereda, Jungkook juga mulai memukuli dada kakaknya. “ Hyung! Kubilang bangun!!!”

“ Astaga, Kim Jungkook!!! Apa yang kau lakukan pada kakakmu???” Nyonya Kim yang baru saja datang menghampiri Jungkook dan menahan tangannya yang terus memukul dada kakaknya. “ Kim Jungkook!!! Hentikan!!! Kau malah akan membuat kondisi Taehyung memburuk!!!” Dengan pelan, Jungkook menghentikannya. Nyonya Kim membawa Jungkook ke dalam pelukannya. Ditepuknya punggung anak bungsunya itu.

“ Eomma... Apa hyung tidak akan bangun lagi....???” Tangisan Jungkook masih belum mereda di dalam pelukan  Nyonya Kim.

“ Jangan bilang begitu Jungkook... Kita masih belum tau apa yang akan terjadi nanti... Tapi jika memang itu yang harus Taehyung terima.. Kita tidak bisa mengubahnya.... kita jalani saja...” Nyonya Kim membawa Jungkook ke tempat duduk yang terdapat di pojok ruangan. Lalu mendudukkannya.

“ Eomma, tak bisakah kita mencari ginjal untuk hyung...?”

“ Eomma juga sedang melakukan itu Jungkook... Tapi orang yang mau mendonorkan ginjalnya itu jarang sekali Jungkook... hampir tak ada...”

“ Benarkah...? Lalu apa yang harus kita lakukan...?”

“ Kita berdoa saja...” Nyonya Kim tersenyum ssambil mengelus pelan rambut anaknya. Jungkook juga tersenyum menanggapi ibunya.

“ Kau tau eomma...? Jika hyung pergi sekarang... akan ada banyak sekali hal yang dia tinggalkan....”

“ Iya, eomma tau.... Hyungmu itu anak yang baik... Pasti banyak orang yang menyukainya....”

“ Ah! Eomma... apa kau tau...? Hyung selama ini menyukai seseorang... apa dia pernah cerita kepadamu...?”

“ Tidak pernah.... Siapa dia...?”

“ Dia Taeyang noona.... Han Taeyang...”


***


Taeyang POV

            Tanganku bergetar saat membaca pesan dari Jungkook. Taehyung tidak masuk hari ini. Jungkook bilang kalau Taehyung masuk rumah sakit. Jungkook tidak memberitahuku alasannya. Tapi aku sudah tau, ya... Aku mengetahuinya, Taehyung memiliki penyakit. Penyakit yan sangat mengerikan... Gagal ginjal.

“ Eoh??? Si Taehyung tidak masuk ya??!!! Woa... ini hebat sekali!” Seseorang merebut ponselku dari tanganku. Dia adalah Jung Hoseok. Sambil tersenyum senang, Hoseok membawa ponselku ke empat temannya yang lain. “ Hey! Lihatlah!!! Taehyung tidak masuk!!!”

“ Apa??? Woah...ini memang hari terbaik yang pernah ada...” Teman Hoseok, Kim Seokjin mengambil ponselku dari tangan Hoseok. Tiga anak lainnya juga ikut mengerumni ponselku. Mereka bertiga yang kumaksud adalah Min Yoongi, Park Jimin dan Kim Namjoon. Aku yang tidak mau diam, menghampiri mereka untuk mengambil ponselku.

“ Kembalikan ponselku!!!” Aku mengambil ponselku yang masih ada di tangan Seokjin.

“ Hey, Han Taeyang!!! Apa kau tau kenapa si Taehyung itu tidak masuk??? Kenapa dia bisa ada di rumah sakit???” Jimin berjalan mendekat ke arahku. Begitu juga empat anak lainnya.

“ Apa dia baru saja kecelakaan???”

“ Atau dia memiliki penyakit parah???”

“ Benarkah??? Penyakit???”

“ Woa... Aku tak percaya ini....”

“ Tapi...baguslah, semakin cepat dia mati akan semakin bagus” Ucap Namjoon sambil mengeluarkan rokok dan korek apinya. Telingaku yang mendengarnya secara otomatis menyuruh tanganku untuk menamparnya keras-keras. Suara bertemunya telapak tanganku dengan pipi Namjoon berhasil membuat semua anak dikelasku menoleh ke arah kami.

“ Kim Namjoon!!! Apa kau sadar dengan yang baru saja kau katakan???!!!!”

“ Ya!!! Ya!! Han Taeyang!!! Apa yang baru saja kau lakukan kepada Namjoon kami???” Seokjin menghampiriku dan menjambak rambutku.

“ Aku hanya memberinya pelajaran!!! Apa itu salah???!!! Dia sudah mengatakan hal yang buruk!!!”

“ Cih, memangnya masalah buatmu???!!! Lagipula Namjoon hanya menyatakan pendapatnya!!!” Jimin juga ikut menjambak rambutku. Di bagian yang sebaliknya dengan yang Seokjin jambak.

“ Apa yang baru saja kalian katakan pada teman sekelasmu???!!!” Aku memberontak. Seokjin dan Jimin melepaskan tangannya.

“ Teman sekelas??? Haha... aku tak pernah menganggapnya begitu....” Hoseok berjalan dan menduduki tempat duduk Taehyung yang kosong.

“ Kalian... Seberapa benci kalian kepada Taehyung???!!! Kenapa kalian membencinya???!!! Seenaknya sendiri kalian menyia-nyiakan nyawa orang!!!”

“ Hey... Taeyangie..., kenapa kau sangat membela Taehyung hah??? Apa kau... menyukainya??? Atau memang kalian memiliki hubungan spesial???” Yoongi juga tidak mau diam saja.

“ Kami bahkan lebih benci lagi terhadapmu.... jika dibandingkan Taehyung....” Namjoon maju dan merangkul Yoongi.

“ Kenapa... kenapa kalian membenci teman kalian sendiri??? Apakah gunanya teman itu adalah.... untuk saling dibenci???” Rahangku mengeras menahan emosiku yang masih terus meluap.

“ Teman??? Cih... sudah kubilang kalian itu bukan teman... dan kenapa kami membenci kalian???.... tidak ada.... kami hanya.... benci....” Yoongi menendang perutku sehingga aku terpental ke meja yang ada di belakangku. Semua anak dikelas kami terkejut. Beberapa anak mengeluarkan ponselnya untuk merekam kejadian ini.

“ APA???!!! KALIAN MAU MEREKAMNYA???!!! REKAM SAJA TAPI JANGAN KIRA KALIAN AKAN KELUAR DARI SINI DENGAN WAJAH YANG BERSIH!!!” Teriakan Hoseok membuat semua anak terdiam dan memasukkan ponselnya kembali. Yoongi menghampiriku dan mensejajarkan tubuhna denganku. Lalu mulai menarik rambutku.

“ Entahlah Taeyang... Aku sangat benci denganmu.... Namamu itu... terlalu... Argh!!! Yang pasti aku sangat membencinya... Kau sebut dirimu ‘Taeyang’??? Aku bahkan tak pernah melihat sinarmu....” Yoongi melepaskan tangannya dengan kasar.

“ Hei... bagaimana jika kita selesaikan ini di ruang olahraga??? Sepertinya akan sangat seru jika kita bertemu dengan bola.... Ya kan Taeyangie...?” Seokjin tersenyum padaku. Aku hanya membalasnya dengan tatapan dingin dan nafasku yang masih memburu.

“ Hey... Ada apa dengan tatapan itu???!!! Ayo cepat!!! Aku ingin segera melakukannya!!!” Seokjin menarik seragamku dan menyeretku paksa keluar kelas. Seluruh anak dikelasku hanya bisa diam mematung tanpa melakukan apa apa. Ya... ini sudah biasa...



***


            Derapan kakiku mengikuti irama ayunan lenganku. Tak kupikirkan kakiku yang masih pincang karena ulah kelima orang tadi. Kubiarkan rambutku berkibar dihembus angin. Orang-orang memandangku aneh. Tapi tak kuhiraukan mereka. Aku hanya terus berlari... dan memikirkan... keadaan Taehyung.

            Air mataku perlahan menuruni pipiku yang lebam karena pukulan kelima orang itu. Tapi aku tersenyum senang. Ya, ini air mata kebahagiaan. Senyumku semakin cerah saat aku mulai melihat gedung rumah sakit yang ditempati Taehyung. Tanpa mengurangi tempo berlariku, Aku memasuki gedung itu dan segera menuju kamar yang sudah tertulis di ponselku sebelumnya.

“ Oh!!! Noona!!! Kau disini...???” Dari kejauhan, dapat kulihat seseorang memakai kemeja merah berdiri di depan kamar yang sedang kutuju.

“ Huaa!!!! Kim Jungkook!!!” Tanpa ragu aku memeluknya. Kuhabiskan air mataku di pundaknya. Jungkook hanya tertawa dan menepuk punggungku pelan.

“ Aish noona... jangan bersikap seperti anak kecil...” Aku melepaskan pelukanku dan menghapus bekas air mataku. “ Oh??? Noona... apa yang terjadi denganmu??? Apa sesuatu telah terjadi sebelum ini???” Jungkook menatap wajahku yang lebam. Dan juga sepertinya dia menyadari banyak bekas luka di tanganku.

“ Ania.... aku tidak apa-apa....”

“ Noona... Apa kau yakin kau akan masuk dengan keadaan seperti ini??? Hyung malah akan semakin khawatir...”

“ Tidak apa apa....” Aku tersenyum “ Lalu... apa aku boleh masuk???”

