Title
: Taeyang (SUN)
Cast
: Han Taeyang, Kim Taehyung, Jeon Jungkook as Kim Jungkook, BTS Members
Genre
: Sad (Maybe?)
Lenght
: Oneshoot
Rating
: PG-13
Author
: Shin Hyun Chan (SHC)
***
“Kau tidak akan tau apa
yang akan terjadi di masa depan... Jika itu memang yang akan terjadi....maka
terjadilah...” –Kim Taehyung, Han Taeyang
***
Author POV
Mata sembab milik Jungkook tak henti-hentinya memandang
tubuh kakaknya yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit yang mereka tempati.
Digenggamnya erat kedua tangannya sendiri. Nafasnya tersendat-sendat tidak
membiarkan tangis yang sedari tadi ia tahan keluar.
“ Hyung... kenapa...
kenapa kau tidak bilang dari dulu...? Apa kau tega meninggalkanku dan Eomma
sendirian??? Apa kau benar benar akan pergi meninggalkan kami...?” Jungkook
menghampiri kakaknya. Rambutnya dibelainya perlahan. Dalam beberapa detik air
mata Jungkook kembali menuruni wajahnya yang sudah bengkak.
“ Apa kau tidak akan
bangun...? Kau tidak pergi sekarang kan...??? Hyung! Jawab aku!!!” Diguncangnya
tubuh kakaknya. Memaksanya untuk bangun. Dengan tangis yang masih belum mereda,
Jungkook juga mulai memukuli dada kakaknya. “ Hyung! Kubilang bangun!!!”
“ Astaga, Kim
Jungkook!!! Apa yang kau lakukan pada kakakmu???” Nyonya Kim yang baru saja
datang menghampiri Jungkook dan menahan tangannya yang terus memukul dada
kakaknya. “ Kim Jungkook!!! Hentikan!!! Kau malah akan membuat kondisi Taehyung
memburuk!!!” Dengan pelan, Jungkook menghentikannya. Nyonya Kim membawa
Jungkook ke dalam pelukannya. Ditepuknya punggung anak bungsunya itu.
“ Eomma... Apa hyung
tidak akan bangun lagi....???” Tangisan Jungkook masih belum mereda di dalam
pelukan Nyonya Kim.
“ Jangan bilang begitu
Jungkook... Kita masih belum tau apa yang akan terjadi nanti... Tapi jika
memang itu yang harus Taehyung terima.. Kita tidak bisa mengubahnya.... kita
jalani saja...” Nyonya Kim membawa Jungkook ke tempat duduk yang terdapat di
pojok ruangan. Lalu mendudukkannya.
“ Eomma, tak bisakah
kita mencari ginjal untuk hyung...?”
“ Eomma juga sedang
melakukan itu Jungkook... Tapi orang yang mau mendonorkan ginjalnya itu jarang
sekali Jungkook... hampir tak ada...”
“ Benarkah...? Lalu apa
yang harus kita lakukan...?”
“ Kita berdoa saja...”
Nyonya Kim tersenyum ssambil mengelus pelan rambut anaknya. Jungkook juga
tersenyum menanggapi ibunya.
“ Kau tau eomma...?
Jika hyung pergi sekarang... akan ada banyak sekali hal yang dia
tinggalkan....”
“ Iya, eomma tau....
Hyungmu itu anak yang baik... Pasti banyak orang yang menyukainya....”
“ Ah! Eomma... apa kau
tau...? Hyung selama ini menyukai seseorang... apa dia pernah cerita
kepadamu...?”
“ Tidak pernah....
Siapa dia...?”
“ Dia Taeyang noona....
Han Taeyang...”
***
Taeyang
POV
Tanganku bergetar saat membaca pesan dari Jungkook.
Taehyung tidak masuk hari ini. Jungkook bilang kalau Taehyung masuk rumah
sakit. Jungkook tidak memberitahuku alasannya. Tapi aku sudah tau, ya... Aku
mengetahuinya, Taehyung memiliki penyakit. Penyakit yan sangat mengerikan...
Gagal ginjal.
“ Eoh??? Si Taehyung
tidak masuk ya??!!! Woa... ini hebat sekali!” Seseorang merebut ponselku dari
tanganku. Dia adalah Jung Hoseok. Sambil tersenyum senang, Hoseok membawa
ponselku ke empat temannya yang lain. “ Hey! Lihatlah!!! Taehyung tidak
masuk!!!”
“ Apa??? Woah...ini
memang hari terbaik yang pernah ada...” Teman Hoseok, Kim Seokjin mengambil
ponselku dari tangan Hoseok. Tiga anak lainnya juga ikut mengerumni ponselku.
Mereka bertiga yang kumaksud adalah Min Yoongi, Park Jimin dan Kim Namjoon. Aku
yang tidak mau diam, menghampiri mereka untuk mengambil ponselku.
“ Kembalikan
ponselku!!!” Aku mengambil ponselku yang masih ada di tangan Seokjin.
“ Hey, Han Taeyang!!!
Apa kau tau kenapa si Taehyung itu tidak masuk??? Kenapa dia bisa ada di rumah
sakit???” Jimin berjalan mendekat ke arahku. Begitu juga empat anak lainnya.
“ Apa dia baru saja
kecelakaan???”
“ Atau dia memiliki
penyakit parah???”
“ Benarkah???
Penyakit???”
“ Woa... Aku tak
percaya ini....”
“ Tapi...baguslah,
semakin cepat dia mati akan semakin bagus” Ucap Namjoon sambil mengeluarkan
rokok dan korek apinya. Telingaku yang mendengarnya secara otomatis menyuruh
tanganku untuk menamparnya keras-keras. Suara bertemunya telapak tanganku
dengan pipi Namjoon berhasil membuat semua anak dikelasku menoleh ke arah kami.
“ Kim Namjoon!!! Apa kau
sadar dengan yang baru saja kau katakan???!!!!”
“ Ya!!! Ya!! Han
Taeyang!!! Apa yang baru saja kau lakukan kepada Namjoon kami???” Seokjin
menghampiriku dan menjambak rambutku.
“ Aku hanya memberinya
pelajaran!!! Apa itu salah???!!! Dia sudah mengatakan hal yang buruk!!!”
“ Cih, memangnya
masalah buatmu???!!! Lagipula Namjoon hanya menyatakan pendapatnya!!!” Jimin
juga ikut menjambak rambutku. Di bagian yang sebaliknya dengan yang Seokjin
jambak.
“ Apa yang baru saja
kalian katakan pada teman sekelasmu???!!!” Aku memberontak. Seokjin dan Jimin
melepaskan tangannya.
“ Teman sekelas???
Haha... aku tak pernah menganggapnya begitu....” Hoseok berjalan dan menduduki
tempat duduk Taehyung yang kosong.
“ Kalian... Seberapa
benci kalian kepada Taehyung???!!! Kenapa kalian membencinya???!!! Seenaknya
sendiri kalian menyia-nyiakan nyawa orang!!!”
“ Hey... Taeyangie...,
kenapa kau sangat membela Taehyung hah??? Apa kau... menyukainya??? Atau memang
kalian memiliki hubungan spesial???” Yoongi juga tidak mau diam saja.
“ Kami bahkan lebih
benci lagi terhadapmu.... jika dibandingkan Taehyung....” Namjoon maju dan
merangkul Yoongi.
“ Kenapa... kenapa
kalian membenci teman kalian sendiri??? Apakah gunanya teman itu adalah....
untuk saling dibenci???” Rahangku mengeras menahan emosiku yang masih terus
meluap.
“ Teman??? Cih... sudah
kubilang kalian itu bukan teman... dan kenapa kami membenci kalian???.... tidak
ada.... kami hanya.... benci....” Yoongi menendang perutku sehingga aku
terpental ke meja yang ada di belakangku. Semua anak dikelas kami terkejut.
Beberapa anak mengeluarkan ponselnya untuk merekam kejadian ini.
“ APA???!!! KALIAN MAU
MEREKAMNYA???!!! REKAM SAJA TAPI JANGAN KIRA KALIAN AKAN KELUAR DARI SINI
DENGAN WAJAH YANG BERSIH!!!” Teriakan Hoseok membuat semua anak terdiam dan
memasukkan ponselnya kembali. Yoongi menghampiriku dan mensejajarkan tubuhna
denganku. Lalu mulai menarik rambutku.
“ Entahlah Taeyang...
Aku sangat benci denganmu.... Namamu itu... terlalu... Argh!!! Yang pasti aku
sangat membencinya... Kau sebut dirimu ‘Taeyang’??? Aku bahkan tak pernah
melihat sinarmu....” Yoongi melepaskan tangannya dengan kasar.
“ Hei... bagaimana jika
kita selesaikan ini di ruang olahraga??? Sepertinya akan sangat seru jika kita
bertemu dengan bola.... Ya kan Taeyangie...?” Seokjin tersenyum padaku. Aku
hanya membalasnya dengan tatapan dingin dan nafasku yang masih memburu.
“ Hey... Ada apa dengan
tatapan itu???!!! Ayo cepat!!! Aku ingin segera melakukannya!!!” Seokjin
menarik seragamku dan menyeretku paksa keluar kelas. Seluruh anak dikelasku
hanya bisa diam mematung tanpa melakukan apa apa. Ya... ini sudah biasa...
***
Derapan kakiku mengikuti irama ayunan lenganku. Tak
kupikirkan kakiku yang masih pincang karena ulah kelima orang tadi. Kubiarkan
rambutku berkibar dihembus angin. Orang-orang memandangku aneh. Tapi tak
kuhiraukan mereka. Aku hanya terus berlari... dan memikirkan... keadaan
Taehyung.