“ Ya, tentu...” Jungkook menuntunku masuk ke dalam Taehyung. Aroma kamarnya persis seperti aroma Taehyung. Hanya saja sedikit bercampur dengan bau obat-obatan. Mataku langsung tertuju pada seseorang dengan pakaian rumah sakit yang sedang duduk tegak di ranjang rumah sakit. Selang infus terpasang di tangan kirinya. Senyum juga tak lepas dari wajahnya saat melihat kedatanganku dan Jungkook.

            Dia masih tetap cerah, meskipun keadaannya sangat buruk... Kulitnya juga pucat. Matanya terlihat menyipit karena keadaannya yang baru saja sadar. Dan akan telihat lebih sipit lagi saat dia tersenyum...

“ Han Taeyang...” Taehyung kembali tersenyum. Aku yang tidak dapat menahan tangisku menghampirinya dan memeluknya.

“ Kim Taehyung!!! Kau kejam sekali!!!” Aku memukul mukul badannya “ Kenapa kau tinggalkan aku sendirian di kelas sementara kau dengan enaknya menikmati makanan di rumah sakit... menonton tv... dan bahkan tidur...?”

“ Hahaha... maafkan aku... aku janji aku akan segera masuk sekolah lagi...” Taehyung menepuk punggungku pelan. Aku melepas pelukanku dan menatap setiap inci wajahnya.

“ Kau... semakin kurus Taehyung...”

“ Aku tau... tapi... bukankah aku semakin tampan???” Taehyung kembali tertawa yang membuat matanya terlihat sangat sipit. Aku hanya tersenyum... meskipun air mataku masih belum berhenti. Ya, aku bahagia... Aku bahagia karena masih bisa melihatnya tersenyum... meskipun mungkin ini.... adalah yang terakhir kalinya...

“ Kim Taehyung... kau bahkan masih bisa tertawa disaat seperti ini...?” Aku memukul dadanya pelan. Lalu kembali menghapus air mataku.

“ Sudahlah Taeyangie... berhentilah menangis...” Taehyung menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Dihapusnya air mataku perlahan dengan kedua ibu jarinya. “ Apa ini??? Han Taeyang... Apa telah terjadi sesuatu???” Taehyung memegang bagian wajahku yang lebam akibat dipukul. Aku berhasil meringis kesakitan dibuatnya.

“ Ania... aku hanya sedikit ceroboh....” Aku mengambil tangannya dari wajahku. “Ini Benar.... Aku tidak apa-apa!!!” Aku berusaha tersenyum. Tapi sepertinya mata tajam milik Taehyung berhasil menangkap kebohongan pada ucapanku.

“ Ini.... ulah mereka kan...? Mereka berlima....” Aku hanya menunduk terdiam tak mau menatap Taehyung. “ Han Taeyang!!! Jawab aku!!! Ini ulah mereka kan???!!!” Taehyung mengguncang bahuku.

“ S-sudah kubilang.... bukan....” Ucapku masih menunduk. Taehyung melepaskan tangannya dari kedua bahuku.

“ Maafkan aku....” Ucapan Taehyung berhasil membuatku mendongakkan kepalaku. “ Maafkan aku... aku tak bisa menjagamu...”

“ Kim Taehyung....”

“ Maafkan aku... Aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa... apalagi dengan kondisiku yang seperti ini....”

“ Taehyung-ah.. aku..”

“ Taeyangie..., tegarlah... aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku nanti.... tapi... cobalah untuk menjaga dirimu sendiri mulai sekarang... Aku tak bisa melihat masa depan... dan tak lama lagi aku akan pergi dari dunia ini.... jadi....”

“ Kim Taehyung!!! Apa maksudmu berkata begitu???!!!” Bahuku bergetar menahan air mata yang akan menetes kembali.

“ Ini kenyataannya Taeyangie... pendonor ginjal sangat sulit ditemukan... aku mungkin tak bisa lama di dunia ini... tuhan ingin segera bertemu denganku... tapi lain lagi jika tuhan merubahnya... aku benar benar tidak tau apa yang akan terjadi padaku nanti.... apakah aku akan mati... atau sebuah keajaiban akan terjadi... tapi jika itu memang takdirku... maka relakanlah Taeyangie....”

“ Kim Taehyung....” Aku menundukan kepala membiarkan air mataku mengalir melewati pipiku. Taehyung menghela nafas pelan lalu mengelus puncak kepalaku pelan.

“ Jungkookie...” Jungkook yang sedari tadi berdiri di ambang pintu menghampiri kami karena panggilan Taehyung “ Bawa Taeyang... dan minta perawat untuk membersihan luka-lukanya...”

“ Baik hyung....” Jungkook mengangguk lalu mengajakku keluar dari kamar Taehyung. Di pintu, aku melirik Taehyung sebentar lalu tersenyum.

“ Istirahatlah... Kim Taehyung....” Taehyung membalas senyumanku lalu mengangguk. Setelah itu aku pergi bersama Jungkook untuk mengobati luka lukaku. Setelah semua lukaku terobati, Aku dan Jungkook duduk di kursi yang terletak di depan kamar Taehyung.

“ Kim Jungkook....”

“ Iya Noona...?”

“ Bolehkah aku mengatakan sesuatu...?”

“ Ya, Tentu saja...”

“ Ah... tidak-tidak... lupakan saja....”


***


            Aku kembali membuka pintu kamar Taehyung. Tapi kedua bola mataku tak dapat menemukan orang yang sedang kucari. Kuputuskan untuk masuk ke dalam kamar Taehyung meskipun tidak ada orang. Jungkook sendiri sedang pergi ke suatu tempat. Aku duduk di ranjang Taehyung sambil merapikannya.

“ Han Taeyang....” Seseorang keluar dari kamar mandi.

“ Eoh??? Kim Taehyung.... kukira kau sedang berjalan-jalan...” Aku berdiri lalu menghampirinya dan membantunya berjalan ke ranjangnya.

“ Kenapa kau masih disini??? Mana Jungkook??? Apa lukamu sudah diobati???”

“ Jungkook sedang pergi ke suatu tempat... Dan aku menggantikannya menjagamu...” Aku menutup tubuhnya dengan selimut rumah sakit.

“ Menggantikan Jungkook???... Ahaha... jangan bohong.... bilang saja kau tidak mau pulang kan??? Kau ingin disini saja bersamaku... apa aku benar???”

“ Aish! Kau ini pede sekali!!! Kau kira aku ini sasaeng fans-mu hah??? Dasar!” Aku memukul kepala Taehyung. Bertepatan dengan itu, seseorang membuka pintu kamar Taehyung.

“ Ah! Eomma!!!” Taehyung tersenyum ke arah orang yang baru saja masuk. Aku juga menoleh ke arah pintu. Menyadari Taehyung baru saja menyebutkan kalau dia adalah ibunya, aku berdiri lalu membungkuk sejenak.

“ Annyeonghaseyo Eomonim....”

“ Ah, Taeyang... kau masih disini???”

“ Eoh?? Bagaimana anda tau....”

“ Iya... Jungkook yang memberitahuku....” Ibu Taehyung tersenyum. Jujur saja, aku tak pernah bertemu degnannya. Walaupun aku mungkin sudah ratusan kali mengunjungi rumah Taehyung, Ini pertama kalinya aku bertemu ibunya.

“ Eommaaaaaa!!!!” Taehyung merengek ke ibunya. “Lihatlah apa yang baru saja dia lakukan eommaaaa.... dia memukul kepalaku!!! Tidakkah dia terlalu kejam pada seseorang yang sedang sakit????”

“ Yak!!! Kim Taehyung!!!”

“ Ahahaha.... Kim Taehyung... berhentilah bersikap seperti anak kecil... kau itu sudah dewasa....” Ibu Taehyung menghampiri anaknya dan memukul kepalanya.

“ Eommaaaa???!!! Kau juga????!!!!” Taehyung mengelus-elus kepalanya. Aku dan ibu Tahyung hanya tergelak melihatnya.

“ Ah iya, karena ibumu sudah disini... aku akan pulang dulu Taehyung-ah....”

“ Eoh??? Baiklah.... Belajarlah yang giat dan kerjakan Prmu!!! Kau sangat malas sekali jika menyangkut masalah PR!!!”

“ Ahahaha....baiklah baiklah... Kim Taehyung Seonsaengnim... aku akan mengerjakannya.....”

“ Oh iya Taeyang... terimakasih sudah mau meluangkan waktumu untuk menjenguk Taehyung... sampaikan salamku kepada orangtuamu ya...” Ibu Taehyung menepuk pundakku dua kali. Aku menunduk.

“ Eomma....” Taehyung menatap mata ibunya lekat-lekat. Ibunya yang cepat mengerti maksud Taehyung terkejut dan segera meminta maaf padaku.

“ Ah... ma-maafkan aku... aku tidak tau...”

Aku tersenyum “ Tidak apa-apa eomonim....” Aku berjalan ke ranjang Taehyung. “Jja!” Aku mengulurkan tangan kananku, berniat untuk menjabat tangannya. Taehyung hanya menatapku heran.

“ Kenapa kau...”

“ Haish.... sudahlah..... cepat!!!” Aku menarik paksa tangan Taehyung dan menggoyangkannya pelan. 
“ Sampai Jumpa.... Kim Taehyung....” Taehyung masih menatapku heran.

“ Eeeyyyy.... Tumben sekali kau ini....” Taehyun akhirnya tersenyum dan mulai menggoyangkan tangannya membalas jabatan tanganku. “ Kalau begitu.... Sampai jumpa juga....”

“ Ya.... Sampai Jumpa....”


***


Author POV

            Pelajaran di kelas Taeyang berjalan seperti biasa. Suasana kelas terlihat berubah semenjak Taehyung tidak masuk ke sekolah. Sepertinya Taehyung memang pembawa suasana di kelas tersebut. Bahkan saat bel pulang berbunyi pun tidak ada yang bersorak kegirangan. Yang ada hanya suara decitan meja dan kursi yang tergeser. Taeyang masih tetap duduk ditempat duduknya sementara anak lain merapikan barang-barangnya. Ditatapnya aneh kelima orang yang setiap hari mengganggunya.

“ Hey, kalian berlima....” Kelima orang yang merasa terpanggil menoleh ke arah Taeyang.

“ Apa?” Yoongi mewakili teman-temannya yang lain.

“ Aneh sekali kalian hari ini. Tumben kalian tidak menggangguku??? Bukankah sekarang adalah waktunya untuk menghabisi Han Taeyang???”

“ Cih, seharusnya kau malah senang Han Taeyang” Seokjin memakai tasnya dipundak.

“ Senang sih senang... tapi aku juga khawatir... kalian bukanlah kalian yang biasanya...”

“ Entahlah, kami sedang tidak ada mood untuk melakukan itu...” Namjoon juga sudah memakai tas rangselnya “ Ayo Seokjin, kita pulang...” Namjoon merangkul Seokjin dan mengajaknya pulang. Tiga orang lainnya juga ikut menyusul dibelakang mereka.

“ Aneh... Mereka berlima memang aneh....” Kelas sudah kosong. Taeyang yang tak mau berlama-lama lagi di dalam kelas segera merapikan barang-barangnya dan segera pulang. Tak lupa diambilnya sebuah benda berbentuk persegi panjang di saku seragamnya. Itu ponselnya. Sambil melangkah, Taeyang menghubungi ponsel Taehyung.

“ Hai Taeyangiiiieeee... Apa sekolah berjalan lancar??? Prmu selesai kan??? Apa kau tidak dihukum apa-apa hari ini??? Bagaimana dengan mereka berlima??? Apa mereka mengganggumu???” Suara diseberang telepon memotong kata-kata yang akan Taeyang ucapkan.

“ Haish... dasar! Tentu saja hari ini sangat baik. Bahkan baiiiiiiik sekali... Tapi... entahlah... semua orang dikelas terlihat murung... Bahkan mereka berlima tak melakukan apa-apa padaku.... mereka bilang sedang tidak mood....”

“ Hahaha.... tentu saja semua orang terlihat murung... kau kan Taeyang... tentu saja kau adalah anak yang paling bersinar dikelas... apa aku benar???”

Taeyang tersenyum menanggapi ucapan Taehyung. “ Cepatlah sembuh dan kembali kesini... semua anak dikelas pasti menunggumu.... Kau kan selalu bersinar dikelas...”

“ Bersinar???Hahaha... tapi tentu sinarku tidak bisa mengalahkan sinarmu nona Taeyang....”

“ Cih, berhentilah mengatakan hal hal konyol dan minumlah obatmu.... kau harus cepat sembuhhhh”

“ Entahlah... aku tidak yakin apakah aku akan sembuh...”

“ Yak!!! Kim Taehyung!!! Kau mulai lagi!!! Berhentilah berkata yang tidak tidak dan cepatlah sembuh oke???!!!”

“ Tapi itu sudah kenyataannya...”

“ Ah!!! Sudahlah lupakan!!! Aku tutup dulu....” Taeyang memutuskan sambungannya lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.

PRRAAAANNGGGG!!!!

            Suara suatu benda yang pecah mengagetkan Taeyang. Bola matanya tampak berputar untuk mencari darimana suara tersebut. Dan saat suara pecahan kedua berbunyi, Taeyang dapat menyimpulkan kalau suara itu berasal dari atap sekolah. Dengan segera Taeyang berlari dan melihat apa yang terjadi. Taeyang membelalakkan matanya saat melihat seseorang, bukan maksudnya dua orang di atap sekolah.

“ Kalian pikir apa yang sedang kalian lakukan!!!!!!” Nafas Taeyang tersengal-sengal akibat berlari dan menaiki banyak tangga.

“ Han Taeyang??? Apa yang kau lakukan disini???” Seseorang dengan sebuah botol soju ditangannya menoleh ke arah Taeyang.

“ Kim Seokjin!!! Kim Namjoon!!! Kubilang apa yang sedang kalian lakukan???!!!” Taeyang menghampiri mereka berdua yang masih dalam posisi siap menyerang.

“ Bukan urusanmu! Cepat pergilah dari sini...!!!” Namjoon mendorong Taeyang ke belakang dengan kaki kirinya. Untungnya Taeyang masih bisa menjaga keseimbangan dan kembali memisahkan mereka berdua.

“ Ini bukan kalian!!! Sekejam-kejamnya kalian padake, kalian tidak pernah menghianati satu sama lain seperti ini!!! Hentikan ini semua!!!!” Taeyang masih menahan tangan Namjoon yang memegang sebuah botol Soju.

“ Hah!!! Kau tau apa tentang kami???!!! Setiap hari kami sudah melakukan ini... Lagipula ini bukan urusanmu!!!” Seokjin mendorong Taeyang, Tapi Taeyang tetap pada pendiriannya dan mencengkaram kuat lengan Namjoon.

“ Tentu saja ini urusanku!!! Kalian temanku!!!!” Teriakan Taeyang membuat kegiatan Seokjin dan Namjoon berhenti. Ditatapnya mata Taeyang lekat-lekat.

“ Kau bilang apa tadi??? Teman??? Aku tak pernah mendengar kata itu sebelumnya...” Namjoon menurunkan tangannya yang masih memegang botol soju.

“ Lalu??? Bukankah kalian berdua berteman??? Kenapa kalian melakukan kekerasan kepada siapa saja???!!!”

“ Cih, Apa kau pernah mendengar sesuatu yang berbunyi teman dari mulutku??? Aku tak pernah mengakuinya sebagai teman” Seokjin menatap tajam wajah Namjoon yan tepat berada di hadapannya.

“ Tentu saja kalian teman!!! Dasar bodoh!!! Kalian melakukan segalanya bersama!!! Sehari-hari kalian selalu terlihat akrab!!! Kalian juga sering bercanda bersama!!! Menggangguku pun juga kalian melakukan bersama!!! Tentu saja kalian berteman!!! Apa kalian tidak mengerti??!!!! Kalian bukan anak kecil!!!” Taeyang merebut botol soju yang dipegang Namjoon dan membuangnya ke sembarang arah. Begitulah botol soju itu pecah.

“ Hahaha... kaulah yang tidak mengerti, Han Taeyang!!! Bagiku dia hanyalah seorang anak yang membuat ibunya menikah dengan ayahku 10 tahun yang lalu... Dan ayahku memaksaku untuk mengakuinya sebagai kakak laki-lakiku dan menyuruhku memanggil perempuan tidak berguna itu dengan sebutan ibu.... Cih, bahkan sampai matipun aku tidak mau” Namjoon meludahkan salivanya. Seokjin yang tersinggung dengan ucapan Namjoon, mendorongnya ke tepi atap sekolah lalu mulai mencekik lehernya.

“ Apa kau bilang?????!!!! Kau sebut ibuku apa???!!!! Katakan lagi berengsek!!!!!”

“ Kau tidak dengar??? Kubilang tidak berguna....”

“ Sialan!!!” Seokjin melayangkan pukulannya ke wajah Namjoon. Begitu juga Namjoon yang tidak mau kalah “ Ayahmulah yang memaksaka ibuku untuk menikahinya!!! Kau pikir aku setuju???!!! Tentu saja aku tidak setuju!!!”

“ Hah! Aku tak peduli... Aku akan tetap membencimu dan wanita sialan itu!!!” Dan begitulah kedua orang itu terus bertarung. Bahkan mereka berdua tak berkutik dari tempatnya. Taeyang yang tidak tahan melihat kelakuan kekanakan mereka akhirnya mulai bertindak.

“ HENTIKAN!!!! KALIAN BERDUA!!! KUBILANG HENTIKAN!!!” Taeyang berlari ke arah mereka untuk menghentikan perkelahian tidak berguna itu. Sayangnya kaki Taeyang tersandung kaki Seokjin dan memebuatnya terjatuh dan menggeinding ke depan. Tubuh Taeyang melewati batas atap sekolah itu dan membuatnya hampir terjatuh ke bawah. Untungnya Taeyang segera tersadar dan berpegangan erat-erat ke pinggir atap sekolahnya. Dan berakhirlah Taeyang pada posisi tergantung di pinggir atap sekolahnya.

“ H-Han Taeyang....” Seokjin dan Namjoon menghentikan perkelahian mereka. Namun mereka tak berkutik untuk menolong Taeyang. Mungkin mereka masih dalam keadaan terkejut.