Air mataku perlahan menuruni pipiku yang lebam karena
pukulan kelima orang itu. Tapi aku tersenyum senang. Ya, ini air mata
kebahagiaan. Senyumku semakin cerah saat aku mulai melihat gedung rumah sakit
yang ditempati Taehyung. Tanpa mengurangi tempo berlariku, Aku memasuki gedung
itu dan segera menuju kamar yang sudah tertulis di ponselku sebelumnya.
“ Oh!!! Noona!!! Kau disini...???”
Dari kejauhan, dapat kulihat seseorang memakai kemeja merah berdiri di depan
kamar yang sedang kutuju.
“ Huaa!!!! Kim
Jungkook!!!” Tanpa ragu aku memeluknya. Kuhabiskan air mataku di pundaknya.
Jungkook hanya tertawa dan menepuk punggungku pelan.
“ Aish noona... jangan
bersikap seperti anak kecil...” Aku melepaskan pelukanku dan menghapus bekas
air mataku. “ Oh??? Noona... apa yang terjadi denganmu??? Apa sesuatu telah
terjadi sebelum ini???” Jungkook menatap wajahku yang lebam. Dan juga sepertinya
dia menyadari banyak bekas luka di tanganku.
“ Ania.... aku tidak
apa-apa....”
“ Noona... Apa kau
yakin kau akan masuk dengan keadaan seperti ini??? Hyung malah akan semakin
khawatir...”
“ Tidak apa apa....”
Aku tersenyum “ Lalu... apa aku boleh masuk???”
“ Ya, tentu...”
Jungkook menuntunku masuk ke dalam Taehyung. Aroma kamarnya persis seperti
aroma Taehyung. Hanya saja sedikit bercampur dengan bau obat-obatan. Mataku
langsung tertuju pada seseorang dengan pakaian rumah sakit yang sedang duduk
tegak di ranjang rumah sakit. Selang infus terpasang di tangan kirinya. Senyum
juga tak lepas dari wajahnya saat melihat kedatanganku dan Jungkook.
Dia masih tetap cerah, meskipun keadaannya sangat
buruk... Kulitnya juga pucat. Matanya terlihat menyipit karena keadaannya yang
baru saja sadar. Dan akan telihat lebih sipit lagi saat dia tersenyum...
“ Han Taeyang...”
Taehyung kembali tersenyum. Aku yang tidak dapat menahan tangisku
menghampirinya dan memeluknya.
“ Kim Taehyung!!! Kau
kejam sekali!!!” Aku memukul mukul badannya “ Kenapa kau tinggalkan aku
sendirian di kelas sementara kau dengan enaknya menikmati makanan di rumah
sakit... menonton tv... dan bahkan tidur...?”
“ Hahaha... maafkan
aku... aku janji aku akan segera masuk sekolah lagi...” Taehyung menepuk punggungku
pelan. Aku melepas pelukanku dan menatap setiap inci wajahnya.
“ Kau... semakin kurus
Taehyung...”
“ Aku tau... tapi...
bukankah aku semakin tampan???” Taehyung kembali tertawa yang membuat matanya
terlihat sangat sipit. Aku hanya tersenyum... meskipun air mataku masih belum
berhenti. Ya, aku bahagia... Aku bahagia karena masih bisa melihatnya
tersenyum... meskipun mungkin ini.... adalah yang terakhir kalinya...
“ Kim Taehyung... kau
bahkan masih bisa tertawa disaat seperti ini...?” Aku memukul dadanya pelan.
Lalu kembali menghapus air mataku.
“ Sudahlah Taeyangie...
berhentilah menangis...” Taehyung menangkup wajahku dengan kedua tangannya.
Dihapusnya air mataku perlahan dengan kedua ibu jarinya. “ Apa ini??? Han
Taeyang... Apa telah terjadi sesuatu???” Taehyung memegang bagian wajahku yang
lebam akibat dipukul. Aku berhasil meringis kesakitan dibuatnya.
“ Ania... aku hanya
sedikit ceroboh....” Aku mengambil tangannya dari wajahku. “Ini Benar.... Aku
tidak apa-apa!!!” Aku berusaha tersenyum. Tapi sepertinya mata tajam milik
Taehyung berhasil menangkap kebohongan pada ucapanku.
“ Ini.... ulah mereka
kan...? Mereka berlima....” Aku hanya menunduk terdiam tak mau menatap
Taehyung. “ Han Taeyang!!! Jawab aku!!! Ini ulah mereka kan???!!!” Taehyung
mengguncang bahuku.
“ S-sudah kubilang....
bukan....” Ucapku masih menunduk. Taehyung melepaskan tangannya dari kedua
bahuku.
“ Maafkan aku....”
Ucapan Taehyung berhasil membuatku mendongakkan kepalaku. “ Maafkan aku... aku
tak bisa menjagamu...”
“ Kim Taehyung....”
“ Maafkan aku... Aku
benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa... apalagi dengan kondisiku yang
seperti ini....”
“ Taehyung-ah.. aku..”
“ Taeyangie...,
tegarlah... aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku nanti.... tapi...
cobalah untuk menjaga dirimu sendiri mulai sekarang... Aku tak bisa melihat
masa depan... dan tak lama lagi aku akan pergi dari dunia ini.... jadi....”
“ Kim Taehyung!!! Apa
maksudmu berkata begitu???!!!” Bahuku bergetar menahan air mata yang akan
menetes kembali.
“ Ini kenyataannya
Taeyangie... pendonor ginjal sangat sulit ditemukan... aku mungkin tak bisa
lama di dunia ini... tuhan ingin segera bertemu denganku... tapi lain lagi jika
tuhan merubahnya... aku benar benar tidak tau apa yang akan terjadi padaku
nanti.... apakah aku akan mati... atau sebuah keajaiban akan terjadi... tapi
jika itu memang takdirku... maka relakanlah Taeyangie....”
“ Kim Taehyung....” Aku
menundukan kepala membiarkan air mataku mengalir melewati pipiku. Taehyung
menghela nafas pelan lalu mengelus puncak kepalaku pelan.
“ Jungkookie...”
Jungkook yang sedari tadi berdiri di ambang pintu menghampiri kami karena
panggilan Taehyung “ Bawa Taeyang... dan minta perawat untuk membersihan
luka-lukanya...”
“ Baik hyung....”
Jungkook mengangguk lalu mengajakku keluar dari kamar Taehyung. Di pintu, aku
melirik Taehyung sebentar lalu tersenyum.
“ Istirahatlah... Kim
Taehyung....” Taehyung membalas senyumanku lalu mengangguk. Setelah itu aku
pergi bersama Jungkook untuk mengobati luka lukaku. Setelah semua lukaku
terobati, Aku dan Jungkook duduk di kursi yang terletak di depan kamar
Taehyung.
“ Kim Jungkook....”
“ Iya Noona...?”
“ Bolehkah aku
mengatakan sesuatu...?”
“ Ya, Tentu saja...”
“ Ah... tidak-tidak...
lupakan saja....”
***
Aku kembali membuka pintu kamar Taehyung. Tapi kedua bola
mataku tak dapat menemukan orang yang sedang kucari. Kuputuskan untuk masuk ke
dalam kamar Taehyung meskipun tidak ada orang. Jungkook sendiri sedang pergi ke
suatu tempat. Aku duduk di ranjang Taehyung sambil merapikannya.
“ Han Taeyang....”
Seseorang keluar dari kamar mandi.
“ Eoh??? Kim
Taehyung.... kukira kau sedang berjalan-jalan...” Aku berdiri lalu
menghampirinya dan membantunya berjalan ke ranjangnya.
“ Kenapa kau masih
disini??? Mana Jungkook??? Apa lukamu sudah diobati???”
“ Jungkook sedang pergi
ke suatu tempat... Dan aku menggantikannya menjagamu...” Aku menutup tubuhnya
dengan selimut rumah sakit.
“ Menggantikan
Jungkook???... Ahaha... jangan bohong.... bilang saja kau tidak mau pulang
kan??? Kau ingin disini saja bersamaku... apa aku benar???”
“ Aish! Kau ini pede
sekali!!! Kau kira aku ini sasaeng fans-mu hah??? Dasar!” Aku memukul kepala
Taehyung. Bertepatan dengan itu, seseorang membuka pintu kamar Taehyung.
“ Ah! Eomma!!!”
Taehyung tersenyum ke arah orang yang baru saja masuk. Aku juga menoleh ke arah
pintu. Menyadari Taehyung baru saja menyebutkan kalau dia adalah ibunya, aku
berdiri lalu membungkuk sejenak.
“ Annyeonghaseyo
Eomonim....”
“ Ah, Taeyang... kau
masih disini???”
“ Eoh?? Bagaimana anda
tau....”
“ Iya... Jungkook yang
memberitahuku....” Ibu Taehyung tersenyum. Jujur saja, aku tak pernah bertemu
degnannya. Walaupun aku mungkin sudah ratusan kali mengunjungi rumah Taehyung,
Ini pertama kalinya aku bertemu ibunya.
“ Eommaaaaaa!!!!”
Taehyung merengek ke ibunya. “Lihatlah apa yang baru saja dia lakukan
eommaaaa.... dia memukul kepalaku!!! Tidakkah dia terlalu kejam pada seseorang
yang sedang sakit????”
“ Yak!!! Kim
Taehyung!!!”
“ Ahahaha.... Kim
Taehyung... berhentilah bersikap seperti anak kecil... kau itu sudah
dewasa....” Ibu Taehyung menghampiri anaknya dan memukul kepalanya.
“ Eommaaaa???!!! Kau
juga????!!!!” Taehyung mengelus-elus kepalanya. Aku dan ibu Tahyung hanya
tergelak melihatnya.
“ Ah iya, karena ibumu
sudah disini... aku akan pulang dulu Taehyung-ah....”
“ Eoh??? Baiklah....
Belajarlah yang giat dan kerjakan Prmu!!! Kau sangat malas sekali jika menyangkut
masalah PR!!!”