“ Sudah puas berkelahinya????!!! Sudah puaskah kalian melampiaskan kebencian kalian????!!!! Apa kalian masih belum sadar!!!! Kalian itu teman!!! Dan bahkan... hubungan orangtua kalian membuat kalian menjadi sepasang kakak adik!!!! Lalu keluarga macam apa yang memiliki rasa saling benci dan selalu  bertengkar???!!! Dan kalian bilang apa???!!! 10 tahun yang lalu???!?!!! Bahkan kaian belum bisa bersikap dewasa dan menerimanya???!!!! Kalian seharusnya malu pada diri kalian sendiri!!!! Lihatlah ke cermin dn pikirkan.... Siapa aku??? Untuk apa aku dilahirkan.... Dan juga pikirkan siapa orang-orang yang berharga untuk kalian... Bukankah kalian menyayangi orangtua kalian???!!!” Taeyang masih dalam posisi menggelantung di pinggir atap sekolah. Tangannya bergetar menahan berat tubuhnya.

“ Iya.....” Seokjin dan Namjoon menunduk menjawab pertanyaan Taeyang.

“ Lalu apa susahnya membiarkan mereka bahagia????!!!! Seharusnya kalian senang bisa melihat mereka bahagia!!! Jika kalian menyayangi mereka.... ikhlashkanlah semua ini!!!! Kalian juga sudah dewasa!!! Belajarlah untuk memahami perasaanmu sendiri tapi juga pikirkan perasaan orang lain!!!! Jadilah diri kalian sendiri!!! Hati kalian kini penuh dengan kebencian!!! Hilangkan itu semua dan carilah diri kalian yang asli!!! Ini adalah takdir tuhan untuk kalian.... Jika memang itu yang akan terjadi lalu biarkanlah terjadi....! Kalian tidak akan bisa mengubahnya dengan cara apapun!!! Bahkan jika kalian bunuh diri dan pergi dari dunia ini... orang-orang di dunia ini tetap akan melanjutkan kehidupan mereka masing-masing!!! Begitu pula orangtua kalian!!! Ini sudah takdir kalian!!!!” Tangan Taeyang sediit demi sedikit mulai bergeser.

“ Ya!!!! Kau memang sangat mudah mengatakannya!!!! Tapi kamilah yang merasakan!!!! Orangtua kami hanya memikirkan kebahagiaan mereka dan tidak mau mendengarkan kami!!! Mereka hanya peduli tentang diri mereka sendiri!!!” Seokjin melawan semua yang telah Taeyang katakan.
“ Kau salah besar Kim Seokjin!!! Orangtua kalian saling menikah satu sama lain karena tidak ingin kalian kesepian.... ‘Ah... Namjoon masih kecil, jadi kupikir aku harus mencarinya seorang ibu agar dia masih bisa merasakan kasih sayang seorang ibu...’ Itulah yang ada dipikian ayahmu Namjoon!!! Dan kau Kim Seokjin!!! Ibumu pasti juga berfikiran yang sama dengan ayah Namjoon!!! Lalu mereka memutuskan untuk membangun rumah tangga bersama dan berperan sebagai orangtua kalian!!! Cobalah untuk mengerti apa yang ada dipikiran mereka berdua...”

“ Kau tidak merasakan apa yang aku dan Seokjin rasakan.... Han Taeyang....”

“ Hah! Bahkan aku memiliki luka yang lebih dalam dibandingkan kalian berdua!!! Aku tidak punya orangtua apa kalian tau????!!!! Ibuku meninggal karena melahirkanku!!!! Dan saat aku berumur tujuh tahun ayahku meninggalkanku sendirian!!! Dia tidak ingin punya anak sepertiku katanya!!!! Dia bilang aku lahir sebelum mereka menikah!!! Aku adalah anak haram!!!! Aku tak pernah merasakan kasih sayang orangtua sejak dulu...!!! Aku tau betul rasanya... Kalian seharusnya bersyukur karena tuhan masih mengizinkan kalian merasakan itu sekali lagi.... dan bahkan tuhan memberikan kalian sesuatu yang berharga pada kalian.... Saudara laki-laki.... Aku bahkan tidak mengetahui sanak saudaraku!!! Selama ini aku hidup hanya mengenal Taehyung dan Jungkook!!! Tidak pernah aku bertemu seseorang yang benar-benar saudaraku sendiri....” Air mata Taeyang berhasil lolos dari kelopak matanya. Taeyang kembali mengingat luka yang selama ini dia pendam dihatinya. Namjoon dan Seokjin menatapnya. Mereka tidak pernah tau masa lalu Taeyang.

“ Taeyang.... Aku.... Aku minta maaf....” Keduanya tampak meminta maaf kepada Taeyang. Air mata Taeyang masih terus mengalir tanpa ada yang menghapusnya. Tentu saja Taeyang tidak bisa atau dia akan mati.

“ Ya!!! Tentu saja kalian harus minta maaf!!! Dan juga, minta maalah pada orangtuamu!!! Tidak tidak.... yang lebih penting adalah, minta maaflah pada dirimu sendiri... Lalu katakan pada orangtua kalian untuk berjanji tidak akan saling membenci lagi... Aku tak percaya selama ini yang kalian lakukan di depan semua orang hanyalah sandiwara... Berpura-pura akrab seakan tidak ada yang bisa memisahkan kalian.... Tapi sebenarnya di dalam hati kalian, kalian menyimpan dendam pada seseorang yang sangat dekat dengan kalian. Cih, kalian pasti sudah tersihir dengan yang namanya kebencian. Segeralah minta maaf!!! Lalu jadi diri kalian sendiri dan jalani apa yang sudah Tuhan takdirkan untuk kalian!!!!” Air mata Taeyang sudah mulai mengering, meskipun Taeyang juga masih tersedu-sedu. Seokjin dan Namjoon hanya menunduk diam. Keadaan saat itu sangat hening. Hanya terdengar suara burung-burung yang ada di atas mereka. Ketiganya saling diam. Ditengah keheningan itu, Tangan Taeyang mulai terlepas dari pegangannya. Taeyang hanya mempasrahkan jika dia memang akan mati hari ini. Taeyang memejamkan matanya saat kedua tangannya benar-benar terlepas dari pegangannya. Namun saat Taeyang kembali membuka matanya. Taeyang mendapati Seokjin dan Namjoon yang tengah memegangi tangannya.

“ Maafkan kami... Han Taeyang....” Seokjin tersenyum lalu mulai menarik Taeyang dibantu dengan Namjoon. Mereka bertiga terlihat lega saat Taeyang berhasil berdiri kembali da atap sekolah mereka.

“ Terima kasih... Han Taeyang....” Namjoon mengulurkan tangannya. Taeyang yang masih mengatur nafasnya menerima uluran tangannya dan tersenyum.

“ Syukurlah...”

“ Han Taeyang.... maafkan aku.... aku selalu menyesal atas apa yang telah kulakukan padamu...” Taeyang mengangguk mendengar permohonan maaf Seokjin.

“ Aku juga minta maaf Han Taeyang.... Sekarang aku tau kenapa orangtuamu memberimu nama ‘Taeyang’... Kau selalu memberikan cahaya kepada semua orang....” Namjoon terseyum “ Bersinarlah terang.... jangan sampai kehilangan sinarmu.... Aku akan memulai hidup yang baru.... Dan juga mencoba untuk melewati apa yang sudah tuhan tentukan untukku.... tentu saja bersama Hyungku....” Namjoon menatap Seokjin sambil tersenyum. Seokjin juga membalas senyumannya.

“ Tentu saja... adikku....”


***


“ Hyung... apa kau merasa pusing.... atau sesuatu yang lain??? Jika ada apa-apa katakan padaku...”

“ Aku tidak apa-apa Jungkookie....” Taehyung mengacak rambut adiknya.

“ Tapi jika kau merasakan sesutau... katakan padaku hyung...”

“ Haha.... Iya... Iya.... Jungkookie....” Taehyung menepuk-nepuk kepala adiknya. Jungkook tersenyum lalu melanjutkan mengupaskan buah apel untuk kakaknya.

“ Hyung....”

“ Iya?”

Jungkook meletakkan pisaunya “ Apa kau mau....” Jungkook menatap mata kakaknya lekat “ Menerima donor ginjalku?”

“ Apa?! Tidak aku tidak mau... Kau belum hidup lama.... Kau masih belum merasakan raranya menjadi orang dewasa... lebih baik jangan tinggalkan dunia ini dulu...”

“ Kau sendiri hyung??? Apa kau sudah hidup lama??? Kau juga belum merasakan bagaimana rasanya menjadi orang dewasa.... Kau juga masih belum pantas untuk meninggalkan dunia ini...!”

“ Tidak. Aku sudah hidup 2 tahun lebih lama darimu. Aku memang belum merasakan bagaimana rasanya jadi dewasa tapi setidaknya aku lebih dewasa darimu. Aku juga sudah merasakan.... bagaimana rasanya mencintai seseorang...”

“ Karena itu hyung....” Jungkook menggenggam tangan kakaknya “ Kau punya orang untuk dicintai dan juga mungkin Taeyang noona juga menyukaimu.... jadi aku tidak ingin kalian saling kehilangan.... Sedangkan aku tidak punya seseorang yang....”

“ Ada Kim Jungkook....” Taehyung memotong ucapan adiknya. “ Kau kira aku dan ibumu itu siapa??? Apa kau pikir kami tidak menyayangimu??? Kau itu berharga untuk kami... aku juga pastinya lebih menyayangimu daripada Taeyang... Taeyang juga menyayangimu.... dia sudah menganggapmu sebagai adiknya sendiri... sejak dulu, hanya kita keluarga yang dia miliki... Kau itu berharga untuk banyak orang Jungkookie.... jadi hentikanlah omong kosongmu itu dan biarkan takdir membawaku...”

“ Tapi hyung.... jika kau pergi kau akan meninggalkan bekas luka yang dalam untuk semua orang yang menyayangimu....” Taehyung terdiam. “ Hyung, kau seperti sudah tidak punya semangat hidup lagi. Kau selalu saja bilang untuk pasrah akan keadaan... Kau tau kan kalau semua orang tidak mau itu terjadi....”

“ Tapi Jungkook....”

“ Bertahanlah hidup sampai aku menemukan donor ginjal untukmu....”


***


            Taeyang berjalan sempoyongan. Hari sudah gelap tapi Taeyang masih tak berniat untuk pulang. Ditatapnya bintang-bintang yang tersebar diatasnya. Taeyang menghela nafas perlahan. Hari ini dia telah melewati hari yang berat. Entahlah, hari ini tidak seperti biasanya. Tidak ada yang mengganggu Taeyang... tapi disisi lain... Taeyang hampir mati karena ikut campur masalah orang yang selalu mengganggunya. Tapi dia senang... karena semuanya sudah berakhir.

“ Yah... ternyata semua hal di dunia ini penuh dengan kejutan....” Taeyang memejamkan matanya masih dengan posisi kepala yang mendongak ke atas. “ Walaupun Namjoon dan Seokjin selalu kejam terhadapku, ternyata mereka menyimpan kesedihan dihati mereka... Aku sungguh tak menyangka...” Taeyang kembali membuka matanya. Matanya membulat sempurna saat ia melihat siluet seseorang di atas gedung yang terletak disampingnya. Merasa ada yang tidak beres, Taeyang segera mesuk ke dalam gedung tersebut dan segera menuju atapnya.

“ Oh... Yaampun... hari apa ini sebenarnya??? Tadi Namjoon dan Seokjin... sekarang kalian bertiga??? Dan bahkan aku kembali berada di atap bangunan....” Taeyang menghampiri tiga orang yang dilihatnya di atap.

“ Han Taeyang....” Ketiga orang itu, atau lebih tepatnya Jimin, Hoseok, dan Yoongi menatap Taeyang dan mengucapkannya bersamaan.

“ Apa yang kalian lakukan disini? Kalian bahkan belum mengganti seragam sekolah kalian....”

“ Han Taeyang...” Yoongi berlari ke belakang Taeyang. Raut wajahnya tampak ketakutan. Tak biasanya Yoongi seperti ini “Tolong aku...”

“ Hm?” Taeyang mesih menatapnya tak mengerti.

“ Mereka.... mereka mengancamku....”

“ Mengancam apa...?”

“ Mereka bilang.... Aku harus mengkonsumsi narkoba.... Ya! Mereka memaksaku menggunakan ganja yang mereka bawa!!! Mereka bilang, jika aku tak melakukannya... mereka akan membunuhku...” Taeyang menatap Yoongi sejenak lalu menoleh ke arah Jimin dan Hoseok.

“ Apa yang Yoongi bilang... apakah itu benar??? Apakah kalian pengedar narkoba??? Bahkan kalian mengkonsumsinya???”

“ I... Iya...” Jimin mengangguk pelan.

“ Hah! Apa kalian sadar kalau kalian sudah menyia-nyiakan hidup kalian? Narkoba itu tidak berguna! Apa yang akan kalian lakukan dengan itu?!”

“ Tentu saja bersenang-senang! Dan kami hanya mau mengajak Yoongi ikut bersenang-senang bersama kami... apa itu salah?” Hoseok menggantikan Jimin yang menunduk. Taeyang menghampiri Hoseok dan Jimin lalu menampar mereka satu-satu.

“ Sadarlah kalian berdua!!! Kalian bukan diri kalian yang sebenarnya! Senakal-nakalnya kalian disekolah... Sekejam-kejamnya kalian terhadapku.... kalian tidak akan pernah mengkonsumsi narkoba... Kalian bukanlah orang yang akan melakukan itu...Katakan padaku.... kalian bohong kan?!”

“ Tidak... kami tidak bohong... itu memang kenyataannya” Taeyang kembali menampar Jimin dan Hoseok.

“ Tentu saja kalian berbohong!!! Hati kalian menunjukkannya. Kalian bukanlah tipe orang yang akan menyia-nyiakan hidup kalian dengan benda haram seperti itu...” Taeyang merebut ganja yang Jimin pegang lalu membuangnya. Tak lupa Taeyang menginjak-injak ganja itu dengan sepatunya.

“ Han Taeyang! Apa yang kau lakukan!!!” Jimin menahan kaki Taeyang yang masih menginjak-injak ganja yang sebelumnya ia pegang.

“ Hentikan semua kebodohan ini. Sekarang jujurlah! Apa yang akan kalian lakukan dengan benda haram ini???!!! Jangan bicara omong kosong dan jangan berbohong. Katakan yang sebenarnya!” Jimin dan Hoseok menunduk diam. “ Hei!!! Apa kalian mendengarku! Kubilang katakan yang sebenarnya!!!”

“ Sebenarnya...” Jimin mulai membuka mulutnya perlahan... “ Kami juga diancam...”

“ Hah?”

“ Iya, kami juga tak mengenal orang itu... kami bertemu dengannya kemarin...dia bilang untuk memberikan ganja ini kepada anak yang bernama ‘Min Yoongi’ Tapi kami jelas menolaknya... kami berteman baik dengan Yoongi... orang itu tampak kesal. Lalu mulai mengancam kami, dia bilang akan menghabisi sanak saudara kami satu pesatu jika ganja ini tidak sampai ke Yoongi... Tentu saja kami bingung.... pada akhirnya kami memutuskan untuk memaksa Yoongi menggunakannya...” Jimin melanjutkan.

“ Memangnya siapa orang yangmengancam kalian? Dia kenal Yoongi? Apa kalian sempat melihat wajahnya???” Jimin dan Hoseok menggeleng pelan. “ Bagaimana denganmu Min Yoongi, Apa kau tau sesuatu? Mungkinkah kau kenal dengan seseorang yang pernah terjerat kasus narkoba?”

“ Tidak... tidak ada...”

Taeyang kembali menoleh ke arah Jimin dan Hoseok yang menunduk menyesali pebuatannya “ Sudahlah, lupakan itu... Kalian pulanglah... Aku akan melaporkannya ke polisi... aku tak akan menyebutkan nama kalian... Aku akan mengurusnya sendiri...”

“ Tapi, Han Taeyang....”

“ Pulanglah....” Taeyang tak menoleh ke arah mereka bertiga dan hanya fokus kelayar ponselnya untuk menghubungi polisi. “ Halo? Saya ingin melaporkan sesuatu...”


***


Esoknya.

“ Han Taeyang....” Jimin, Yoongi dan Hoseok menghampiri Taeyang yang bertopang dagu di mejanya.

“ Ya?” Taeyang melipat tangannya dan menatap mereka bertiga. Seluruh anak dikelas memandang mereka aneh. Suasananya berbeda dengan yang biasa mereka rasakan. Tapi tak dihiraukan semua tatapan itu oleh Taeyang.

“ Terima kasih...” Yoongi mewakili Jimin dan Hoseok.

“ Untuk yang kemarin?” Taeyang tampaknya sudah mengerti apa yang mereka maksudkan.

“ Iya.... polisi sudah menangkap bandarnya dan menutup tempat mereka pagi ini...” Jimin tersenyum. Senyum yang tak pernah Taeyang lihat sejak ia mengenal Jimin.

“ Benarkah? Syukurlah kalau begitu... Aku ikut senang...” Taeyang tersenyum cerah. “ Tapi... apa kalian mengenal orang itu?”

“ Ya...” Yoongi mengangguk pelan “ Dia ayah kandungku sendiri...”

“ Apa?! Bagaimana bisa???!!!”

“ Entahlah.... Dia bilang dia ingin menghancurkan masa depanku.... Dia tidak ingin melihatku bahagia.... Dia bahkan ingin membuangku...”

“ Ah, benarkah... Apa kau tidak apa-apa???...” Taeyang menatap Yoongi cemas. Tapi Yoongi tersenyum.

“ Ya, aku tidak apa-apa. Ibuku bilang ayahku memang terkena gangguan kejiwaan sejak perusahaannya bangkrut... lalu dia mulai menjadi bandar narkoba....”

“ Ah... begitu....”

“ Terima kasih Han Taeyang.... kau sudah mau membantu kami, padahal tak pernah sekalipun kami berbuat baik padamu... maaf untuk semua yang kami lakukan selama ini.... Aku minta maaf.... Kau memang seorang matahari.... Ya.... tapi matahari yang tersentuh.... Kau adalah cahaya bagi semua orang disekelilingmu...” Yoongi tersenyum.

“ Ya... itu benar... kau memang selalu bersinar....” Hoseok melanjutkan.

“ Bahkan matahari tak bersinar secerah dirimu Han Taeyang.... Sinarmu sangat hebat!” Jimin mengacungkan kudua jempolnya.

“ Ahahaha!! Sangat aneh aku melihat kalian semua tersenyum seperti itu... Aku benar benar tak terbiasa....”

“ Lalu.... Bagaimana keadaan Taehyung?” Tiba-tiba saja Yoongi menanyakan keadaan Taehyung yang selama ini dibencinya.

“ Ah..., Taehyung? Dia masih ceria sepeti biasanya.... meskipun dia tau ajal akan segera menjemputnya....”

“ Eoh???!!! Apa sebegitu parahnya???!!!”

“ Iya... dia terkena gagal ginjal... dia sering bolos sekolah karena harus bolak-balik kerumah sakit untuk memompa darahnya.... Dan semua orang juga tau kalau pasien gagal ginjal jarang ada yang selamat... Tapi Taehyung.... dia bahkan tak sedih sedikitpun...”