“ Ahahaha....baiklah
baiklah... Kim Taehyung Seonsaengnim... aku akan mengerjakannya.....”
“ Oh iya Taeyang...
terimakasih sudah mau meluangkan waktumu untuk menjenguk Taehyung... sampaikan
salamku kepada orangtuamu ya...” Ibu Taehyung menepuk pundakku dua kali. Aku
menunduk.
“ Eomma....” Taehyung
menatap mata ibunya lekat-lekat. Ibunya yang cepat mengerti maksud Taehyung
terkejut dan segera meminta maaf padaku.
“ Ah... ma-maafkan
aku... aku tidak tau...”
Aku tersenyum “ Tidak
apa-apa eomonim....” Aku berjalan ke ranjang Taehyung. “Jja!” Aku mengulurkan
tangan kananku, berniat untuk menjabat tangannya. Taehyung hanya menatapku heran.
“ Kenapa kau...”
“ Haish....
sudahlah..... cepat!!!” Aku menarik paksa tangan Taehyung dan menggoyangkannya
pelan.
“ Sampai Jumpa.... Kim Taehyung....” Taehyung masih menatapku heran.
“ Eeeyyyy.... Tumben
sekali kau ini....” Taehyun akhirnya tersenyum dan mulai menggoyangkan
tangannya membalas jabatan tanganku. “ Kalau begitu.... Sampai jumpa juga....”
“ Ya.... Sampai
Jumpa....”
***
Author
POV
Pelajaran di kelas Taeyang berjalan seperti biasa.
Suasana kelas terlihat berubah semenjak Taehyung tidak masuk ke sekolah.
Sepertinya Taehyung memang pembawa suasana di kelas tersebut. Bahkan saat bel
pulang berbunyi pun tidak ada yang bersorak kegirangan. Yang ada hanya suara
decitan meja dan kursi yang tergeser. Taeyang masih tetap duduk ditempat
duduknya sementara anak lain merapikan barang-barangnya. Ditatapnya aneh kelima
orang yang setiap hari mengganggunya.
“ Hey, kalian
berlima....” Kelima orang yang merasa terpanggil menoleh ke arah Taeyang.
“ Apa?” Yoongi mewakili
teman-temannya yang lain.
“ Aneh sekali kalian
hari ini. Tumben kalian tidak menggangguku??? Bukankah sekarang adalah waktunya
untuk menghabisi Han Taeyang???”
“ Cih, seharusnya kau
malah senang Han Taeyang” Seokjin memakai tasnya dipundak.
“ Senang sih senang...
tapi aku juga khawatir... kalian bukanlah kalian yang biasanya...”
“ Entahlah, kami sedang
tidak ada mood untuk melakukan itu...” Namjoon juga sudah memakai tas
rangselnya “ Ayo Seokjin, kita pulang...” Namjoon merangkul Seokjin dan
mengajaknya pulang. Tiga orang lainnya juga ikut menyusul dibelakang mereka.
“ Aneh... Mereka
berlima memang aneh....” Kelas sudah kosong. Taeyang yang tak mau berlama-lama
lagi di dalam kelas segera merapikan barang-barangnya dan segera pulang. Tak
lupa diambilnya sebuah benda berbentuk persegi panjang di saku seragamnya. Itu
ponselnya. Sambil melangkah, Taeyang menghubungi ponsel Taehyung.
“ Hai
Taeyangiiiieeee... Apa sekolah berjalan lancar??? Prmu selesai kan??? Apa kau
tidak dihukum apa-apa hari ini??? Bagaimana dengan mereka berlima??? Apa mereka
mengganggumu???” Suara diseberang telepon memotong kata-kata yang akan Taeyang
ucapkan.
“ Haish... dasar! Tentu
saja hari ini sangat baik. Bahkan baiiiiiiik sekali... Tapi... entahlah...
semua orang dikelas terlihat murung... Bahkan mereka berlima tak melakukan
apa-apa padaku.... mereka bilang sedang tidak mood....”
“ Hahaha.... tentu saja
semua orang terlihat murung... kau kan Taeyang... tentu saja kau adalah anak
yang paling bersinar dikelas... apa aku benar???”
Taeyang tersenyum
menanggapi ucapan Taehyung. “ Cepatlah sembuh dan kembali kesini... semua anak
dikelas pasti menunggumu.... Kau kan selalu bersinar dikelas...”
“ Bersinar???Hahaha...
tapi tentu sinarku tidak bisa mengalahkan sinarmu nona Taeyang....”
“ Cih, berhentilah
mengatakan hal hal konyol dan minumlah obatmu.... kau harus cepat sembuhhhh”
“ Entahlah... aku tidak
yakin apakah aku akan sembuh...”
“ Yak!!! Kim
Taehyung!!! Kau mulai lagi!!! Berhentilah berkata yang tidak tidak dan cepatlah
sembuh oke???!!!”
“ Tapi itu sudah
kenyataannya...”
“ Ah!!! Sudahlah
lupakan!!! Aku tutup dulu....” Taeyang memutuskan sambungannya lalu kembali
memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.
PRRAAAANNGGGG!!!!
Suara suatu benda yang pecah mengagetkan Taeyang. Bola
matanya tampak berputar untuk mencari darimana suara tersebut. Dan saat suara
pecahan kedua berbunyi, Taeyang dapat menyimpulkan kalau suara itu berasal dari
atap sekolah. Dengan segera Taeyang berlari dan melihat apa yang terjadi.
Taeyang membelalakkan matanya saat melihat seseorang, bukan maksudnya dua orang
di atap sekolah.
“ Kalian pikir apa yang
sedang kalian lakukan!!!!!!” Nafas Taeyang tersengal-sengal akibat berlari dan
menaiki banyak tangga.
“ Han Taeyang??? Apa
yang kau lakukan disini???” Seseorang dengan sebuah botol soju ditangannya
menoleh ke arah Taeyang.
“ Kim Seokjin!!! Kim
Namjoon!!! Kubilang apa yang sedang kalian lakukan???!!!” Taeyang menghampiri
mereka berdua yang masih dalam posisi siap menyerang.
“ Bukan urusanmu! Cepat
pergilah dari sini...!!!” Namjoon mendorong Taeyang ke belakang dengan kaki
kirinya. Untungnya Taeyang masih bisa menjaga keseimbangan dan kembali
memisahkan mereka berdua.
“ Ini bukan kalian!!!
Sekejam-kejamnya kalian padake, kalian tidak pernah menghianati satu sama lain
seperti ini!!! Hentikan ini semua!!!!” Taeyang masih menahan tangan Namjoon
yang memegang sebuah botol Soju.
“ Hah!!! Kau tau apa
tentang kami???!!! Setiap hari kami sudah melakukan ini... Lagipula ini bukan
urusanmu!!!” Seokjin mendorong Taeyang, Tapi Taeyang tetap pada pendiriannya
dan mencengkaram kuat lengan Namjoon.
“ Tentu saja ini
urusanku!!! Kalian temanku!!!!” Teriakan Taeyang membuat kegiatan Seokjin dan
Namjoon berhenti. Ditatapnya mata Taeyang lekat-lekat.
“ Kau bilang apa
tadi??? Teman??? Aku tak pernah mendengar kata itu sebelumnya...” Namjoon
menurunkan tangannya yang masih memegang botol soju.
“ Lalu??? Bukankah
kalian berdua berteman??? Kenapa kalian melakukan kekerasan kepada siapa
saja???!!!”
“ Cih, Apa kau pernah
mendengar sesuatu yang berbunyi teman dari mulutku??? Aku tak pernah
mengakuinya sebagai teman” Seokjin menatap tajam wajah Namjoon yan tepat berada
di hadapannya.
“ Tentu saja kalian
teman!!! Dasar bodoh!!! Kalian melakukan segalanya bersama!!! Sehari-hari
kalian selalu terlihat akrab!!! Kalian juga sering bercanda bersama!!!
Menggangguku pun juga kalian melakukan bersama!!! Tentu saja kalian berteman!!!
Apa kalian tidak mengerti??!!!! Kalian bukan anak kecil!!!” Taeyang merebut
botol soju yang dipegang Namjoon dan membuangnya ke sembarang arah. Begitulah
botol soju itu pecah.
“ Hahaha... kaulah yang
tidak mengerti, Han Taeyang!!! Bagiku dia hanyalah seorang anak yang membuat
ibunya menikah dengan ayahku 10 tahun yang lalu... Dan ayahku memaksaku untuk
mengakuinya sebagai kakak laki-lakiku dan menyuruhku memanggil perempuan tidak
berguna itu dengan sebutan ibu.... Cih, bahkan sampai matipun aku tidak mau”
Namjoon meludahkan salivanya. Seokjin yang tersinggung dengan ucapan Namjoon,
mendorongnya ke tepi atap sekolah lalu mulai mencekik lehernya.
“ Apa kau
bilang?????!!!! Kau sebut ibuku apa???!!!! Katakan lagi berengsek!!!!!”
“ Kau tidak dengar???
Kubilang tidak berguna....”
“ Sialan!!!” Seokjin
melayangkan pukulannya ke wajah Namjoon. Begitu juga Namjoon yang tidak mau
kalah “ Ayahmulah yang memaksaka ibuku untuk menikahinya!!! Kau pikir aku
setuju???!!! Tentu saja aku tidak setuju!!!”
“ Hah! Aku tak
peduli... Aku akan tetap membencimu dan wanita sialan itu!!!” Dan begitulah
kedua orang itu terus bertarung. Bahkan mereka berdua tak berkutik dari
tempatnya. Taeyang yang tidak tahan melihat kelakuan kekanakan mereka akhirnya
mulai bertindak.
“ HENTIKAN!!!! KALIAN
BERDUA!!! KUBILANG HENTIKAN!!!” Taeyang berlari ke arah mereka untuk
menghentikan perkelahian tidak berguna itu. Sayangnya kaki Taeyang tersandung
kaki Seokjin dan memebuatnya terjatuh dan menggeinding ke depan. Tubuh Taeyang
melewati batas atap sekolah itu dan membuatnya hampir terjatuh ke bawah.
Untungnya Taeyang segera tersadar dan berpegangan erat-erat ke pinggir atap
sekolahnya. Dan berakhirlah Taeyang pada posisi tergantung di pinggir atap
sekolahnya.
“ H-Han Taeyang....”
Seokjin dan Namjoon menghentikan perkelahian mereka. Namun mereka tak berkutik
untuk menolong Taeyang. Mungkin mereka masih dalam keadaan terkejut.
“ Sudah puas berkelahinya????!!!
Sudah puaskah kalian melampiaskan kebencian kalian????!!!! Apa kalian masih
belum sadar!!!! Kalian itu teman!!! Dan bahkan... hubungan orangtua kalian
membuat kalian menjadi sepasang kakak adik!!!! Lalu keluarga macam apa yang
memiliki rasa saling benci dan selalu
bertengkar???!!! Dan kalian bilang apa???!!! 10 tahun yang lalu???!?!!!
Bahkan kaian belum bisa bersikap dewasa dan menerimanya???!!!! Kalian
seharusnya malu pada diri kalian sendiri!!!! Lihatlah ke cermin dn pikirkan....
Siapa aku??? Untuk apa aku dilahirkan.... Dan juga pikirkan siapa orang-orang
yang berharga untuk kalian... Bukankah kalian menyayangi orangtua kalian???!!!”
Taeyang masih dalam posisi menggelantung di pinggir atap sekolah. Tangannya
bergetar menahan berat tubuhnya.
“ Iya.....” Seokjin dan
Namjoon menunduk menjawab pertanyaan Taeyang.
“ Lalu apa susahnya
membiarkan mereka bahagia????!!!! Seharusnya kalian senang bisa melihat mereka
bahagia!!! Jika kalian menyayangi mereka.... ikhlashkanlah semua ini!!!! Kalian
juga sudah dewasa!!! Belajarlah untuk memahami perasaanmu sendiri tapi juga pikirkan
perasaan orang lain!!!! Jadilah diri kalian sendiri!!! Hati kalian kini penuh
dengan kebencian!!! Hilangkan itu semua dan carilah diri kalian yang asli!!!
Ini adalah takdir tuhan untuk kalian.... Jika memang itu yang akan terjadi lalu
biarkanlah terjadi....! Kalian tidak akan bisa mengubahnya dengan cara
apapun!!! Bahkan jika kalian bunuh diri dan pergi dari dunia ini... orang-orang
di dunia ini tetap akan melanjutkan kehidupan mereka masing-masing!!! Begitu
pula orangtua kalian!!! Ini sudah takdir kalian!!!!” Tangan Taeyang sediit demi
sedikit mulai bergeser.
“ Ya!!!! Kau memang
sangat mudah mengatakannya!!!! Tapi kamilah yang merasakan!!!! Orangtua kami
hanya memikirkan kebahagiaan mereka dan tidak mau mendengarkan kami!!! Mereka
hanya peduli tentang diri mereka sendiri!!!” Seokjin melawan semua yang telah
Taeyang katakan.
“ Kau salah besar Kim
Seokjin!!! Orangtua kalian saling menikah satu sama lain karena tidak ingin
kalian kesepian.... ‘Ah... Namjoon masih kecil, jadi kupikir aku harus
mencarinya seorang ibu agar dia masih bisa merasakan kasih sayang seorang
ibu...’ Itulah yang ada dipikian ayahmu Namjoon!!! Dan kau Kim Seokjin!!! Ibumu
pasti juga berfikiran yang sama dengan ayah Namjoon!!! Lalu mereka memutuskan
untuk membangun rumah tangga bersama dan berperan sebagai orangtua kalian!!!
Cobalah untuk mengerti apa yang ada dipikiran mereka berdua...”
“ Kau tidak merasakan
apa yang aku dan Seokjin rasakan.... Han Taeyang....”
“ Hah! Bahkan aku
memiliki luka yang lebih dalam dibandingkan kalian berdua!!! Aku tidak punya
orangtua apa kalian tau????!!!! Ibuku meninggal karena melahirkanku!!!! Dan
saat aku berumur tujuh tahun ayahku meninggalkanku sendirian!!! Dia tidak ingin
punya anak sepertiku katanya!!!! Dia bilang aku lahir sebelum mereka menikah!!!
Aku adalah anak haram!!!! Aku tak pernah merasakan kasih sayang orangtua sejak
dulu...!!! Aku tau betul rasanya... Kalian seharusnya bersyukur karena tuhan
masih mengizinkan kalian merasakan itu sekali lagi.... dan bahkan tuhan
memberikan kalian sesuatu yang berharga pada kalian.... Saudara laki-laki....
Aku bahkan tidak mengetahui sanak saudaraku!!! Selama ini aku hidup hanya
mengenal Taehyung dan Jungkook!!! Tidak pernah aku bertemu seseorang yang
benar-benar saudaraku sendiri....” Air mata Taeyang berhasil lolos dari kelopak
matanya. Taeyang kembali mengingat luka yang selama ini dia pendam dihatinya.
Namjoon dan Seokjin menatapnya. Mereka tidak pernah tau masa lalu Taeyang.
“ Taeyang.... Aku....
Aku minta maaf....” Keduanya tampak meminta maaf kepada Taeyang. Air mata
Taeyang masih terus mengalir tanpa ada yang menghapusnya. Tentu saja Taeyang
tidak bisa atau dia akan mati.
“ Ya!!! Tentu saja
kalian harus minta maaf!!! Dan juga, minta maalah pada orangtuamu!!! Tidak
tidak.... yang lebih penting adalah, minta maaflah pada dirimu sendiri... Lalu
katakan pada orangtua kalian untuk berjanji tidak akan saling membenci lagi...
Aku tak percaya selama ini yang kalian lakukan di depan semua orang hanyalah
sandiwara... Berpura-pura akrab seakan tidak ada yang bisa memisahkan
kalian.... Tapi sebenarnya di dalam hati kalian, kalian menyimpan dendam pada
seseorang yang sangat dekat dengan kalian. Cih, kalian pasti sudah tersihir
dengan yang namanya kebencian. Segeralah minta maaf!!! Lalu jadi diri kalian
sendiri dan jalani apa yang sudah Tuhan takdirkan untuk kalian!!!!” Air mata
Taeyang sudah mulai mengering, meskipun Taeyang juga masih tersedu-sedu.
Seokjin dan Namjoon hanya menunduk diam. Keadaan saat itu sangat hening. Hanya
terdengar suara burung-burung yang ada di atas mereka. Ketiganya saling diam.
Ditengah keheningan itu, Tangan Taeyang mulai terlepas dari pegangannya.
Taeyang hanya mempasrahkan jika dia memang akan mati hari ini. Taeyang
memejamkan matanya saat kedua tangannya benar-benar terlepas dari pegangannya.
Namun saat Taeyang kembali membuka matanya. Taeyang mendapati Seokjin dan
Namjoon yang tengah memegangi tangannya.
“ Maafkan kami... Han
Taeyang....” Seokjin tersenyum lalu mulai menarik Taeyang dibantu dengan
Namjoon. Mereka bertiga terlihat lega saat Taeyang berhasil berdiri kembali da
atap sekolah mereka.
“ Terima kasih... Han
Taeyang....” Namjoon mengulurkan tangannya. Taeyang yang masih mengatur
nafasnya menerima uluran tangannya dan tersenyum.
“ Syukurlah...”
“ Han Taeyang....
maafkan aku.... aku selalu menyesal atas apa yang telah kulakukan padamu...”
Taeyang mengangguk mendengar permohonan maaf Seokjin.
“ Aku juga minta maaf
Han Taeyang.... Sekarang aku tau kenapa orangtuamu memberimu nama ‘Taeyang’...
Kau selalu memberikan cahaya kepada semua orang....” Namjoon terseyum “
Bersinarlah terang.... jangan sampai kehilangan sinarmu.... Aku akan memulai
hidup yang baru.... Dan juga mencoba untuk melewati apa yang sudah tuhan
tentukan untukku.... tentu saja bersama Hyungku....” Namjoon menatap Seokjin sambil
tersenyum. Seokjin juga membalas senyumannya.
“ Tentu saja...
adikku....”
***
“ Hyung... apa kau
merasa pusing.... atau sesuatu yang lain??? Jika ada apa-apa katakan padaku...”
“ Aku tidak apa-apa
Jungkookie....” Taehyung mengacak rambut adiknya.
“ Tapi jika kau
merasakan sesutau... katakan padaku hyung...”
“ Haha.... Iya...
Iya.... Jungkookie....” Taehyung menepuk-nepuk kepala adiknya. Jungkook
tersenyum lalu melanjutkan mengupaskan buah apel untuk kakaknya.
“ Hyung....”
“ Iya?”
Jungkook meletakkan pisaunya
“ Apa kau mau....” Jungkook menatap mata kakaknya lekat “ Menerima donor
ginjalku?”
“ Apa?! Tidak aku tidak
mau... Kau belum hidup lama.... Kau masih belum merasakan raranya menjadi orang
dewasa... lebih baik jangan tinggalkan dunia ini dulu...”
“ Kau sendiri hyung???
Apa kau sudah hidup lama??? Kau juga belum merasakan bagaimana rasanya menjadi
orang dewasa.... Kau juga masih belum pantas untuk meninggalkan dunia ini...!”
“ Tidak. Aku sudah
hidup 2 tahun lebih lama darimu. Aku memang belum merasakan bagaimana rasanya
jadi dewasa tapi setidaknya aku lebih dewasa darimu. Aku juga sudah
merasakan.... bagaimana rasanya mencintai seseorang...”