“ Taehyung.... gagal ginjal??? Apa itu benar???” Semua anak dikelas yang mendengar kabar ucapan Taeyang mulai mengelilingi meja Taeyang. Seokjin dan Namjoon yang baru saja datang juda ikut menghampiri mereka meskipun tidak tau apa yang sedang terjadi.

“ Lalu... apa dia sudah mendapatkan donor ginjal...?” Jimin mewakili anak-anak yang lain.

“ Belum.... tentu saja sangat susah mencarinya karena donor ginjal itu mempertaruhkan nyawa....” Taeyang memandang sayu bangku Taehyung yang kosong “ Tapi.... tenang saja... dia akan segera mendapat donor ginjal....”

“ Ah benarkah??!!! Syukurlah!”

“ Ya! Kelas ini sangat sepi tanpanya...”

“ Dia memang sangat sesuatu...”

Taeyang tersenyum “ Apa kalian semua menunggunya?”

“ Ya! Tentu saja!” Pertanyaan Taeyang ditanggapi dengan anggukan semua orang.

“ Taehyung selalu yakin kalau dirinya akan segera mati karena tidak ada pendonor ginjal untuknya....” Semua anak kembali diam mendengar ucapan Taeyang. “ Tapi... apa kalian tau? Dia telah mengajariku satu hal.... Dia berpesan pada kita untuk menjalani apa yang sudah tuhan tentukan untuk kita..... Dia bilang, Apa yang akan terjadi.... tejadilah....”


***


Taehyung POV

            Aku memandang kosong televisi dihadapanku. Ini sudah hari kelima semenjak aku masuk ke dalam rumah sakit. Tidak ada yang berubah. Aku sangat bosan... Setiap hari hanya ditemani dengan televisi... obat-obatan...dan juga kedatangan perawat untuk mengecek kondisiku. Bahkah setiap malamnya aku hanya mendengar jarum jam yang berdetak dan tetesan air infusku.

“ Eomma...” Pada akhirnya aku memanggil ibuku.

“ Iya? Ada apa? Apa kau mau ke kamar mandi?”

“ Tidak....” Aku merubah posisiku menjadi duduk “ Tak bisakah aku keluar dari rumah sakit ini? Aku sangat bosan disini....”

Ibuku menghampiriku “ Tidak bisa... Kau harus istirahat Taehyung-ah...”

“ Untuk apa? Lagipula pada akhirnya aku akan mati... Setidaknya biarkan aku menikmati waktu yang sebentar ini sebelum aku mati....”

“ Kim Taehyung...! Kenapa kau selalu berkata begitu?!”

“ Lagipula itu memang kenyataannya kan? Memangnya apa sudah ada orang yang mendonorkan ginjalnya untukku...?”

“ Itu....”

“ Pasti masih belum ada.... Kalau begitu biarkan aku keluar... Aku akan kembali ke rumah sakit saat aku sudah puas...”


***


“ Hey! Han Taeyang!!!! Coba tebak!!!” Aku berteriak begitu Taeyang mengangkat teleponku.

“ Apa?”

“ Aku keluar dari rumah sakit!!!!”

“ Eoh??? Apa kau sudah mendapat donor ginjal?!!!”

“ Belum... aku hanya ingin berjalan-jalan.... hihihi....”

“ Ah.... begitu....” Taeyang terdengar kecewa mendengar jawabanku. “ Kim Taehyung.... aku ingin bertanya seuatu....”

“Apa? Silahkan saja nona...”

“ Kenapa kau..... Masih bisa tersenyum disaat kau tau ajalmu akan segera tiba?” Aku menghentikan langkahku yang sedari tadi memang berjalan-jalan didalam rumahku.

Aku tersenyum. “ Ya.... Aku hanya tidak ingin mati tanpa penyesalan... Aku akan terus tersenyum sampai aku mati... Maka aku akan meninggalkan dunia ini dengan bahagia...”

“ Lalu bagaimana dengan orang yang ada disekitarmu...?”

“ Hm?”

“ Apakah orang disekitarmu juga akan tersenyum saat melihatmu telah kehilangan nyawamu? Tentu saja mereka tidak akan tersenyum.... Bahkan hanya airmata yang akan menyelimuti mereka...”

“ Aku tau... Mungkin aku akan meninggalkan beberapa luka dihati orang-orang... Tapi kupikir.... setidaknya mereka akan sedikit lega melihatku mati dengan bahagia...”

“ Justru itu masalahnya Kim Taehyung!.... Jika kau terus tersenyum seperti itu kau malah akan membuat orang-orang berfikir kau sangat menyedihkan!!!”

“ Tidak... Itu tidak akan terjadi” Lalu kedua dari kami diam. Aku memutuskan untuk mengakhiri panggilan “ Kalau begitu Taeyangie... Apa kau mau bertemu denganku nanti malam? Ada yang ingin kukatakan...”

“ Baiklah...”

“ Oke, Kita bertemu di halte tempat kita biasa bertemu. Kutunggu jam 10”

“ Jam 10??!!! Ah... baiklah... tak apa-apa... Kututup dulu....”


***


            Jam 21.45, 15 menit sebelum jam perjanjianku dengan Taeyang. Jika aku berangat dari rumah ke halte itu adalah 10 menit, maka aku akan baru berangkat jam 21.50. Aku mengisi 5 menit kekosongan itu dengan menonton televisi dan beberapa memakan beberapa camilan. Hanya ada aku dirumahku. Ibuku masih di rumah sakit. Sedangkan Jungkook... Mungkin dia juga ada di rumah sakit.

“ Yup! Saatnya berangkat!” Aku memakai jaketku dan memasukkan ponselku. Setelah mematikan beberapa lampu di rumahku, aku mengunci pintu rumahku dan berangkat.

DDRRTTT...

Dengan bergetarnya ponselku, aku menghentikan langkahku dan mengecek ponselku.

“ Halo?” Aku mengangat telepon dari ibuku.

“ Kim Taehyung!!!!” Aku hanya mengerutkan dahi. Dari nada bicara ibuku sepertinya dia sdang resah.

“ Ada apa...? Ah... Aku baik-baik saj....”

“ Adikmu!!!!!” Aku menghentikan ucapanku saat ibuku meneriakkan kata itu.

“ Kim.... Kim Jungkook...? Dia kenapa...???”

“ Dia.... Dia masih belum pulang sampai sekarang!!! Tadi dia izin ingin menemuimu dirumah...”

“ Menemuiku??? Aku tidak bertemu dengannya...” Aku melihat sekelilingku untuk memastikan, barangkali ada Jungkook disini.

“ Lalu dimana dia sekarang???!!!! Dia juga tidak mengangkat teleponku...!!! Apa mungkin kau tau....?” Aku terdiam. “ Kim Taehyung!!! Kim Taehyung!!!” Aku tak menghiraukan teriakan ibuku dan mematikan teleponnya. Lalu mencoba untuk menghubungi Jungkook.

“ Sial!!! Kim Jungkook!!! Kenapa tidak kau angkat???!!!” Berkali-kali aku mencoba untuk menghubunginya, Tapi tak ada yang mengangkat. Akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya sendiri. Tapi sebelumnya aku mengirimkan pesan kepada Taeyang untuk membatalkan janji. Setelah memastikan pesan itu terkirim aku mulai berlari mencari Jungkook.

            Aku mendatangi tempat-tempat yang sering Jungkook datangi. Mulai dari Sekolah, restoran kesukaannya, tempat biasa dia berkumpul dengan temannya, taman kota, dan masih banyak yang lainnya. Tapi sepertinya percuma aku tidak menemukan apa-apa.

“ Argh!!! Kim Jungkook!!!” Aku berteriak pada diriku sendiri yang tak bisa menemukan adikku satu-satunya. Aku menghentikan langkahku dan terduduk di jalan yang kulewati. Aku mulai berfikir tempat lain yang mungkin Jungkook datangi. Tepat pada saat itu, ponselku kembali berbunyi. Aku mengambilnya dari saku jaketku. Aku begitu terkejut dengan orang yang menghubungiku. Tanpa basa-basi aku segera mengangkatnya.

“ Yak!!!! Kim Jungkook!!!!! Kau dimana???!!!! Kim Jungkook!!!!” Tak ada jawaban. Yang kudengar hanyalah suara hembusan nafas berat Jungkook. Tapi pada akhirnya dia bersuara.
“ H....Hyung.... se...selamatkan aku....” Suara Jungkook disusul dengan suara sebuah benda dari kaca yang pecah. Lalu telepon ditutupnya.

“ Jungkook!!!! Kim Jungkook!!!!” Tentu saja sia-sia aku berteriak pada telepon yang sudah diputus. Aku mengecek apakah GPS Jungkook menyala atau tidak. Jungkook yang sepertinya sudah tau keadaannya yang sedang genting menyalakan GPSnya. “Ah... syukurlah...” Aku melacak posisi Jungkook dengan GPS. Dan menemukan posisi Jungkook yang membuatku mengerutkan dahi “ Kim Jungkook.... Apa yang kau lakukan disana???!!!”



***


Taeyang POV

“ Aish.... dimana bocah sialan itu???” Aku memandang arlojiku yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kuutak-atik isi tasku untuk mencari ponselku. “ Ah!!! Itu tertinggal!!!!” Aku menepuk keningku saat tak menemukan benda persegi panjang yang kucari. “Sudahlah... kutunggu saja.... mungkin dia agak terlambat...” Meskipun aku ragu, tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk menunggu Taehyung. Mengingat mungkin setelah ini aku.... Tak bisa bertemu dengannya lagi.