“ Karena itu hyung....”
Jungkook menggenggam tangan kakaknya “ Kau punya orang untuk dicintai dan juga
mungkin Taeyang noona juga menyukaimu.... jadi aku tidak ingin kalian saling
kehilangan.... Sedangkan aku tidak punya seseorang yang....”
“ Ada Kim Jungkook....”
Taehyung memotong ucapan adiknya. “ Kau kira aku dan ibumu itu siapa??? Apa kau
pikir kami tidak menyayangimu??? Kau itu berharga untuk kami... aku juga
pastinya lebih menyayangimu daripada Taeyang... Taeyang juga menyayangimu.... dia
sudah menganggapmu sebagai adiknya sendiri... sejak dulu, hanya kita keluarga
yang dia miliki... Kau itu berharga untuk banyak orang Jungkookie.... jadi
hentikanlah omong kosongmu itu dan biarkan takdir membawaku...”
“ Tapi hyung.... jika
kau pergi kau akan meninggalkan bekas luka yang dalam untuk semua orang yang
menyayangimu....” Taehyung terdiam. “ Hyung, kau seperti sudah tidak punya
semangat hidup lagi. Kau selalu saja bilang untuk pasrah akan keadaan... Kau
tau kan kalau semua orang tidak mau itu terjadi....”
“ Tapi Jungkook....”
“ Bertahanlah hidup
sampai aku menemukan donor ginjal untukmu....”
***
Taeyang berjalan sempoyongan. Hari sudah gelap tapi
Taeyang masih tak berniat untuk pulang. Ditatapnya bintang-bintang yang
tersebar diatasnya. Taeyang menghela nafas perlahan. Hari ini dia telah
melewati hari yang berat. Entahlah, hari ini tidak seperti biasanya. Tidak ada
yang mengganggu Taeyang... tapi disisi lain... Taeyang hampir mati karena ikut
campur masalah orang yang selalu mengganggunya. Tapi dia senang... karena
semuanya sudah berakhir.
“ Yah... ternyata semua
hal di dunia ini penuh dengan kejutan....” Taeyang memejamkan matanya masih
dengan posisi kepala yang mendongak ke atas. “ Walaupun Namjoon dan Seokjin
selalu kejam terhadapku, ternyata mereka menyimpan kesedihan dihati mereka...
Aku sungguh tak menyangka...” Taeyang kembali membuka matanya. Matanya membulat
sempurna saat ia melihat siluet seseorang di atas gedung yang terletak
disampingnya. Merasa ada yang tidak beres, Taeyang segera mesuk ke dalam gedung
tersebut dan segera menuju atapnya.
“ Oh... Yaampun... hari
apa ini sebenarnya??? Tadi Namjoon dan Seokjin... sekarang kalian bertiga???
Dan bahkan aku kembali berada di atap bangunan....” Taeyang menghampiri tiga
orang yang dilihatnya di atap.
“ Han Taeyang....”
Ketiga orang itu, atau lebih tepatnya Jimin, Hoseok, dan Yoongi menatap Taeyang
dan mengucapkannya bersamaan.
“ Apa yang kalian
lakukan disini? Kalian bahkan belum mengganti seragam sekolah kalian....”
“ Han Taeyang...”
Yoongi berlari ke belakang Taeyang. Raut wajahnya tampak ketakutan. Tak
biasanya Yoongi seperti ini “Tolong aku...”
“ Hm?” Taeyang mesih
menatapnya tak mengerti.
“ Mereka.... mereka
mengancamku....”
“ Mengancam apa...?”
“ Mereka bilang.... Aku
harus mengkonsumsi narkoba.... Ya! Mereka memaksaku menggunakan ganja yang
mereka bawa!!! Mereka bilang, jika aku tak melakukannya... mereka akan
membunuhku...” Taeyang menatap Yoongi sejenak lalu menoleh ke arah Jimin dan
Hoseok.
“ Apa yang Yoongi
bilang... apakah itu benar??? Apakah kalian pengedar narkoba??? Bahkan kalian
mengkonsumsinya???”
“ I... Iya...” Jimin
mengangguk pelan.
“ Hah! Apa kalian sadar
kalau kalian sudah menyia-nyiakan hidup kalian? Narkoba itu tidak berguna! Apa
yang akan kalian lakukan dengan itu?!”
“ Tentu saja
bersenang-senang! Dan kami hanya mau mengajak Yoongi ikut bersenang-senang
bersama kami... apa itu salah?” Hoseok menggantikan Jimin yang menunduk.
Taeyang menghampiri Hoseok dan Jimin lalu menampar mereka satu-satu.
“ Sadarlah kalian
berdua!!! Kalian bukan diri kalian yang sebenarnya! Senakal-nakalnya kalian
disekolah... Sekejam-kejamnya kalian terhadapku.... kalian tidak akan pernah
mengkonsumsi narkoba... Kalian bukanlah orang yang akan melakukan itu...Katakan
padaku.... kalian bohong kan?!”
“ Tidak... kami tidak
bohong... itu memang kenyataannya” Taeyang kembali menampar Jimin dan Hoseok.
“ Tentu saja kalian
berbohong!!! Hati kalian menunjukkannya. Kalian bukanlah tipe orang yang akan
menyia-nyiakan hidup kalian dengan benda haram seperti itu...” Taeyang merebut
ganja yang Jimin pegang lalu membuangnya. Tak lupa Taeyang menginjak-injak
ganja itu dengan sepatunya.
“ Han Taeyang! Apa yang
kau lakukan!!!” Jimin menahan kaki Taeyang yang masih menginjak-injak ganja
yang sebelumnya ia pegang.
“ Hentikan semua
kebodohan ini. Sekarang jujurlah! Apa yang akan kalian lakukan dengan benda
haram ini???!!! Jangan bicara omong kosong dan jangan berbohong. Katakan yang
sebenarnya!” Jimin dan Hoseok menunduk diam. “ Hei!!! Apa kalian mendengarku!
Kubilang katakan yang sebenarnya!!!”
“ Sebenarnya...” Jimin
mulai membuka mulutnya perlahan... “ Kami juga diancam...”
“ Hah?”
“ Iya, kami juga tak
mengenal orang itu... kami bertemu dengannya kemarin...dia bilang untuk
memberikan ganja ini kepada anak yang bernama ‘Min Yoongi’ Tapi kami jelas
menolaknya... kami berteman baik dengan Yoongi... orang itu tampak kesal. Lalu
mulai mengancam kami, dia bilang akan menghabisi sanak saudara kami satu pesatu
jika ganja ini tidak sampai ke Yoongi... Tentu saja kami bingung.... pada
akhirnya kami memutuskan untuk memaksa Yoongi menggunakannya...” Jimin
melanjutkan.
“ Memangnya siapa orang
yangmengancam kalian? Dia kenal Yoongi? Apa kalian sempat melihat wajahnya???”
Jimin dan Hoseok menggeleng pelan. “ Bagaimana denganmu Min Yoongi, Apa kau tau
sesuatu? Mungkinkah kau kenal dengan seseorang yang pernah terjerat kasus
narkoba?”
“ Tidak... tidak
ada...”
Taeyang kembali menoleh
ke arah Jimin dan Hoseok yang menunduk menyesali pebuatannya “ Sudahlah,
lupakan itu... Kalian pulanglah... Aku akan melaporkannya ke polisi... aku tak
akan menyebutkan nama kalian... Aku akan mengurusnya sendiri...”
“ Tapi, Han
Taeyang....”
“ Pulanglah....”
Taeyang tak menoleh ke arah mereka bertiga dan hanya fokus kelayar ponselnya
untuk menghubungi polisi. “ Halo? Saya ingin melaporkan sesuatu...”
***
Esoknya.
“ Han Taeyang....”
Jimin, Yoongi dan Hoseok menghampiri Taeyang yang bertopang dagu di mejanya.
“ Ya?” Taeyang melipat
tangannya dan menatap mereka bertiga. Seluruh anak dikelas memandang mereka
aneh. Suasananya berbeda dengan yang biasa mereka rasakan. Tapi tak dihiraukan
semua tatapan itu oleh Taeyang.
“ Terima kasih...”
Yoongi mewakili Jimin dan Hoseok.
“ Untuk yang kemarin?”
Taeyang tampaknya sudah mengerti apa yang mereka maksudkan.
“ Iya.... polisi sudah
menangkap bandarnya dan menutup tempat mereka pagi ini...” Jimin tersenyum.
Senyum yang tak pernah Taeyang lihat sejak ia mengenal Jimin.
“ Benarkah? Syukurlah
kalau begitu... Aku ikut senang...” Taeyang tersenyum cerah. “ Tapi... apa
kalian mengenal orang itu?”
“ Ya...” Yoongi
mengangguk pelan “ Dia ayah kandungku sendiri...”
“ Apa?! Bagaimana
bisa???!!!”
“ Entahlah.... Dia
bilang dia ingin menghancurkan masa depanku.... Dia tidak ingin melihatku
bahagia.... Dia bahkan ingin membuangku...”
“ Ah, benarkah... Apa
kau tidak apa-apa???...” Taeyang menatap Yoongi cemas. Tapi Yoongi tersenyum.
“ Ya, aku tidak
apa-apa. Ibuku bilang ayahku memang terkena gangguan kejiwaan sejak
perusahaannya bangkrut... lalu dia mulai menjadi bandar narkoba....”
“ Ah... begitu....”
“ Terima kasih Han
Taeyang.... kau sudah mau membantu kami, padahal tak pernah sekalipun kami
berbuat baik padamu... maaf untuk semua yang kami lakukan selama ini.... Aku
minta maaf.... Kau memang seorang matahari.... Ya.... tapi matahari yang tersentuh....
Kau adalah cahaya bagi semua orang disekelilingmu...” Yoongi tersenyum.
“ Ya... itu benar...
kau memang selalu bersinar....” Hoseok melanjutkan.
“ Bahkan matahari tak
bersinar secerah dirimu Han Taeyang.... Sinarmu sangat hebat!” Jimin mengacungkan
kudua jempolnya.
“ Ahahaha!! Sangat aneh
aku melihat kalian semua tersenyum seperti itu... Aku benar benar tak
terbiasa....”
“ Lalu.... Bagaimana
keadaan Taehyung?” Tiba-tiba saja Yoongi menanyakan keadaan Taehyung yang
selama ini dibencinya.
“ Ah..., Taehyung? Dia
masih ceria sepeti biasanya.... meskipun dia tau ajal akan segera
menjemputnya....”
“ Eoh???!!! Apa
sebegitu parahnya???!!!”
“ Iya... dia terkena
gagal ginjal... dia sering bolos sekolah karena harus bolak-balik kerumah sakit
untuk memompa darahnya.... Dan semua orang juga tau kalau pasien gagal ginjal
jarang ada yang selamat... Tapi Taehyung.... dia bahkan tak sedih
sedikitpun...”
“ Taehyung.... gagal
ginjal??? Apa itu benar???” Semua anak dikelas yang mendengar kabar ucapan
Taeyang mulai mengelilingi meja Taeyang. Seokjin dan Namjoon yang baru saja
datang juda ikut menghampiri mereka meskipun tidak tau apa yang sedang terjadi.
“ Lalu... apa dia sudah
mendapatkan donor ginjal...?” Jimin mewakili anak-anak yang lain.
“ Belum.... tentu saja
sangat susah mencarinya karena donor ginjal itu mempertaruhkan nyawa....”
Taeyang memandang sayu bangku Taehyung yang kosong “ Tapi.... tenang saja...
dia akan segera mendapat donor ginjal....”
“ Ah benarkah??!!!
Syukurlah!”
“ Ya! Kelas ini sangat
sepi tanpanya...”
“ Dia memang sangat
sesuatu...”
Taeyang tersenyum “ Apa
kalian semua menunggunya?”
“ Ya! Tentu saja!”
Pertanyaan Taeyang ditanggapi dengan anggukan semua orang.
“ Taehyung selalu yakin
kalau dirinya akan segera mati karena tidak ada pendonor ginjal untuknya....”
Semua anak kembali diam mendengar ucapan Taeyang. “ Tapi... apa kalian tau? Dia
telah mengajariku satu hal.... Dia berpesan pada kita untuk menjalani apa yang
sudah tuhan tentukan untuk kita..... Dia bilang, Apa yang akan terjadi....
tejadilah....”
***
Taehyung
POV
Aku memandang kosong televisi dihadapanku. Ini sudah hari
kelima semenjak aku masuk ke dalam rumah sakit. Tidak ada yang berubah. Aku
sangat bosan... Setiap hari hanya ditemani dengan televisi... obat-obatan...dan
juga kedatangan perawat untuk mengecek kondisiku. Bahkah setiap malamnya aku
hanya mendengar jarum jam yang berdetak dan tetesan air infusku.
“ Eomma...” Pada
akhirnya aku memanggil ibuku.
“ Iya? Ada apa? Apa kau
mau ke kamar mandi?”
“ Tidak....” Aku
merubah posisiku menjadi duduk “ Tak bisakah aku keluar dari rumah sakit ini?
Aku sangat bosan disini....”
Ibuku menghampiriku “
Tidak bisa... Kau harus istirahat Taehyung-ah...”
“ Untuk apa? Lagipula
pada akhirnya aku akan mati... Setidaknya biarkan aku menikmati waktu yang sebentar
ini sebelum aku mati....”
“ Kim Taehyung...!
Kenapa kau selalu berkata begitu?!”
“ Lagipula itu memang
kenyataannya kan? Memangnya apa sudah ada orang yang mendonorkan ginjalnya
untukku...?”
“ Itu....”
“ Pasti masih belum
ada.... Kalau begitu biarkan aku keluar... Aku akan kembali ke rumah sakit saat
aku sudah puas...”
***
“ Hey! Han Taeyang!!!!
Coba tebak!!!” Aku berteriak begitu Taeyang mengangkat teleponku.
“ Apa?”
“ Aku keluar dari rumah
sakit!!!!”
“ Eoh??? Apa kau sudah
mendapat donor ginjal?!!!”
“ Belum... aku hanya
ingin berjalan-jalan.... hihihi....”
“ Ah.... begitu....”
Taeyang terdengar kecewa mendengar jawabanku. “ Kim Taehyung.... aku ingin
bertanya seuatu....”
“Apa? Silahkan saja
nona...”
“ Kenapa kau..... Masih
bisa tersenyum disaat kau tau ajalmu akan segera tiba?” Aku menghentikan
langkahku yang sedari tadi memang berjalan-jalan didalam rumahku.
Aku tersenyum. “ Ya....
Aku hanya tidak ingin mati tanpa penyesalan... Aku akan terus tersenyum sampai
aku mati... Maka aku akan meninggalkan dunia ini dengan bahagia...”
“ Lalu bagaimana dengan
orang yang ada disekitarmu...?”
“ Hm?”
“ Apakah orang
disekitarmu juga akan tersenyum saat melihatmu telah kehilangan nyawamu? Tentu
saja mereka tidak akan tersenyum.... Bahkan hanya airmata yang akan menyelimuti
mereka...”
“ Aku tau... Mungkin
aku akan meninggalkan beberapa luka dihati orang-orang... Tapi kupikir....
setidaknya mereka akan sedikit lega melihatku mati dengan bahagia...”
“ Justru itu masalahnya
Kim Taehyung!.... Jika kau terus tersenyum seperti itu kau malah akan membuat
orang-orang berfikir kau sangat menyedihkan!!!”
“ Tidak... Itu tidak
akan terjadi” Lalu kedua dari kami diam. Aku memutuskan untuk mengakhiri
panggilan “ Kalau begitu Taeyangie... Apa kau mau bertemu denganku nanti malam?
Ada yang ingin kukatakan...”
“ Baiklah...”
“ Oke, Kita bertemu di
halte tempat kita biasa bertemu. Kutunggu jam 10”
“ Jam 10??!!! Ah...
baiklah... tak apa-apa... Kututup dulu....”
***
Jam 21.45, 15 menit sebelum jam perjanjianku dengan
Taeyang. Jika aku berangat dari rumah ke halte itu adalah 10 menit, maka aku
akan baru berangkat jam 21.50. Aku mengisi 5 menit kekosongan itu dengan
menonton televisi dan beberapa memakan beberapa camilan. Hanya ada aku
dirumahku. Ibuku masih di rumah sakit. Sedangkan Jungkook... Mungkin dia juga
ada di rumah sakit.
“ Yup! Saatnya
berangkat!” Aku memakai jaketku dan memasukkan ponselku. Setelah mematikan
beberapa lampu di rumahku, aku mengunci pintu rumahku dan berangkat.
DDRRTTT...
Dengan bergetarnya
ponselku, aku menghentikan langkahku dan mengecek ponselku.
“ Halo?” Aku mengangat
telepon dari ibuku.
“ Kim Taehyung!!!!” Aku
hanya mengerutkan dahi. Dari nada bicara ibuku sepertinya dia sdang resah.
“ Ada apa...? Ah... Aku
baik-baik saj....”
“ Adikmu!!!!!” Aku
menghentikan ucapanku saat ibuku meneriakkan kata itu.
“ Kim.... Kim
Jungkook...? Dia kenapa...???”
“ Dia.... Dia masih
belum pulang sampai sekarang!!! Tadi dia izin ingin menemuimu dirumah...”
“ Menemuiku??? Aku
tidak bertemu dengannya...” Aku melihat sekelilingku untuk memastikan,
barangkali ada Jungkook disini.
“ Lalu dimana dia
sekarang???!!!! Dia juga tidak mengangkat teleponku...!!! Apa mungkin kau
tau....?” Aku terdiam. “ Kim Taehyung!!! Kim Taehyung!!!” Aku tak menghiraukan
teriakan ibuku dan mematikan teleponnya. Lalu mencoba untuk menghubungi
Jungkook.
“ Sial!!! Kim
Jungkook!!! Kenapa tidak kau angkat???!!!” Berkali-kali aku mencoba untuk
menghubunginya, Tapi tak ada yang mengangkat. Akhirnya aku memutuskan untuk
mencarinya sendiri. Tapi sebelumnya aku mengirimkan pesan kepada Taeyang untuk
membatalkan janji. Setelah memastikan pesan itu terkirim aku mulai berlari
mencari Jungkook.
Aku mendatangi tempat-tempat yang sering Jungkook
datangi. Mulai dari Sekolah, restoran kesukaannya, tempat biasa dia berkumpul
dengan temannya, taman kota, dan masih banyak yang lainnya. Tapi sepertinya
percuma aku tidak menemukan apa-apa.
“ Argh!!! Kim
Jungkook!!!” Aku berteriak pada diriku sendiri yang tak bisa menemukan adikku
satu-satunya. Aku menghentikan langkahku dan terduduk di jalan yang kulewati.
Aku mulai berfikir tempat lain yang mungkin Jungkook datangi. Tepat pada saat
itu, ponselku kembali berbunyi. Aku mengambilnya dari saku jaketku. Aku begitu
terkejut dengan orang yang menghubungiku. Tanpa basa-basi aku segera
mengangkatnya.
“ Yak!!!! Kim
Jungkook!!!!! Kau dimana???!!!! Kim Jungkook!!!!” Tak ada jawaban. Yang
kudengar hanyalah suara hembusan nafas berat Jungkook. Tapi pada akhirnya dia
bersuara.