“ Hey... Lihatlah siapa yang duduk sendirian disana....”

“ Hai nona cantik.... Kau sendirian???”

“ Mau kami temani???”

“ Apa kau mau ikut kami??? Disini sangat dingin....” Awalnya kukira mereka Taehyung. Tapi saat aku menyadari mereka bejumlah dua orang, aku berdiri dari dudukku dan mundur menjauhi mereka.

“ Apa yang kalian lakukan!!! Pergi dari sini!!!” Aku melihat berkeliling untuk mencari pertolongan. Aku sangat beruntung saat tak melihat siapa-siapa disekitar sini.

“ Kami tidak akan jahat kok...” Kedua orang itu berjalan mendekat.

“ Kubilang pergi!!!!!!” Aku menghantamkan tasku ke kepala kedua orang itu. Raut wajah mereka berubah menjadi marah.

“ Apa yang baru saja kau lakukan hah???!!!!” Salah satu orang itu menendangku kebelakang. Dan satu lagi mulai menginjak-injak tubuhku. Masih belum selesai, orang yang sebelumnya menendangku mulai memukuliku dengan tas yang kupakai untuk memukul mereka. Aku hanya bisa memejamkan mata dan berharap Taehyung segera datang.

“ Kim Taehyung.... dimana kau....?” Aku mengepalkan tanganku erat-erat “ Kumohon selamatkan aku...”


***


Taehyung POV

            Aku berlari ke tempat yang sudah ditunjukkan GPS di ponselku. Pintunya sudah tepat dihadapanku. Kubuka pintu itu dan masuk ke dalamnya. Orang orang didalam memandangku heran. Tapi aku tak menghraukannya dan mulai mencari Jungkook di tempat ini. Ya, ini klub malam.

“ Kim Jungkook!!!!!” Aku menemukan Jungkook yang dalam posisi tekapar di pojok klub. Seluruh tubuhnya bersimbah darah. Beberapa pecahan kaca juga tersebar di dekat tubuhnya. Dengan segera aku menghampirinya dan membantunya duduk. “Apa yang kau lakukan disini???”

“ Ah.... Jadi kau temannya???” Seseorang bertubuh kekar menghampiri kami. Aku menoleh kearahnya dan memukulnya tanpa alasan.

“ APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU???!!!!” Orang itu juga membalas pukulanku. Lalu terjadilah perkelahian antara aku dan orang yang tak kukenal ini.

“ Hyung, hentikan! Berkelahi tidak akan menyelesaikan masalah! Lagipula ini juga salahku....” Aku menghentikan perkelahianku dengan orang itu.

“ Apa kau dengar???!!! Dialah yang salah! Jadi jangan mencoba melawan!” Aku menatap Jungkook “ Adikmu itu datang kesini padahal masih dibawah umur! Tentu saja kami tidak mengizinkan! Tapi dia memberontak dan mulai menghancurkan benda benda disini!!!”

“ Ah, maafkan adikku.... aku akan mengganti rugi....” Aku meminta maaf kepada orang itu. Setelah kami membuat perjanjian untuk mengganti rugi, aku membawa Jungkook keluar dan mendudukkannya di bangku dekat sana.

“ Hyung.... Maafkan aku... kau marah kan....?”

Aku tersenyum “ Tidak.... aku tidak marah.... apa yang kau lakukan disana....?”

“ Aku kesal padamu hyung....” Jungkook menatapku lekat “ Kau keluar dari rumah sakit.... padahal sudah jelas kau itu masih belum boleh keluar! Jadi aku melampiaskan kekesalanku ditempat ini....”

Aku menunduk, sehrusnya aku tau kalau ini semua salahku “ Maafkan aku....”

“ Hyung, ayo kita kembali ke rumah sakit.....”

“ Baiklah....”


***


Author POV

            Taehyung berjalan ke arah kamar yang sebelumnya ia tempati. Sedangkan Jungkook berjalan ke arah yang sebaliknya. Taehyung menyuruh Jungkook untuk menemui perawat dan membersihkan lukanya. Langkah Jungkook terhenti saat melihat seorang perempuan yang sangat ia kenal juga sedang mengobati beberepa luka.

“ Taeyang Noona???!!!” Dan benar, perempuan itu menoleh ke arah Jungkook.

“ Ah, Jungkook....” Taeyang yang baru saja selesai mengobati lukanya duduk disebelah Jungkook. “ Hei, Apa yang terjadi denganmu?”

“ Ah... hanya beberapa luka karena kesalahanku...” Jungkook tersenyum. “ Aku kabur karena kesal dengan Hyung yang keluar dari rumah sakit sebelum saatnya, Jadi aku pergi ke Klub... dan itu benar-benar suatu kesalahan besar.... Lalu Hyung mencariku dan menyelesaikannya....”

“ Ah....jadi itulah kenapa dia tidak bisa datang...?” Taeyang mengangguk mengerti apa yang telah dilakukan Taehyung.

“ Eoh? Kalian punya janji??? Maaf, aku jadi masalah...”

“ Ah... tidak apa-apa Jungkookie, Jika aku jadi Taehyung mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama, Lagipula salahku juga meninggalkan handphoneku dirumah, munkin dia sudah mengabariku kalau dia membatalkan janji....”

“ Tapi tetap saja, aku minta maaf noona....”

“ Ya....” Taeyang tersenyum. “ Jungkookie... apa kau bilang kau terluka karena kesal dengan Taehyung?”

“ Aku tidak bilang itu karena hyung.... tapi... itu memang berhubungan....”

“ Lalu.... apa kau ingat saat aku menjenguk Taehyung??? Aku punya hal untuk dikatakan padamu... tapi aku tak jadi mengatakannya....”

“ Ya, aku ingat...”

“ Aku akan mengatakannya sekarang....”


***


Sehari setelah kejadian itu.


“ Kim Taehyung!!!” Nyonya Kim berlari masuk ke dalam kamar Taehyung dan memeluk anaknya.

“ Eomma... kenapa menangis...?” Taehyung mengerutkan dahi. Jungkook yang juga terkejut dengan kedatangan ibunya menghampiri ibu dan kakaknya.

“ Taehyung-ah!!! Kau.... Kau sudah mendapatkan donor ginjal!!!” Nyonya Kim melepaskan pelukannya dan menatap mata anaknya.

“ Be... Benarkah???!!!! Eomma yakin????!!!!” Taehyung tersenyum cerah.

“ Iya... Doktermu mengatakannya pada eomma barusan....!!!”

“ Benarkah???!!!! Syukurlah.....” Taehyung tersenyum. Tapi Jungkook yang ada diruangan itu hanya tersenyum tipis sambil memandang kakaknya.

“ Syukurlah kau senang....” Jungkook berbisik pada dirinya sendiri lalu keluar dari kamar.

“ Kim Jungkook!!!! Kau mau kemana???!!!! Kemarilah!!!” Panggilan Taehyung membuat Jungkook berbalik dan mengurungkan niatnya. “ Hey.... Hey.... Jika aku benar-benar sudah sembuh, aku akan melakukan sesuatu....”

“ Apa itu...???” Nyonya Kim yang terlihat lebih antusias dari Jungkook, lebih dulu bertanya.

“ Aku akan menyatakan perasaanku pada Taeyang....” Taehyung menutup mukanya malu

“ Eyyy.... anakku sudah besar ya???...” Nyonya kim mengacak-acak rambut Taehyung. Jungkook kembali tersenyum tipis.


***


            Hari-hari telah berubah, tapi manusia masih terus menjalani kehidupannya. Begitupula dengan Taehyung. Dia yang sekarang sudah menyimpan ginjal seseorang didalam tubuhnya sudah diizinkan pulang kerumahnya. Taehyung tak tau siapa yang mendonorkannya tapi pastinya dia sangat berterima kasih pada orang itu.

            Dihirupnya dalam-dalam udara diluar rumah sakit. Senyumnya cerah, secerah sinar matahari yang sedang terik siang itu. Dipejamkan matanya lalu dihembuskannya udara segar yang baru saja dia hirup.

“ Huahhh... ini baru namanya kebebasan”

“ Eyy.... kau sudah keluar dari sini beberapa hri yang lalu...” Nyonya kim memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil.

“ Tapi sekarang kan keadaannya berbeda, eomma....” Taehyung menoleh ke arah ibunya. “ Ah, biar kubantu” Taehyung mengambil koper yang sebelumnya, ibunya pegang. Nyonya Kim tersenyum melihat anaknya. “ Beres!” Taehyung menutup bagasi mobil lalu berjalan ke pintu mobil dan membukanya.

“ Hey, mana adikmu...” Nyonya Kim menepuk pundak Taehyung.

“ Ah iya....” Taehyung memandang berkeliling dan mendapati adiknya sedang berdiri di depan seboah pohon sambil memandangnya kosong “ Hey!!! Kim Jungkook!!! Ayo!!!” Jungkook tersadar dari lamunannya dan segera menghampiri Taehyung.

“ Ahahaha.... Maaf hyung, aku sedikit melamun tadi....”

Taehyung tersenyum “ Sudahlah, ayo masuk. Kita pulang...” Jungkook mengangguk lalu masuk ke dalam mobil, diikuti Taehyung.