“ H....Hyung....
se...selamatkan aku....” Suara Jungkook disusul dengan suara sebuah benda dari
kaca yang pecah. Lalu telepon ditutupnya.
“ Jungkook!!!! Kim
Jungkook!!!!” Tentu saja sia-sia aku berteriak pada telepon yang sudah diputus.
Aku mengecek apakah GPS Jungkook menyala atau tidak. Jungkook yang sepertinya
sudah tau keadaannya yang sedang genting menyalakan GPSnya. “Ah...
syukurlah...” Aku melacak posisi Jungkook dengan GPS. Dan menemukan posisi
Jungkook yang membuatku mengerutkan dahi “ Kim Jungkook.... Apa yang kau
lakukan disana???!!!”
***
Taeyang
POV
“ Aish.... dimana bocah
sialan itu???” Aku memandang arlojiku yang sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Kuutak-atik isi tasku untuk mencari ponselku. “ Ah!!! Itu tertinggal!!!!” Aku
menepuk keningku saat tak menemukan benda persegi panjang yang kucari. “Sudahlah...
kutunggu saja.... mungkin dia agak terlambat...” Meskipun aku ragu, tapi pada
akhirnya aku memutuskan untuk menunggu Taehyung. Mengingat mungkin setelah ini
aku.... Tak bisa bertemu dengannya lagi.
“ Hey... Lihatlah siapa
yang duduk sendirian disana....”
“ Hai nona cantik....
Kau sendirian???”
“ Mau kami temani???”
“ Apa kau mau ikut
kami??? Disini sangat dingin....” Awalnya kukira mereka Taehyung. Tapi saat aku
menyadari mereka bejumlah dua orang, aku berdiri dari dudukku dan mundur
menjauhi mereka.
“ Apa yang kalian
lakukan!!! Pergi dari sini!!!” Aku melihat berkeliling untuk mencari
pertolongan. Aku sangat beruntung saat tak melihat siapa-siapa disekitar sini.
“ Kami tidak akan jahat
kok...” Kedua orang itu berjalan mendekat.
“ Kubilang pergi!!!!!!”
Aku menghantamkan tasku ke kepala kedua orang itu. Raut wajah mereka berubah
menjadi marah.
“ Apa yang baru saja
kau lakukan hah???!!!!” Salah satu orang itu menendangku kebelakang. Dan satu
lagi mulai menginjak-injak tubuhku. Masih belum selesai, orang yang sebelumnya
menendangku mulai memukuliku dengan tas yang kupakai untuk memukul mereka. Aku
hanya bisa memejamkan mata dan berharap Taehyung segera datang.
“ Kim Taehyung....
dimana kau....?” Aku mengepalkan tanganku erat-erat “ Kumohon selamatkan aku...”
***
Taehyung
POV
Aku berlari ke
tempat yang sudah ditunjukkan GPS di ponselku. Pintunya sudah tepat
dihadapanku. Kubuka pintu itu dan masuk ke dalamnya. Orang orang didalam
memandangku heran. Tapi aku tak menghraukannya dan mulai mencari Jungkook di tempat
ini. Ya, ini klub malam.
“ Kim Jungkook!!!!!”
Aku menemukan Jungkook yang dalam posisi tekapar di pojok klub. Seluruh
tubuhnya bersimbah darah. Beberapa pecahan kaca juga tersebar di dekat
tubuhnya. Dengan segera aku menghampirinya dan membantunya duduk. “Apa yang kau
lakukan disini???”
“ Ah.... Jadi kau
temannya???” Seseorang bertubuh kekar menghampiri kami. Aku menoleh kearahnya
dan memukulnya tanpa alasan.
“ APA YANG KAU LAKUKAN
PADA ADIKKU???!!!!” Orang itu juga membalas pukulanku. Lalu terjadilah
perkelahian antara aku dan orang yang tak kukenal ini.
“ Hyung, hentikan!
Berkelahi tidak akan menyelesaikan masalah! Lagipula ini juga salahku....” Aku
menghentikan perkelahianku dengan orang itu.
“ Apa kau dengar???!!!
Dialah yang salah! Jadi jangan mencoba melawan!” Aku menatap Jungkook “ Adikmu
itu datang kesini padahal masih dibawah umur! Tentu saja kami tidak
mengizinkan! Tapi dia memberontak dan mulai menghancurkan benda benda
disini!!!”
“ Ah, maafkan
adikku.... aku akan mengganti rugi....” Aku meminta maaf kepada orang itu.
Setelah kami membuat perjanjian untuk mengganti rugi, aku membawa Jungkook
keluar dan mendudukkannya di bangku dekat sana.
“ Hyung.... Maafkan
aku... kau marah kan....?”
Aku tersenyum “
Tidak.... aku tidak marah.... apa yang kau lakukan disana....?”
“ Aku kesal padamu
hyung....” Jungkook menatapku lekat “ Kau keluar dari rumah sakit.... padahal
sudah jelas kau itu masih belum boleh keluar! Jadi aku melampiaskan kekesalanku
ditempat ini....”
Aku menunduk, sehrusnya
aku tau kalau ini semua salahku “ Maafkan aku....”
“ Hyung, ayo kita
kembali ke rumah sakit.....”
“ Baiklah....”
***
Author
POV
Taehyung berjalan ke arah kamar yang sebelumnya ia
tempati. Sedangkan Jungkook berjalan ke arah yang sebaliknya. Taehyung menyuruh
Jungkook untuk menemui perawat dan membersihkan lukanya. Langkah Jungkook
terhenti saat melihat seorang perempuan yang sangat ia kenal juga sedang
mengobati beberepa luka.
“ Taeyang Noona???!!!”
Dan benar, perempuan itu menoleh ke arah Jungkook.
“ Ah, Jungkook....” Taeyang
yang baru saja selesai mengobati lukanya duduk disebelah Jungkook. “ Hei, Apa
yang terjadi denganmu?”
“ Ah... hanya beberapa
luka karena kesalahanku...” Jungkook tersenyum. “ Aku kabur karena kesal dengan
Hyung yang keluar dari rumah sakit sebelum saatnya, Jadi aku pergi ke Klub...
dan itu benar-benar suatu kesalahan besar.... Lalu Hyung mencariku dan
menyelesaikannya....”
“ Ah....jadi itulah
kenapa dia tidak bisa datang...?” Taeyang mengangguk mengerti apa yang telah
dilakukan Taehyung.
“ Eoh? Kalian punya
janji??? Maaf, aku jadi masalah...”
“ Ah... tidak apa-apa
Jungkookie, Jika aku jadi Taehyung mungkin aku juga akan melakukan hal yang
sama, Lagipula salahku juga meninggalkan handphoneku dirumah, munkin dia sudah
mengabariku kalau dia membatalkan janji....”
“ Tapi tetap saja, aku
minta maaf noona....”
“ Ya....” Taeyang
tersenyum. “ Jungkookie... apa kau bilang kau terluka karena kesal dengan
Taehyung?”
“ Aku tidak bilang itu
karena hyung.... tapi... itu memang berhubungan....”
“ Lalu.... apa kau ingat
saat aku menjenguk Taehyung??? Aku punya hal untuk dikatakan padamu... tapi aku
tak jadi mengatakannya....”
“ Ya, aku ingat...”
“ Aku akan
mengatakannya sekarang....”
***
Sehari
setelah kejadian itu.
“ Kim Taehyung!!!”
Nyonya Kim berlari masuk ke dalam kamar Taehyung dan memeluk anaknya.
“ Eomma... kenapa
menangis...?” Taehyung mengerutkan dahi. Jungkook yang juga terkejut dengan
kedatangan ibunya menghampiri ibu dan kakaknya.
“ Taehyung-ah!!!
Kau.... Kau sudah mendapatkan donor ginjal!!!” Nyonya Kim melepaskan pelukannya
dan menatap mata anaknya.
“ Be... Benarkah???!!!!
Eomma yakin????!!!!” Taehyung tersenyum cerah.
“ Iya... Doktermu
mengatakannya pada eomma barusan....!!!”
“ Benarkah???!!!!
Syukurlah.....” Taehyung tersenyum. Tapi Jungkook yang ada diruangan itu hanya
tersenyum tipis sambil memandang kakaknya.
“ Syukurlah kau
senang....” Jungkook berbisik pada dirinya sendiri lalu keluar dari kamar.
“ Kim Jungkook!!!! Kau
mau kemana???!!!! Kemarilah!!!” Panggilan Taehyung membuat Jungkook berbalik
dan mengurungkan niatnya. “ Hey.... Hey.... Jika aku benar-benar sudah sembuh,
aku akan melakukan sesuatu....”
“ Apa itu...???” Nyonya
Kim yang terlihat lebih antusias dari Jungkook, lebih dulu bertanya.
“ Aku akan menyatakan
perasaanku pada Taeyang....” Taehyung menutup mukanya malu
“ Eyyy.... anakku sudah
besar ya???...” Nyonya kim mengacak-acak rambut Taehyung. Jungkook kembali
tersenyum tipis.
***
Hari-hari telah berubah, tapi manusia masih terus
menjalani kehidupannya. Begitupula dengan Taehyung. Dia yang sekarang sudah
menyimpan ginjal seseorang didalam tubuhnya sudah diizinkan pulang kerumahnya.
Taehyung tak tau siapa yang mendonorkannya tapi pastinya dia sangat berterima
kasih pada orang itu.
Dihirupnya dalam-dalam udara diluar rumah sakit.
Senyumnya cerah, secerah sinar matahari yang sedang terik siang itu. Dipejamkan
matanya lalu dihembuskannya udara segar yang baru saja dia hirup.
“ Huahhh... ini baru
namanya kebebasan”
“ Eyy.... kau sudah
keluar dari sini beberapa hri yang lalu...” Nyonya kim memasukkan
barang-barangnya ke dalam bagasi mobil.
“ Tapi sekarang kan
keadaannya berbeda, eomma....” Taehyung menoleh ke arah ibunya. “ Ah, biar
kubantu” Taehyung mengambil koper yang sebelumnya, ibunya pegang. Nyonya Kim
tersenyum melihat anaknya. “ Beres!” Taehyung menutup bagasi mobil lalu
berjalan ke pintu mobil dan membukanya.
“ Hey, mana adikmu...”
Nyonya Kim menepuk pundak Taehyung.
“ Ah iya....” Taehyung
memandang berkeliling dan mendapati adiknya sedang berdiri di depan seboah
pohon sambil memandangnya kosong “ Hey!!! Kim Jungkook!!! Ayo!!!” Jungkook
tersadar dari lamunannya dan segera menghampiri Taehyung.
“ Ahahaha.... Maaf
hyung, aku sedikit melamun tadi....”
Taehyung tersenyum “
Sudahlah, ayo masuk. Kita pulang...” Jungkook mengangguk lalu masuk ke dalam
mobil, diikuti Taehyung.
***
Taehyung
POV
“ Yah, sebaiknya aku
memberitahunya sekarang...” Aku mengambil ponselku dan mulai mengetikkan sebuah
pesan.
Kepada : Taeyangiee~~
Hey, maaf saat itu aku
membatalkan janji. Ada beberapa hal genting yang harus aku lakukan. Dan
sekarang aku sudah keluar dari rumah sakit... seseorang mendonorkan ginjalnya
kepadaku... Apa kau senang??? ^^~ Ayo kita bertemu sore ini, Kutunggu kau di halte
seperti biasa... Akan kupastikan aku yang datang duluan....
Aku tersenyum sejenak
membaca pesanku sendiri lalu mengirmkannya pada Taeyang. Selama 30 menit tidak
ada balasan, Aku kembali membuka pesanku.
“ Kenapa dia tidak
membalas???” Aku melihat huruf kecil di bawah pesan itu “ Tapi dia sudah
membacanya.... Yasudahlah, yang penting dia sudah tau...” Aku memejamkan
mataku, berusaha untuk tidur. Tak lupa aku memasang alarm di ponselku agar aku
bangun 30 menit sebelum janji temuku dengan Taeyang.
รจ SKIP
Aku terbangun 2 jam kemudian saat ponselku berbunyi. Aku
mematikan alarmnya lalu keluar dari kamarku untuk mandi. Kudapati Jungkook yang
berpakaian rapi dan bersiap untuk keluar.
“ Jungkookie, kau mau
kemana...?”
“ Ah... Hanya... hanya
pergi ke suatu tempat....”
“ Kau tidak akan pergi
ke satu tempat yang aneh kan???”
“ Tidak...”
“ Baiklah,
Hati-hati!!!” Jungkook mengangguk lalu berlri keluar. Sedangkan aku sendiri
masuk untuk mandi dan bersiap-siap.
Setelah benar-benar siap, Aku keluar dari rumah dan
mengunci pintunya. Aku melangkahkan kakiku dengan ringan. Senyumku juga tak
lepas dari wajahku. Aku berkali-kali mengecek peampilanku pada layar hitam
ponselku. Sampai aku sampai di Halte tempat aku dan Taeyang bertemu. Senyumku
lenyap saat aku melihat seseorang. Tapi dia bukan Taeyang.
“ Kim... Jungkook....
Apa yang kau lakukan disini....?” Aku menghampiri Jungkook yang sepertinya tak
sadar akan kedatanganku.
“ Ah... H-Hyung.... kau
disini...?” Jungkook tersenyum. Atau lebih tepatnya, memaksakan tersenyum.
“ Kenapa kau
disini....?” Aku duduk disebelah Jungkook. Jungkook memasukkan tangannya ke
dalam saku jaketnya. Dengan perlahan dia mengeluarkan tangannya dari sakunya.
Lalu memberikan benda yang dia ambil dari sana kepadaku dengan ragu.
“ Ini... Bukalah
memonya....” Aku menatap Jungkook sebentar lalu melakukan seperti yang ia
perintahkan. Tapi sebelum aku melakukan itu,aku menyadari sesuatu.
“ Eoh? Bukankah ini
milik Taeyang...? Kenapa....”
“ Buka memonya
hyung....” Jungkook tak berani menatapku. Aku menyimpan pertanyaanku lalu
kembali melakukan apa yang diperintahkan Jungkook.
Untuk
: Kim Taehyung.
Kim Taehyung... Apa kau sudah merasa
baik sekarang...? Kau sudah menerima donor ginjal yang diberikan seseorang
kepadamu..? Aku tau kau bingung saat Jungkook memberikan ponselku kepadamu. Kau
juga pasti lebih bingung lagi saat membaca memo ini... Kau sudah sehat
kan...?Kau sudah bisa melaksanakan semuanya seperti biasanya... Semua anak
dikelas menunggumu... Bahkah kelima orang yang dulu membencimu. Hey, apa kau
tau...?Aku sudah merubah mereka berlima... Terima kasih kepadamu... Berkatmu,
aku tak pernah diganggu mereka lagi. Bahkan sekarang kami sangat akrab... Ya,
aku membantu mereka saat mereka tertimpa masalah... dan mengatakan apa yang
selalu kau katakan kepadaku...
‘Apa yang akan terjadi.. Terjadilah...’
Terima
kasih, aku belajar banyak dari itu... Maaf... disaat kau sudah sehat seperti
ini... Kita tak bisa bertemu... ya, aku harus berpisah denganmu... Aku harus
pergi menjauhimu.... Bukan karena sesuatu... Tapi karena takdir... Aku
memberikan sesuatu yang berharga untukmu... dan Tuhan telah menentukan aku
harus berpisah denganmu.... ya, alam kita sekarang berbeda... Kau sudah tak
bisa menemuiku lagi... Tapi aku masih bisa melihatmu dari sini.... Maaf aku tak
mengatakannya padamu sebelumnya... Kupikir... kepergianku tidak akan membuat
banyak luka... karena aku hanya memiliki kau... Jungkook... dan
teman-temanku.... Kupikir Jika aku pergi, tidak akan ada terlalu banyak orang
yang sedih...
Kau
juga, jangan sedih Taehyung, Kau yang mengatakannya padaku... Aku pergi dengan
bahagia.... jadi tersenyumlah... Aku tidak ingin kau sedih karena aku....
Jangan salahkan jungkook yang tidak cerita padamu.... Akulah yang
menyuruhnya... Aku juga yang memberikan ponselku pada Jungkook... Oh iya, malam
itu, saat kau tidak datang di janji kita.... aku sedikit kecewa.... Tapi aku
berubah pikiran saat tau alasannya.... Kau menyelamatkan adikmu di sebuah
klub.... Aku memaafkanmu... kau dengar..? Lagipula salahku juga aku tidak
membawa ponselku.... Terimakasih untuk pertemuan yang singkat ini.... Kau sudah
kuanggap seperti saudaraku sendiri.... Begitu juga Jungkook.... Jagalah
Jungkook apapun yang terjadi.... Dia adalah adikmu satu satunya... Aku tidak
akan memaafkanmu jika Jungkook terluka!!! Ya!!! Aku mengawasimu...!!! Dan
juga.... Jagalah kesehatanmu...Aku sudah memberikan satu barang yang berharga
untukmu.... Ya.... Jagalah baik-baik ginjalku....
Aku
mencintaimu
-Han
Taeyang.
Tanganku bergetar saat membaca memo itu. Rahangku
mengeras. Aku tak bisa mengatakan apa-apa. Aku hanya bisa membiarkan air mataku
mengalir begitu saja dari pelupuk mataku. Kulepaskan ponsel Taeyang dari
tanganku. Kepalaku menoleh ke arah Jungkook yang memandangku nanar. Kutatap
mata Jungkook penuh arti, meminta penjelasan.
“ Maafkan aku hyung....
Taeyang noona bilang untuk tidak mengatakannya kepadamu..... Aku juga sudah
mencegahnya untuk melakukan ini..... Tapi dia memaksaku....” Mata Jungkook juga
mulai meneteskan air mata “ Dia bilang... hanya ini yang bisa dia lakukan untukmu....
Kau sudah melakukan banyak hal untuknya... Dan juga.... maaf aku tidak
cerita.... saat kau menjemputku di klub.... Taeyang noona juga diserang oleh
beberapa orang... Dia menunggumu selama satu jam.... Orang-orang itu terus
menyerang Taeyang noona. Dia hanya berharap kau disana dan menolongnya... Tapi
apa daya... kau sedang bersamaku... untungnya seseorang lewat dan mengancam
mereka akan melaporkannya kepolisi. Merekapun kabur lalu orang itu membawa
Taeyang noona kerumah sakit.... Saat itulah dia mengatakan padaku ingin
mendonorkan ginjalnya....”
“ Kim Jungkook....”
“ Maafkan aku hyung...
Kau belum sempat menyatakan perasaanmu.... Tapi... tidakkah kau membacanya...?
Taeyang noona juga mencintaimu... Lalu, dia bilang untuk tidak menangis...
jangan sedih.... dia pergi dengan bahagia.... kau yang mengajarkan itu
padanya.... jadi relakan Taeyang noona.... ini sudah jalan yang Tuhan
berikan....”
Aku memeluk Jungkook “
Ya.... aku mengerti..., aku akan melepaskannya.... aku akan merelakannya dan
juga tidak menangisi kepergiannya....”
“ Jagalah ginjal yang
dia berikan untukmu hyung... kau menyimpan sesuatu yang berharga bagi Taeyang
Noona.... dia berharap.... dengan adanya ginjalnya di tubuhmu.... kau akan
selalu mengingatnya....”
“ Ya... aku tau....
terima kasih....”
***
-Kim
Taehyung
-END-
0 komentar:
Posting Komentar