***


Taehyung POV


“ Yah, sebaiknya aku memberitahunya sekarang...” Aku mengambil ponselku dan mulai mengetikkan sebuah pesan.

Kepada : Taeyangiee~~

Hey, maaf saat itu aku membatalkan janji. Ada beberapa hal genting yang harus aku lakukan. Dan sekarang aku sudah keluar dari rumah sakit... seseorang mendonorkan ginjalnya kepadaku... Apa kau senang??? ^^~ Ayo kita bertemu sore ini, Kutunggu kau di halte seperti biasa... Akan kupastikan aku yang datang duluan....

Aku tersenyum sejenak membaca pesanku sendiri lalu mengirmkannya pada Taeyang. Selama 30 menit tidak ada balasan, Aku kembali membuka pesanku.

“ Kenapa dia tidak membalas???” Aku melihat huruf kecil di bawah pesan itu “ Tapi dia sudah membacanya.... Yasudahlah, yang penting dia sudah tau...” Aku memejamkan mataku, berusaha untuk tidur. Tak lupa aku memasang alarm di ponselku agar aku bangun 30 menit sebelum janji temuku dengan Taeyang.

รจ SKIP

            Aku terbangun 2 jam kemudian saat ponselku berbunyi. Aku mematikan alarmnya lalu keluar dari kamarku untuk mandi. Kudapati Jungkook yang berpakaian rapi dan bersiap untuk keluar.

“ Jungkookie, kau mau kemana...?”

“ Ah... Hanya... hanya pergi ke suatu tempat....”

“ Kau tidak akan pergi ke satu tempat yang aneh kan???”

“ Tidak...”

“ Baiklah, Hati-hati!!!” Jungkook mengangguk lalu berlri keluar. Sedangkan aku sendiri masuk untuk mandi dan bersiap-siap.

            Setelah benar-benar siap, Aku keluar dari rumah dan mengunci pintunya. Aku melangkahkan kakiku dengan ringan. Senyumku juga tak lepas dari wajahku. Aku berkali-kali mengecek peampilanku pada layar hitam ponselku. Sampai aku sampai di Halte tempat aku dan Taeyang bertemu. Senyumku lenyap saat aku melihat seseorang. Tapi dia bukan Taeyang.

“ Kim... Jungkook.... Apa yang kau lakukan disini....?” Aku menghampiri Jungkook yang sepertinya tak sadar akan kedatanganku.

“ Ah... H-Hyung.... kau disini...?” Jungkook tersenyum. Atau lebih tepatnya, memaksakan tersenyum.

“ Kenapa kau disini....?” Aku duduk disebelah Jungkook. Jungkook memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya. Dengan perlahan dia mengeluarkan tangannya dari sakunya. Lalu memberikan benda yang dia ambil dari sana kepadaku dengan ragu.

“ Ini... Bukalah memonya....” Aku menatap Jungkook sebentar lalu melakukan seperti yang ia perintahkan. Tapi sebelum aku melakukan itu,aku menyadari sesuatu.

“ Eoh? Bukankah ini milik Taeyang...? Kenapa....”

“ Buka memonya hyung....” Jungkook tak berani menatapku. Aku menyimpan pertanyaanku lalu kembali melakukan apa yang diperintahkan Jungkook.

Untuk : Kim Taehyung.

            Kim Taehyung... Apa kau sudah merasa baik sekarang...? Kau sudah menerima donor ginjal yang diberikan seseorang kepadamu..? Aku tau kau bingung saat Jungkook memberikan ponselku kepadamu. Kau juga pasti lebih bingung lagi saat membaca memo ini... Kau sudah sehat kan...?Kau sudah bisa melaksanakan semuanya seperti biasanya... Semua anak dikelas menunggumu... Bahkah kelima orang yang dulu membencimu. Hey, apa kau tau...?Aku sudah merubah mereka berlima... Terima kasih kepadamu... Berkatmu, aku tak pernah diganggu mereka lagi. Bahkan sekarang kami sangat akrab... Ya, aku membantu mereka saat mereka tertimpa masalah... dan mengatakan apa yang selalu kau katakan kepadaku...

‘Apa yang akan terjadi.. Terjadilah...’

Terima kasih, aku belajar banyak dari itu... Maaf... disaat kau sudah sehat seperti ini... Kita tak bisa bertemu... ya, aku harus berpisah denganmu... Aku harus pergi menjauhimu.... Bukan karena sesuatu... Tapi karena takdir... Aku memberikan sesuatu yang berharga untukmu... dan Tuhan telah menentukan aku harus berpisah denganmu.... ya, alam kita sekarang berbeda... Kau sudah tak bisa menemuiku lagi... Tapi aku masih bisa melihatmu dari sini.... Maaf aku tak mengatakannya padamu sebelumnya... Kupikir... kepergianku tidak akan membuat banyak luka... karena aku hanya memiliki kau... Jungkook... dan teman-temanku.... Kupikir Jika aku pergi, tidak akan ada terlalu banyak orang yang sedih...

Kau juga, jangan sedih Taehyung, Kau yang mengatakannya padaku... Aku pergi dengan bahagia.... jadi tersenyumlah... Aku tidak ingin kau sedih karena aku.... Jangan salahkan jungkook yang tidak cerita padamu.... Akulah yang menyuruhnya... Aku juga yang memberikan ponselku pada Jungkook... Oh iya, malam itu, saat kau tidak datang di janji kita.... aku sedikit kecewa.... Tapi aku berubah pikiran saat tau alasannya.... Kau menyelamatkan adikmu di sebuah klub.... Aku memaafkanmu... kau dengar..? Lagipula salahku juga aku tidak membawa ponselku.... Terimakasih untuk pertemuan yang singkat ini.... Kau sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri.... Begitu juga Jungkook.... Jagalah Jungkook apapun yang terjadi.... Dia adalah adikmu satu satunya... Aku tidak akan memaafkanmu jika Jungkook terluka!!! Ya!!! Aku mengawasimu...!!! Dan juga.... Jagalah kesehatanmu...Aku sudah memberikan satu barang yang berharga untukmu.... Ya.... Jagalah baik-baik ginjalku....

Aku mencintaimu

-Han Taeyang.

            Tanganku bergetar saat membaca memo itu. Rahangku mengeras. Aku tak bisa mengatakan apa-apa. Aku hanya bisa membiarkan air mataku mengalir begitu saja dari pelupuk mataku. Kulepaskan ponsel Taeyang dari tanganku. Kepalaku menoleh ke arah Jungkook yang memandangku nanar. Kutatap mata Jungkook penuh arti, meminta penjelasan.

“ Maafkan aku hyung.... Taeyang noona bilang untuk tidak mengatakannya kepadamu..... Aku juga sudah mencegahnya untuk melakukan ini..... Tapi dia memaksaku....” Mata Jungkook juga mulai meneteskan air mata “ Dia bilang... hanya ini yang bisa dia lakukan untukmu.... Kau sudah melakukan banyak hal untuknya... Dan juga.... maaf aku tidak cerita.... saat kau menjemputku di klub.... Taeyang noona juga diserang oleh beberapa orang... Dia menunggumu selama satu jam.... Orang-orang itu terus menyerang Taeyang noona. Dia hanya berharap kau disana dan menolongnya... Tapi apa daya... kau sedang bersamaku... untungnya seseorang lewat dan mengancam mereka akan melaporkannya kepolisi. Merekapun kabur lalu orang itu membawa Taeyang noona kerumah sakit.... Saat itulah dia mengatakan padaku ingin mendonorkan ginjalnya....”

“ Kim Jungkook....”

“ Maafkan aku hyung... Kau belum sempat menyatakan perasaanmu.... Tapi... tidakkah kau membacanya...? Taeyang noona juga mencintaimu... Lalu, dia bilang untuk tidak menangis... jangan sedih.... dia pergi dengan bahagia.... kau yang mengajarkan itu padanya.... jadi relakan Taeyang noona.... ini sudah jalan yang Tuhan berikan....”

Aku memeluk Jungkook “ Ya.... aku mengerti..., aku akan melepaskannya.... aku akan merelakannya dan juga tidak menangisi kepergiannya....”

“ Jagalah ginjal yang dia berikan untukmu hyung... kau menyimpan sesuatu yang berharga bagi Taeyang Noona.... dia berharap.... dengan adanya ginjalnya di tubuhmu.... kau akan selalu mengingatnya....”

“ Ya... aku tau.... terima kasih....”


***


“ Han Taeyang...Kini kau sudah pergi dari sisiku... Aku sudah tak bisa melihatmu.... menyentuhmu... bertemu denganmu.... dan menenangkanmu saat kau menangis... Aku hanya bisa memikirkanmu.... Apa kau melihatku dari sana...?Aku sudah tak sedih karena kepergianmu.... Terima kasih banyak Han Taeyang.... Kau memang selalu membawa sinar untuk setiap orang. Kau benar-benar seorang matahari.... Aku tau kau selalu ada didekatku... Aku tidak akan melupakanmu.... dan juga... aku akan menjaga apa yang telah kau berikan padaku baik-baik.... Aku benar benar berterima kasih... Genggam tanganku saat kau kesepian.... Menangislah dipundakku saat kau sedih.... dan peluklah aku saat kau butuh seseorang untuk bersandar.... meskipun aku tak bisa melihat dan merasakannya... kuharap kau akan melakukannya.... Terima kasih untuk semuanya... Matahariku....”
-Kim Taehyung



-END-

0 komentar:

Posting Komentar

 

K-Pop Area Indonesia Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang