NOTE : Cerita ini terinspirasi dari Anime korea :3
Title
: Unlucky Bangtan
Cast
: BTS Member [Main Cast : Jung Hoseok]
Author
: SHC
Genre
: Horror [horor gagal :v], Comedy
Lenght
: Oneshoot
Rating : PG-13
Author
POV
Bangtan Sonyeondan, Sebuah nama yang sedang melejit
namanya di kalangan para pemuda di dunia. Tak bisa dipungkiri, kepopulerannya
bisa dibilang dapat menyaingi grup-grup yang sudah debut sebelum mereka.
Apalagi sejak promosi Album “In The Mood For Love” dan juga sejak mereka
comeback dengan lagu “Dope” dari album tersebut. Bangtan dikenal sebagain grup
yang memiliki gerakan dance yang kuat dan Koreografi yang menantang. Itulah
mengapa Mereka harus latihan sampai malam agar mendapatkan hasil yang maksimal.
“Hyung, Kau kurang
melemaskan pundakmu... Coba agar sedikit santai...” Jungkook, sang Maknae yang
dikenal dengat sebutan ‘Golden Maknae’ itu menegur gerakan Namjoon, sang Leader
yang terlalu kaku dengan gerakannya. Sebenarnya idi sudah saatnya bagi mereka
untuk tidur. Tapi mereka memutuskan untuk tetap latihan di dorm mereka. Padahal
baru saja mereka pulang dari tempat latihan mereka.
“Hyung, kau juga jangan
terllau bergeser ke kanan. Atau kau akan keluar dari barisan...” Jimin juga
menegus Jin yang terlalu bergeser ke kanan. Ditariknya Jin agar merapat ke
dalam barisan.
“Maafkan aku. Kalian
tau sendiri kan, kalau aku lemah dalam menari...” Namjoon mematikan lagu dan
berkumpul untuk membicarakan kesalahan-kesalahan mereka.
“Ya, tidak apa-apa hyung.
Lagipula kita sudah berusaha keras... Ayo kita latihan sampai titik darah
penghabisan!!!” Jimin menepuk pundak Jin.
“Ya, ayo kita berjuang
keras. Besok adalah Goodbye stage untuk promosi ‘Dope’, Ayo kita tampilkan yang
terbaik. Setelah itu kita akan istirahat dari masa promosi yang panjang ini...”
Ucapan sang Leader disetuju ioleh semua anggota Bangtan.
DRRRRTTTT......DRRRRTTTT......DRRRRRTTTT.....
“Hyung, kurasa ponselmu
bunyi...” Taehyung menyenggol Namjoon yang berdiri di sebelahnya.
“Benarkah??? Baiklah,
biar kuangkat. Kalian latihanlah dulu...” Anggota Bangtan mengangguk dan
melanjutkan latihan tanpa ada yang mengisi spot Namjoon. Namjoon keluar dari
dorm dan mengangkat telepon dari orang yang meneleponnya.
Tak lama, Namjoon kembali ke dalam dorm untuk
memberitahukan apa yang telah ia dapatkan dari orang yang menelopannya itu.
Seakan mengerti, Anggota Bangtan menghentikan latihan mereka dan duduk
membentuk sebuah lingkaran di tengah-tengah ruangan itu.
“Aku tidak tau ini
berita baik atau buruk.... Tapi.... Seperti yang kalian tau... kita sudah cukup
lama tinggal ditempat ini...”
“Ya, aku tau...” Semua
member menjawab dengan kompak.
“Kita akan pindah ke
sebuah dorm yang lebih luas dan lokasinya lebih dekat dengan studio rekaman
kita...”
“Apa????!!!! Kita akan
pindah dorm???!!!!” Yoongi yang terkenal sangat kalem dan lebih diam dari member
lainnya, saat ini berteriak mendahului member lainnya.
“Ya, mereka bilang ini
adalah hadiah untuk kita karena sudah bekerja keras selama promosi”
“Tapi dorm ini kan
sudah kita tempati selama 3 tahun???” Hoseok juga berteriak pada Namjoon.
“Sudahlah... kita
jalani saja...”
“Dimana tempat
barunya???” Jin sebagai anggota tertua mencoba bersikap bijak walaupun didalam
hati, Jin juga tak tega meninggalkan dorm lama mereka.
“Aku tidak tau. Yang
pasti tempatnya tak jauh dari studio rekaman kita...”
“Bagaimana dengan
pembagian kamarnya?” Jungkook juga ikut kedalam pembicaraan.
“Itu mudah, sekarang
ayo kita bereskan barang-barang kita dulu...” Namjoon berdiri, diikuti member lainnya.
“Hah.... Aku tidak
menyangka ini.... Padahal kukira kita selamanya akan terus tinggal disini...”
Taehyung bergumam pada dirinya sendiri. Tapi sepertinya Namjoon medengarnya.
“Eyyy.... Kalian
semangatlah.... Dorm kita yang baru sangat bagus. Tempatnya luas.... Kamar
mandinya lebih dari satu, Dapurnya luas dan bersih, Tempatnya dekat dengan
sebuah restauran yang terkenal sangat enak. Jungkook, Jimin, Taehyung... Kalian
memiliki sebuah ruangan luas yang bisa kalian gunakan untuk bermain sepuas
kalian... Mereka bilang, Aku, Suga hyung dan J-Hope diberi ruangan
sendiri-sendiri untuk mengerjakan lagu. Dan yang paling penting... Ada 2 kulkas
di tempat itu...!!!”
“WOOAAA!!! 2
Kulkas???!!!! Bukankah itu hebat???!!! Aku bisa makan sepanjang waktu!!!”
Jungkook berteriak kegirangan.
“Kau melupakan dietmu
hah?” Taehyung memukul kepala Jungkook.
“Lupakan... Aku tak
peduli diet atau apalah... Kita dilahirkan untuk makan... Dan Makanan dibuat
untuk kita makan. Lalu jika aku tak makan... apa gunanya aku hidup???” Taehyung
menatap datar Jungkook yang baru saja mengucapkan teori aneh tentang kehidupan
dan makanan.
“Dan yang paling
penting... Kita punya ruangan untuk bermain!!!” Jimin menghampiri Jungkook dan
Taehyung lalu berpelukan dan berputar-putar ria. Member lainnya pun juga mulai
tersenyum mendengar dorm baru yang akan mereka tempati tak terlalu buruk.
“Sudah, ayo cepatlah
rapikan lalu istirahat!” Jin berteriak ditengah-tengah kesenangan para member
Bangtan.
“Ya!”
***
“Terimakasih... Kalian sudah bekerja keras...”
“Terimakasih atas bantuannya...”
“Kalian sudah bekerja keras...”
Para
member Bangtan membungkukkan badannya pada staf-staf yang sudah bekerja keras
bersama mereka selama promosi. Bangtan baru saja menyelesaikan Goodbye Stage
untuk lagu ‘Dope’.
“Ayo kita segera pergi
dari sini...” Setelah para Staf pergi, Namjoon mengajak membernya untuk segera
pergi ke dorm baru mereka.
“Jadi kita benar-benar
pergi hari ini??? Kita belum beri kue beras untuk tetangga baru kita...” Jin
menghampiri Namjoon.
“Kita tidak punya
tetangga...”
“EH????!!!!!” Semuanya
berteriak secara bersamaan.
“Ya, Dorm kita yang
baru kan terletak disebuah gedung tinggi. Dorm kita ada di lantai 3B, dan kita
adalah satu-satunya penghuni yang ada di lantai itu.... Jadi... Yah, bisa
dibilang kita tak punya tetangga...”
“3B? Memangnya ada
lantai seperti itu?” Jimin mengerutkan dahinya.
“Kalian tidak tau?
Banyak orang yang membangun hotel dengan susunan lantai, lantai 1, 2, 3, 3B, 5
dan seterusnya. Mereka tidak memiliki lantai 4 dihotel mereka” Hoseok menjawab
pertanyaan Jimin.
“Kenapa begitu?”
“Yah... itu berhubungan
dengan sesuatu yang berbau mistis. Mungkin itulah kenapa tidak ada orang yang
ada di tempat itu selain kita...”
“Ck, Dasar kau ini...
Kenapa kau tau segalanya yang horror padahal kau itu adalah member yang paling
penakut.... Awas saja kalau sampai disana kau takut...” Jin memukul kepala
Hoseok.
“Biarkan saja, Aku
sudah dilahirkan sebagai orang yang penakut. Lagipula ada Jungkook yang
pemberani” Hoseok merangkul Jungkook. Tapi Jungkook melepaskan tanga Hoseok
dari pundaknya.
“Jangan bilang kau
menyuruhku mengikutimu kemanapun kau pergi... Ck, aku tidak akan melakukannya!”
“Eyyy... Jeon
Jungkook...”
“Hey!!! Kalian!!!!! Ayo
Cepat Kemari!!!! Kau tidak akan berangkat hah???!!!!!” Namjoon berteriak dari
dalam mobil.
“Eoh? Sejak kapan dia
disana?” Taehyung diam ditempatnya, sedangkan member lainnya sudah berjalan
menuju mobil itu.
“KIM
TAEHYUNG!!!!!!!!!!!”
“Ah, Iya hyung!!!
***
“Jadi benar ya? Tidak
ada siapa-siapa disini..???” Hoseok keluar dari lift sambil mencengkeram erat
lengan Jimin.
“Yak! Hyung! Berhenti
melakukan itu atau kau kupukul!!!”
“Ah... iya...
maaf...maaf...” Hoseok melepaskan tangannya dari lengan Jimin. Koridornya cukup
luas untuk dilewati oleh 7 orang bersama-sama. Apalagi jika tanaman-tanaman
yang ada dipinggir mereka disingkirkan. Mungkin akan muat untuk dijadikan Dance
Practice Room.
“Ini dia” Namjoon
berhenti di sebuah pintu yang bertuliskan nama grup mereka. Namjoon mengambil
handphonenya untuk melihat password yang sudah manajernya kirimkan kepadanya.
Setelah itu Namjoon menekan angkanya dan membuka pintunya. Satu-persatu member
masuk dan melepaskan sepatu mereka. Mata mereka bahkan tak berkedip melihat
seberapa besarnya rak sepatu yang ada disamping mereka. Setelah semua sepatu
tertata rapi, mereka masuk ke dalam ruang utama bersama-sama. Disana mereka
sudah ditunggu oleh koper-koper mereka yang sudah diantarkan sejak tadi.
“Dorm ini agak....
aneh...” Jimin meletakkan tas kecilnya di sofa.
“Ya, tempat ini suram
sekali. Tak terlihat hidup...” Taehyung melompat ke sofa yang terdapat tas
Jimin diatasnya.
“Buang pikiran aneh
kalian dan duduklah dibawah sini” Namjoon menarik Taehyung yang duduk diatas
sofa dan menyeretnya ke lantai.
“Tapi hyung, tidakkah
kau merasa dorm ini agak aneh???” Taehyung merapikan bajunya yang kusut karena
diseret oleh Namjoon.
“Ya, Kurasa tempat ini
agak menyeramkan...” Jungkook menyetuju pendapat Jimin dan Taehyung.
“Mungkin kita akan
mendapatkan tamu setiap harinya...” Jimin menambahkan.
“Hei!!! Kau bilang
apa???!!! Jangan katakan sesuatu yang tidak tidak!!! Bagus sekali jika itu
benar benar terjadi.... Tamu itu pasti akan memakan kalian hidup-hidup...”
Hoseok memukul Jimin.
“Aku tidak bercanda!!!
Lagipula lantai ini sepi sekali... Kita juga berada dilantai yang sebenarnya
adalah latai keempat. Dan mungkin saja.... mungkin saja kita sebenarnya
memiliki tetangga, tapi sebenarnya.... sebenarnya mereka adalah.....”
“PARK JIMIN!!!!!!”
“Ahahahaha!!! Kau
takut??? Aku kan hanya bercanda.... hahaha!!!!”
“Sudah... sudah....
sekarang dengarkan aku. Disini ada 3 kamar. Ada satu kamar yang berukuran
paling luas. Dan dua lainnya tak terlalu luas. Dan juga.... ada satu kamar yang
terletak paling ujung. Kamar itu paling jauh dari kamar mandi....” Namjoon
menghentikan tawa para member Bangtan dengan ucapannya.
“Sudah paling ujung,
Jauh dari kamar mandi.... Sial sekali orang yang mendapatkan kamar itu...”
Hoseok bergumam kecil. Jimin yang mendengarnya tersenyum.
“Eoh??? J-Hope
sepertinya sangat bersemangat tentang kamar yang paling ujung itu..”
“Apa??!!! Hei! Aku
tidak bilang begitu!!!”
“Kalau begitu biarkan
dia mendapatkan kamar yang paling pojok itu...” Suga mengucapkan itu dengan
santainya.
“APA???!!!! Jangan
bercanda!!!!” Hoseok semakin tersudut karena ucapan Yoongi.
“Woah.... Selamat
hyung..!!!!” Jimin menepuk-nepuk punggung Hoseok.
“Hey!!!!!” Hoseok
memukul Jimin. Jimin tertawasenang karena berhasil membuat Hoseok mendapatkan
kamar yang paling ujung.
“Park Jimin” Ucapan
Namjoon membuat Jimin menghentikan tawanya. “Kau akan sekamar dengan Maknae
Line. Dan karena kalian bertiga, kalian mendapatkan kamar yang paling luas”
“Yeah!!!!” Dengan
segera Jimin, Taehyung, Dan Jungkook berdiri dan mengambil koper mereka lalu
segera menuju kamar mereka.
“Tunggu, ini tidak
adil. Kalian tau kan kalau aku penakut? Tidak mungkin aku mendapatkan kamar
yang paling ujung!!! Aku tidakakan bisa tidur semalaman...” Hoseok memprotes
kamar yang ia dapatkan.
“Sudahlah.... lagipula
kau tidak disana sendirian.... Aku akan sekamar denganmu...” Namjoon beranjak
dan mengambil kopernya. Dengan begitu, Jin dan Yoongi mendapatkan kamar yang
sama. Mereka bedua sangat lega karena dapat beristirahat dengan tenang. Karena
selama ini, tujuh member Bangtan tidur di satu kamar yang sama. Dan itu sangat
tidak nyaman bagi dua member tertua di Bangtan itu. Mereka tak pernah bisa
tidur dengan tenang karena keramaian yang dibuat oleh 3 orang Maknae line yang
kini sudah terpisah dengan mereka. Terkadang Hoseok juga ikut membuat
keributan. Tapi sepertinya sekarang sudah akan tenang mengingat mereka tidak
satu kamar dengan 4 orang itu.
“Ayo Yoongi, kita tata
kamar kita” Jin membantu Yoongi bediri. Lalu mereka meninggalkan Hoseok
sendirian diruangan itu.
“Tu... Tunggu aku!!!
Kim Namjoon!!! Kau dimana???!!!”
“Aku dikamar!!!!”
***
Malam masih panjang, member Bangtan kembali melakukan
rutinitas sehari-hari mereka. Jin memasak, Maknae line sedang bermain di kamar,
dan Rapper line seperti biasa, membuat lagu. Mereka bertiga bekerja di ruangan
yang berbeda. Dan lagi, Hoseok mendapatkan ruangan yang paling pojok. Meskipun
dia awalnya menolak, tapi pada akhirnya dia menerimanya.
“Ah sial!!!” Baru saja
Hoseok membuka pintu ruangannya, Dia sudah mengucapkan sebuah keluhan. “Kim
Namjoon!!! Kau bilang dorm ini bagus??? Hei!!! Ruanganku lampunya tidak
bekerja!!!!” Hoseok berkali-kali menekan tombol lampunya. Tapi tetap tak
bekerja.
“Ah iya maaf. Ruanganmu
lampunya akan segera diperbaiki!!! Didalam sana ada sebuah lampu belajar!!!
Gunakan itu!!!” Namjoon berteriak dari rungan sebelah.
“Ah, sial...” Pada
akhirnya, Hoseok masuk kedalam ruangan itu tanpa penerangan. Meskipun takut,
Hoseok tetap memutuskan untuk mengerjakan lagunya yang ia buat untuk 2 tahun
Anniversary penggemar mereka pada tanggal 1 Oktober mendatang. Jika dia tak
segera mengerjakannya, maka lagu itu tidak akan selesai pada tanggal itu. Dia
memang tak sejago Namjoon dan Yoongi, tapi dia berusaha yang terbaik untuk
penggemar mereka.
Dengan ragu, Hoseok mengulurkan tangannya dan memencet
tombol lampu belajar itu. Hatinya sedikit lega saat lampu belajar itu menyala
dan memberinya sedikit cahaya di ruangan gelap itu. Hoseok menarik kursi
dihadapannya dan duduk dengan perlahan. Dihidupkannya komputer yang ada
dihadapannya itu. Sejenak layarnya tetap hitam. Terlihat sebuah pantulan cahaya
yang sepintas lewat dibelakang Hoseok dari layar komputer itu.
Hoseok menoleh
kebelakangnya “Apa itu???!!!!” Hoseok berdiri dari duduknya untuk keluar dari
ruangan itu. Tapi ia urungkan niatnya “Jung Hoseok.. bertahanlah... ini untuk
penggemarmu oke???... jadi sabarlah sedikit....” Setelah mengatakan itu, Hoseok
kembali duduk dan memasukkan flashdisknya ke lubang USB. Hawa dingin menerpa
tubuhnya yang hanya memakai kaos dan celana pendek. Hoseok memejamkan matanya
dan kembali menggumamkan kata yang ia ucapkan tadi.
“Tenanglah Hoseok...
tenang... ini untuk penggemarmu, jangan menoleh kebelakang dan selesaikan saja
lagunya...” Dihembuskannya nafasnya perlahan. Setelah kembali tenang, Dibukanya
matanya dan mulai mengerjakan lagunya kembali.
Tak lama kemudian,
Hoseok tersenyum puas dengan apa yang dikerjakannya “Baiklaaah!!! Aku sudah
menyelesaikan Verse pertama!!!” Hoseok menyimpan file itu lalu memakai
headphone yang ia gantungkan di lehernya. “Sekarang biarkan aku
mendengarnya....” Hoseok memencet tombol play dan mulai mendengarkannya.
Dahi Hoseok berkerut
mendengar lagu yang ia dengarkan “Tunggu, kurasa ada bagian yang salah...”
Hoseok mengulang lagu itu dari awal. Dahinya semakin berkerut saat mendengar
bagian yang seharusnya tidak ada di lagu tersebut. Hoseok menaikkan volumenya.
Kini ia bisa mendengar dengan jelas suara itu. Itu adalah sebuah bisikan lirih
seorang wanita. Hoseok yang terkejut mematikan lagunya. Tapi semakin
mengejutkan lagi, suara itu tidak berhenti saat Hoseok mematikan lagunya.
“Perrgilah
dari sini... pergilah... ini bukan tempatmu.... Aku tak akan biarkan kau
merusak tempat tinggalku.... jangan kira tempat ini milikmu..... ini
milikkku!!! Selamanya tempat ini milikku!!!!”
Hoseok yang masih dalam
keadaan shock, tak menggerakkan tangannya untuk melepaskan Headphone itu. Tapi
suara itu semakin keras dan berubah menjadi sebuah jeitan seorang wanita yang
terdengar marah padanya.
“PERGI
DARI SINI!!! KUBUNUH KALIAN SATU PERSATU!!! PERGILAH DARI SINI!!!! MATILAH
KALIAN BANGTAN!!!!!!”
Dengan segera Hoseok
melepaskan headphonenya dan berdiri dari kursinya. Kakinya masih ragu untuk
keluar dari ruangan itu mengingat lagu yang ia buat masih belum beres. Hoseok
menoleh ke sekelilingnya untuk melihat apakah ada seseorang yang bersamanya.
Lalu matanya tertuju pada pintu keluar. Dia masih berfikir apakah dia sebaiknya
meninggalkan tempat itu atau tidak.
Tok....Tok....Tok....
Sebuah suara terdengar
dari belakangnya. Hoseok tau suara itu berasal dari jendela dibelakangnya.
Dengan ragu Hoseok menolehkan kepalanya. Dan mendapati sebuah wajah disana.
Hoseok mengerutkan dahinya saat ia melihat sebuah wajah yang sangat ia kenal.
“P... Park... Park
Jimin... Apa yang kau lakukan disana??? Ja... Jangan menakut-nakutiku...”
Hoseok mengeluarkankeringat dingin. Jantungnya berdebar sangat kencang saat tau
itu adalah Park Jimin... Bukan karena apa... tapi karena itu aneh... sangat
aneh jika itu benar-benar Jimin. Dibawah jendela itu tidak ada apa-apa. Jika
kau melihat keluar jendela itu dan menoleh kebawah, kau hanya akan melihat
jalanan. Jadi sangat aneh jika Jimin berdiri disana. “Ji....Jiminnie....
berhenti bercanda.... aku sudah benar-benar takut sekarang... Aku sudah
ketakutan... kau dengar??!!! Menyingkir dari sana... atau kau akan jatuh
kebawah!!!” Bukannya menghilang, Wajah yang terlihat seperti Jimin itu semakin
mendekat seakan akan menembus jendela itu. Wajah yang terlihat seperti Jimin
itu mengangkat tangan kanannya dan meletakkan tangannya di atas kepalanya.
“Ji...Jiminnie.... Apa
yang akan kau lakukan eoh??? Dan... Kenapa kulitmu pucat sekali??? Ta...
Tanganmu juga penuh darah...”
Wajah Jimin itu membuka
mulutnya dan mengatakan sesuatu. Suaranya terdengar seperti apa yang ia dengar
di Headphone itu. “MATILAH KAU BANGTAN!!!!” Tangan kanan yang sudah ia letakkan
dia atas kepalanya itu mulai bergerak menarik kepalanya ke samping. Tak lama,
Kepala itu copot dari lehernya dan terlempar masuk ke dalam Jendela. Kaca
jendela itu pecah dan tersebar kemana-mana. Lampu belajar dan komputer Hoseok
tiba-tiba mati. Hoseok yang sudah tidak tahan berlari keluar ruangan itu dan
masuk ke dalam kamar Maknae line.
“PARK JIMIN!!!!!”
Hoseok mendorong Jimin ke dinding dan memukul pipi kanannya. “Apa yang kau
lakukan hah???!!! Apa kau tidak berfikir kau terlalu berlebihan???!!!!!”
“Apa maksudmu hyung???”
“Menggangguku disaat
aku bekerja... Kau pikir aku tidak akan risih???!!!” Hoseok menarik kerah baju
Jimin. Taehyung dan Jungkook berusaha melepaskan mereka berdua.
“Hyung!!! Apa yang kau
lakukan???!!!Lepaskan dia!!!” Taehyung menarik tangan Hoseok berusaha
melepaskannya dari baju Jimin.
“Hyung!!!Sadarlah!!!
Sejak tadi ia bersama kami!!!!” Jungkook mendorong Hoseok kebelakang. Jimin
mengusap pipinya yang lebam akibat pukulan Hoseok. Tak lama, ketiga member
lainnya datang ke dalam kekacauan itu.
“Astaga! Park Jimin!!!
Apa yang terjadi???!!!” Namjoon terkejut melihat pipi Jimin yang berubah
menjadi ungu. Namjoon yang melihat Hoseok seakan ditahan oleh Jungkook dan
Taehyung, akhirnyamengerti apa yang baru saja terjadi.
“Kenapa kau memukul
membermu sendiri?” Namjoon mulai menginterogasi Hoseok. Mereka sudah duduk di
ruang utama yang sebelumnya mereka duduki. Sedngkan Seokjin mengobati pipi
Jimin.
“Dia menggangguku saat
aku bekerja... Dia muncul di ruangan itu dan menakut-nakutiku”
“Tidak mungkin hyung...
sejak tadi dia bersama kami....” Jungkook membela Jimin.
“Aku benar-benar
melihatnya!!!! Dia menampakkan diri di jendela dan berpura-pura mematahkan
kepalanya!!!! Bahkan kaca jendela pe....cah....” Hoseok terdiam sejenak.
“Pecah?” Yoongi
mengecek apa yang baru ia dengar.
“Ya, kaca jendelanya
pecah karena dia melempar kepalanya ke dalam ruangan itu..”
“Hei! Tidak mugkin dia
bisa mematahkan kepalanya dan melemparkannya seperti itu!!!” Yoongi tidak
percaya dengan yang Hoseok katakan.
“Daripada begini terus,
ayo kita ke ruangan itu...” Namjoon mengajak semua membernya kesana, kecuali
Jimin dan Seokjin. “Jung Hoseok, kalau sampai kau menipu... itu berarti kaulah
yang mengerjai kami. Dan hentikanlah semua halusinasimu itu...”
“Aku tidak menipu!!!
Aku berani bersumpah!!!” Mereka sudah berada di depan pintu ruangan itu. Hoseok
memberi isyarat agar Namjoon membuka pintu itu sendiri. Namjoon membukanya.
“Sudah kubilang, kau
mungkin hanya berhalusinasi! Lihatlah! Tidak ada apa-apa! Kacanya juga tidak apa-apa...
Mana kepala yang katamu patah itu????!” Namjoon masuk ke dalam ruangan itu
diikuti member yang lain. Hoseok terkejut dengan yang dilihatnya, Tak ada
kepala.... ataupun pecahan kaca yang tadi ia lihat.... Lampu belajar dan
komputernya pun menyala.
“Tu...Tunggu.... ini
tidak benar.... tadi tak begini....” Hoseok menghmpiri komputernya.
“Sudahlah.... ayo kita
keluar dari sini dan minta maaflah pada Jimin...” Namjoon menarik Hoseok keluar
dari ruangan itu. Member lainnya juga mengikuti mereka berdua kembali ke
ruangan utama. “Minta maaflah” Namjoo berbisik pada Hoseok.
“Park Jimin...” Hoseok
menghampiri Jimin “Aku minta maaf....”
“Tak apa hyung. Aku tau
kau takut kok...” Jimin tersenyum.
“ Tapi aku tak
bercanda.... aku benar benar melihatnya tadi... komputer dan lampunyapun
tiba-tiba mati.... sebelumnya, aku juga melihat sebuah kilatan cahaya
dibelakangku. Lalu yang sangat aneh, aku mendnegar sebuah suara seorang wanita
yang mengatakan agar kita pergi dari sini di demo lagu yang sedang
kukerjakan....”
“Sudahlah.... lupakan
kejadian itu....” Namjoon duduk di sebelah Hoseok. “Kau benar-benar membuat
kekacauan hari ini eoh???”
“Hm?”
“Kau sudah dua kali
membuat kekacauan hari ini.... Sebelumnya kau juga memecahkan piring-piring di
dapur. Itu sangat berisik. Itulah kenapa mereka keluar dan menanyaimu. Tapi kau
tak mengatakan apa-apa dan membiarkan piring-piring itu lalu kembali masuk ke
ruanganmu...” Seokjin mengangkat tangan kanannya “Kau lihat ini? Jari manisku
terluka karena terkena pecahan piring itu saat membersihkannya...”
Hoseok mengerutkan
dahi. “Tu... Tunggu...” Hoseok berdiri dari duduknya “Aku... Aku tak keluar
dari ruangan sama sekali!!! Aku bahkan tak berkutik dari kursiku!!!”
“Eyy... hyung, jangan
berbohong. Kami berenam melihatmu sendiri...” Taehyung memukul kaki Hoseok.
“Aku bersumpah!!!! Aku
tak berkutiksama sekali!!!!” Hoseok berteriak dengan keras. Enam orang lainnya
terdiam dan menelan ludahnya.
“Jadi tadi itu....”
Jungkook kembali menelan ludahnya.
“Bukan kau?” Taehyung
melanjutkan.
“Itu benar-benar bukan
aku!!!”
“Sudah kubilang kan???
Tempat ini aneh!!!” Taehyung ikut berdiri.
“Sudahlah.... kita
lupakan semua masalah ini.... dan istirahat.... sekarang sudah larut... mungkin
besok kita akan merasa lebih baik...” Namjoon dengan segera menyelesaikan
masalah ini sebelum semakin kacau.
“Baiklah...”
***
Hoseok
POV
Aku masih
membuka mataku didalam gelapnya kamarku dan Namjoon. Aku tak bisa tidur. Ini
memang sudah biasa. Dan aku selalu mengalami hal ini saat melewati hari yang
aneh. Lalu disusul juga dengan mimpi buruk. Yah.... aku pasti akan selalu
memimpikan mimpi buruk yang berulang. Kau tau maksduku kan??? Saat dimana kau
mimpi buruk, lalu terbangun... tapi sebenarnya kau tak benar-benar bangun...
Kau masih bermimpi.... Setelah kau terbangun... kau kembali merasakan kau
terbangun dari tidurmu.... tapi sekali lagi, sebenarnya kau hanya bermimpi kau
bangun dari tidur. Dan kau merasakan mimpi buruk itu sampai pagi... Itulah
kenapa aku tak bisa tidur...Aku berfikir, aku pasti tidak akan tidur nyenyak
saat bermimpi hal seperti itu.
“Hey, Rap Monster....
kau sudah tidur???” Tak ada jawaban “Hey??? Rapmon???? Kim Namjoon???
Namjoonie.... Namjoon-ah???”
“Tidurlah!!!!”
“Ah... Maaf...” Pada
akhirnya, aku memutuskan untuk memejamkan mataku. Meskipun aku tak benar-benar
tidur. Ya, aku hanya memejamkan mataku dan tak tidur. Tapi tanpa kusadari, aku
mulai terlelap.
“uriga
nugu? jin-gyeogui Bangtan Sonyeondan
uriga nugu? geobeopsi jibeosamkinda
‘Cause we got fire fire fire
Get higher higher higher
nal moreundamyeon jedaero aradwo”
uriga nugu? geobeopsi jibeosamkinda
‘Cause we got fire fire fire
Get higher higher higher
nal moreundamyeon jedaero aradwo”
Suara
lagu Rise of The Bangtan yang disetel keras-keras membuatku terbangun dari
tidurku. Bukan maksudku...
“Oh tidak.... Mimpi
buruk ini sudah dimulai...” Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. “Kenapa
aku bisa tertidur tadi??? Aish!!!” Aku mengacak-acak rambutku. Lagu itu terus
terputar dengan suara yang keras. Aku turun dari ranjangku dan melihat Namjoon
yang masih terlelap di ranjang bagian bawah. Aku tak berniat membangunkannya.
Karena aku sudah tau betul apa yang akan terjadi. Ya, jika aku membangunkannya,
bukan Namjoon yang akan kulihat... Aku keluar dari kamarku dan mencari sumber
suara itu untuk mematikannya. Saat kusadari, Suara itu berasal dari ruangan
tempat dimana aku mengerjakan laguku tadi.
“Oh tidak.... tidak
lagi.... kumohon....” Aku berbalik untuk masuk kedalam kamarku lagi. Tapi
seakan-akan ada yang mengendalikanku, kakiku bergerak dengan sendirinya menuju
ke ruangan itu. “Hey!!! Tidak!!! Aku tak mau kesana!!!” Aku mencoba melawan
kakiku sendiri. Tiba-tiba saja tubuhku didorong kedepan dan menyebabkanku
terjatuh dengan posisi tengkurap.
“ Argh!” Aku mencoba
untuk duduk. Tapi tiba-tiba, aku mersakan seseorang mencengkeram kakiu dan
menyeretku dengan kasar menuju ruangan itu “AAA!!!!! Lepaskan aku!!!!” Tubuhku
menghantam pintu dan membuat pintu itu terbuka. Sekaang aku sudah berada di
dalam ruangan itu. Suasana diam sejenak. Kakiku sudah tak dicengkram. Tapi tak
lama, tubuhu dilempar ke atas kursi yang terletak di depan komputer. “Jangan
kendalikan tubuhku seenakmu sendiri!!!!” Aku berteriak kepad aseseorang yang
bahkan aku tak melihatnya. Sebuah benda terlempar ke kepalaku. Itu adalah
Headphone yang sebelumnya sudah kupakai. Aku mencoba melepaskannya dari
kepalaku. Tapi tak bisa.
“Mati
saja kau...” Suara yang sebelumnya kudengar kembali
keluar dari headphone itu.
“Siapa kau???!!!!
Kenapa kau membenci kami??!!!”
“Aku
Kim Euntae... Aku yang memiliki tempat ini...”
“Lalu kenapa kau tidak
suka jika tempatmu laku???!!!”
“Kau
bisa tempati dimana saja selain lantai ini!!! Aku benci seseorang yang
menginjakkan kakinya di lantai ini....”
“Tidak bisa!!! Kami
sudah membayar sewanya!!!”
“Kubilang
pergi!!!!!”
“Aku tidak bisa!!!!”
PRRAAAANNNGG!!!!!
Kaca jendela yang
sebelumnya kulihat kembali pecah. Aku menoleh ke arah jendela itu untuk melihat
apa yang membuatnya pecah. Tapi tak ada apa-apa. Itu hanya pecah begitu
saja.... Aku kembali memandang lurus kedepan berusaha terlihat tenang. Meskipun
di dalam hati aku sudah ketakutan setengah mati. Komputer di hadapanku menyala
seketika. Aku berusaha memejamkan mataku. Tapi seperti yang kalian tau,
seseorang mengendalikan tubuhku.
Sebuah wajah yang tak pernah kukenal muncul di layar
kompter itu. Aku tak bohong! itu benar benar menyeramkan... Wajah itu tak
memiliki mata di bagian kiri... Hidungnya pun rata... Mulutnya juga sobek ke
kanan menembus pipinya sampai ke telinya. Kulitnya benar benar pucat. Beberapa
belatung juga memenuhi mulutnya yang sobek itu. Matanya menatap tajam kearahku.
Dibukanya mulutnya untuk mengatakan sesuatu.
“Pergi
dari sini!!!! Pergi!!! Atau kulakukan sesuatu yang merugikanmu dan
teman-temanmu itu!!! Cepat pergi sebelum kulakukan itu!!!!” Wajahnya
semakin mendekat dan mendekat ke arah layar. “Pergilah bangtan!!!!! MATILAH!!!!” Layar komputer itu pecah.
“Argh!!!!!” Aku
terbangun dari tidurku. Atau lebih tepatnya terbangun dari mimpi buruk pertama.
Mimpi ini masih belum berakhir. Lihat saja, Aku sekarang tak sedang berada
dikamarku.... ataupun diruangan itu tadi.... ini lebih mirip seperti.....
sebuah lift? Pintu lift dihadapanku terbuka. Menampilkan sebuah koridor panjang
dan gelap tepat di depan mataku. Aku mengerutkan dahi. Aku kenal tempat ini...
Ya! Ini adalah koridor lantai 3B. Tempat dimana dorm baruku terletak. Aku tak
berniat untuk bangun dan masuk ke dalam koridor gelap itu. Itu terlalu
menyeramkan. Aku hanya menundukkan kepalaku dan mencoba untuk memejamkan
mataku, berharap aku segera terbangun dari mimpi burukku. Tapi aku kembali
membuka mataku saat merasakan sesuatu menyentuh leherku.
“Pergi
dari sini secepatnya!!!....” Suara itu kembali
terdengar di telingaku. Dan aku menyadari bahwa sesuatu yang menyentuh leherku
itu adalah helaian-helaian rambut. Seketika, tubuhku menegang. Sekali lagi aku
tak dapat mengedalikan tubuhku sendiri. Aku tak dapat menggerakkannya. “Kau mau tubuhmu kembali??? Coba saja ambil
dariku...”
“Tentu saja aku akan
mengambil tubuhku kembali!!!” Aku menjawab suara itu tanpa melihat sosok yang
mengucapkannya. Sebuah tangan dingin menyentuh wajahku dari belakang. Aku hanya
bisa memejamkan mataku dan berharap agar aku bisa lari dari sini. Beruntung,
tiba-tiba aku dapat menggerakkan tubuhku. Tak menyia-nyiakan kesempatan, aku
segera berlari keluar dari lift ini dan berhenti di depan pintu yang
bertuliskan Bangtan Sonyeondan. Tak seperti yang sebelumnya, pintu ini sangat
rapuh. Bahkan tanpa mendorongnya kuat-kuat, Aku masuk ke dalam dormku dan
segera masuk ke dalam kamarku lalu menutupnya rapat-rapat.
“Kim Namjoon!!!”
Punggungku menubruk pintu saat aku melihat tubuh Namjoon tergantung di atas sebuah
tali. Meskipun ini hanya mimpi, tetap saja aku terkejut. “Kim Namjoon....
Kaukah itu???...” Aku menghampiri tubuh Namjoon yang sudah kaku tergantung di
tali itu. Aku terkejut saat tubuh bagian depannya menghadap ke arahku. Dia
tidak memiliki wajah. Ya, dia bermuka rata. Dengan segera aku meninggalkan
kamarku dan menuju ruang utama. Aku terduduk di sofa sambil memejamkan mataku.
“Kapan ini semua akan
berakhir???....” Aku memaksakan diriku agar cepat terlelap. Tapi itu tak
terjadi. “Hei, itu geli!!!” Sesuatu bergerak gerak diatas perutku. Aku membuka
mataku dan menarik sedikit bajuku ke atas. “ARRRGGGHHH!!!!! Apa ini???!!!!!”
Berbagai macam cacing dan hewan hewan jorok lainnya menyelimuti perutku. Aku
berdiri dan melompat lompat membersihkan perutku dari hewan-hewan itu. Setelah
semua hewan itu bersih, aku berjalan menuju dapur. Tapi tanpa sengaja, aku
menginjar sesuatu yang licin dan berair. Aku mengngkat kakiku dan mengambil
benda yang tertempel dikakiku itu. “ASTAGA!!!!” Aku melemparkan benda itu kesembarang
arah. Benda itu adalah bola mata. Entah milik siapa itu... Aku menutup wajahku
dengan kedua telapak tanganku “KELUARKAN AKU DARI SINI!!!!!!”
Saat aku membuka
tanganku, aku kembali melihat kilatan cahaya yang sebelumnya kulihat di ruang
kerjaku. Cahaya itu berputar putar di ruangan ini. Lalu berhenti di hadapanku.
Aku mundur beberapa langkah saat cahaa itu tiba-tiba berubah menjadi tubuh
seorang manusia.
“Jung Hoseok.....”
“Oh? Seokjin hyung???
Apa itu kau??? Itu benar-benar kau???” Aku tersenyum lebar saat mendengar suara
yang sangat kukenal itu. Sampai akhirnya orang itu berbalik dan menampakkan
wajahnya yang tak bisa kubilang ‘sepert manusia’. Matanya yang sebelah kanan
hilang.
“Kembalikan mataku....”
Seokjin hyung berjalan ke arahku.
“Ah...a.. aku tak
sengaja menginjaknya... maafkan aku.... aku tak bermaksud....”
“Kembalikan mataku...”
Seokjin hyung mendapatkan tubuhku dengan tangan dinginnya. Kembali, tubuhku tak
dapat kukendalikan. “Kubilang kembalikan mataku!!!!”
“Ah, maafkan aku
hyung... ah... maksudku... tuan hantu..... aku tak sengaja...”
“Kalau begitu
bayar!!!!”
“Apa???!!!”
“Berikan matamu!!!!”
“Apa!!!! Tidak!!!!
Tidak!!!!! Hey!!!!!”
Aku kembali terbangun. Tapi kini aku berada di ranjangku
kembali. Aku menghela nafas lega.
“Hah.... untungnya ini
semua sudah berakhir...” Aku mengelus dadaku lalu meraba-raba wajahku sendiri.
“Yah,... itu memang hanya mimpi... kukira aku benar-benar akan kehilangan
mataku....” Aku kembali berbaring dan meletakkan tanganku dibawah kepalaku.
Kupejamkan mataku mencoba untuk kembali tidur. Tapi tak berhasil sampai satu
jam selanjutnya. Kuambil ponselku untuk melihat pukul berapa sekarang. “Hah....
kenapa masih pukul dua???” Pada akhirnya aku kembali merubah posisiku menjadi
duduk diatas ranjang. “Sial! Kenapa aku harus ke kamar mandi tengah malam
begini???” Mungkin karena hawa sedang dingin, tiba-tiba saja aku ingin kencing.
"Hey!!! Namjoon!! Bangunlah!!! Temani aku ke kamar
mandi!!!" Aku menengok ke ranjang bawah tempat Namjoon tidur, Tapi aku tak
melihatnya disana. “Namjoon!!! Kau dimana???!!!!” Aku melihat sekeliling kamar.
Barangkali dia baru saja dari suatu tempat. Aku mengurungkan niatku ke kamar
mandi dan masuk ke dalam selimut menutupi tubuhku rapat rapat. “Tapi aku
benar-benar sudah tidak tahan...” Kakiku kugerak-gerakkan agar aku tidak kening
dicelana. “Baiklah.... kalau begini caranya, terpaksa aku harus kesana
sendirian....” Aku mengeluarkan tubuhku dari dalam selimut dan segera pergi ke
kamar mandi. Kenapa harus takut? Lagipula aku bisa menghidupkan lampunya.
“Argh!!!! Dimana tombol lampunya???!!!!” Aku meraba-raba
sekeliling tembok yang terletak di samping pintu kamarku. Tapi seakan-akan
menghilang, aku tak berhasil menemukannya. Alhasil aku harus pergi ke kamar
mandi dengan keadaan gelap gulita. Aku keluar dari kamarku dan terus
meraba-raba tembok sampai menuju kamar mandi. Tapi kulepaskan tanganku saat aku
sadar, ruang utama tak segelap yang aku kira. Kuintip dari balik tembok ruangan
yang terletak ditengah dorm kami itu. Cahaya bulan masuk lewat jendela yang
terletak di pojok ruangan itu. Lalu kusadari, ruangan itu tidak kosong.
Seseorang berdiri didepan jendela itu menghalangi sebagian cahaya bulan yang
masuk. “SIAL!!! Apa itu???!!!!” Aku menyembunyikan tubuhku dibalik tembok.
Pikiranku mulai mengingat kejadian yang sudah kualami hari ini... mungkinkah
itu adalah orang yang sama dengan yang sebelumnya merubah dirinya menjadi
Jimin?
“Apa sebaiknya aku kembali???” Kakiku bergetar ditempatnya.
“Tapi aku benar-benar tidak tahan...” Aku kembali mengintip dari balik tembok.
Sosok itu menolehkan wajahnya kepadaku. Aku yang terkejut tidak sempat
menyembunyikan tubuhku kembali. Bahkan aku hanya diam sambil menatapnya. Itu
sudah wajar. Orang yang ketakutan sudah biasa tak dapat menggerakkan tubuhnya.
Sosok itu berjalan menghampiriku. Wajahnya tak terlihat karena tertutup
rambutnya yang panjang sedagu. Aku yang tak mau beradadalam masalah besar,
segera berlari ke arah kamar mandi yang terletak beberapa meter tepat
dihadapanku. Sialnya, aku tersandung kakiku sendiri dan menyebabkan aku
terjatuh ke depan. Dengan wajah yang mendarat terlebih dahulu.
“Sialan... jatuh disaat seperti ini itu tidak berguna...” Aku
memijat mijat kakiku yang terkilir
akibat kejadian barusan. Sosok itu mengubah arahnya yang awalnya
berjalan menuju tembok tempat aku bersembunyi tadi, menjadi ke arah tempatku
terjatuh. Atau lebih tepatnya, sosok itu mengejarku.
“Jung Hoseok...”
“Ah!!! Toolong!!! Tolong jangan bunuh aku!!! Baiklah!!!
Baiklah!!! Aku akan segera pindah dari sini!!! Aku akan mengatakannya ke
manajer kami!!!” Aku mengibaskan tanganku memberi isyarat agar ia pergi dari
hadapanku.
“Jung Hoseok...”
“Iya!!!!! Sudah kubilang aku akan pergi!!!! Jadi segeralah
menyingkir dari hadapanku dan kembalilah ke alam baka!!! Kami tak akan mengganggumu
lagi!!!!!”
“Dasar Bodoh....!!!” Sosok itu semakin mendekat ke arahku.
Diambilnya sebuah benda mengkilat dari dalam sakunya. Aku membelalakkan mata
saat tau benda itu adalah sebuah pisau.
“AAA!!!!! Aku mohon jangan ganggu aku!!! Aku masih 22 tahun!!!
Kumohon.... aku masih punya banyak mimpi!!! Apa kau tidak tau???!!! Aku adalah
member boygrup Bangtan yang terkenal itu!!! Para penggemarku akan marah jika
kau membunuhku!!! Kumohon jangan ganggu aku!!! Aku.... Aku akan memberimu album
kami dengan tanda tangan kami diatasnya!!!”
“....” Sosok itu diam, tapi tak menghentikan langkahnya. Dia
semakin mendekat dan semakin mendekat.
“Ku....Kumohon jangan membuatku takut seperti ini.... Iya..
aku akan pindah.... ta... tapi jangan menakut-nakutiku seperti ini.... aku
ingin kencing.... tapi jika kau terus melakukan ini...... Kau bisa membuatku
kencing dicelana.... Dan para member akan mengejekku....”
Sosok itu kini sudah ada dihadapanku, Pisaunya terangkat
tinggi. “Bangtan...”
“AAA!!!! Kumohon!!!! Jangan bunuh aku!!!! Aku mohon!!!!!” Aku
semakin bergetar saat sinar bulan membuat pisaunya semakin mengkilat. Tak
tertahan lagi, akhirnya aku kencing dicelana. Aku menghela nafasku. “Padahal
aku hanya ingin ke kamar mandi....” Aku menepuk-nepuk celanaku yang basah.
Kutatap wajah sosok yang tak kuketahi itu. “UUURRRGHHHH!!!! INI SEMUA GARA GARA
KAU!!! KENAPA KAU MUNCUL SAAT AKU INGIN KE KAMAR MANDI???!!! AKU JADI KENCING
DICELANA BEGINI KAN???!!!! KAU INI.. MEMBUATKU MALU SAJA!!!! BAYANGKAN APA YANG
AKAN TEMAN-TEMANKU KATAKAN TENTANGKU!!!!” Amarahku sudah tak tertahankan lagi.
Aku berteriak tepat didepan wajahnya. Aku sudah tak peduli lagi, dia hantu atau
bukan. Tapi yang pasti, dia telah membuatku marah karena aku kencing di celana
akibat ulahnya.
“Tu...Tunggu...”
“APA???!!! AKU KAN SUDAH BILANG!!! IYA... AKU AKAN SEGERA
PINDAH.... TAPI MANA MUNGKIN AKU PINDAH SEKARANG???!!! TAK BISAKAH KAU SABAR
SEDIKIT???!!!! TUNGGU SAJA BESOK PAGI..... AKU PASTI AKAN PINDAH!!! AH! KAU INI
JADI HANTU KENAPA TAK SABARAN SEKALI SIH????!!!”
“Ma... Maaf...”
“CIH! KAU MINTA MAAF???!!! DASAR!!! TERIMA INI!!!” Aku
mencekik leher sosok itu dan membuatnya membungkuk. Lalu tak lupa kutendang
perutnya berkali-kali dengan lutut kakiku. Setelah itu, kutusuk matanya dengan
kedua jari tanganku. Masih belum puas, Aku menjambak-jambak rambutnya. Dan
tanpa henti, kuserang dia dengan beberapa gerakan Taekwondo yang pernah
kupelajari. “AISH!!! AKU PASTI MALU JIKA MEREKA TAU. INI SEMUA GARA-GARA KAU
TAU!!! SUDAH AH!!! CEPAT KEMBALILAH KE ALAMMU!!! AKU MAU KE KAMAR MANDI!!!! DAN
JUGA, AKU AKAN MEMBERSIHKAN AIR SENIKU INI!!! JANGAN GANGGU AKU!!!” Aku memukul
kepala sosok itu dnegan keras. Lalu meninggalkannya sendirian di ruang utama
itu. “Dasar.... Hantu tidak tau diri... berani-beraninya dia membuatku kencing
dicelana!!! Kenapa dia tak muncul kapan-kapan saja??? Ah! Sialan!”
***
Author POV
Taehyung
memandang Hoseok yang pergi meninggalkannya sendirian di ruangan utama. Hoseok
mengira dirinya hantu. Padahal ia hanya berniat mengajaknya makan kue bersama
member lainnya yang sudah menunggu di dapur. Diambilnya pisaunya yang terlempar
karena serangan mendadak Hoseok. Kelima temannya yang sedari tadi hanya
mengintip, menghampiri Taehyung.
“Hyung... Kau tidak apa-apa???” Jungkook menatap wajah
Taehyung yang berubah lebam akibat beberapa serangan Hoseok.
“Yah... Kukira tidak... Dia menusuk mataku... Menjambak
rambutku... menendang tulang keringku.... memukulku.... dan menendang perutku
dengan lutut kakinya. Dia bahkan mencekikku. Kau pikir aku masih baik-baik
saja???”
Lima member Bangtan yang lain terkikik geli mendengar ucapan
Taehyung. Mau tak mau, Taehyung ikut tertawa bersama mereka. Meskipun sekujur
tubuhnya terasa sakit.
“Sstt.... diamlah, jika Hoseok tau kita disini... dia akan
membunuh kita...” Seokjin menenangan suasana yang sudah mulai ramai.
“Ya, apalagi kalau dia tau kita melihatnya kencing dicelana.
Pffftttt.... itu memalukan sekali...” Jimin kembali terkikik. Namjoon
memukulnya.
“Aish, sudahlah! Lupakan kue yang ajan kita makan. Ayo kita
kembali tidur saja... dan berpura-pura ini tidak pernah terjadi....”
“Baiklah...”
“Kim Taehyung, obati dulu lukamu lalu tidur....” Seokjin
menepuk pundak Taehyung.
Taehyung mengikis rambutnya yang menutupi wajahnya “Baik
hyung...” para member Bangtan pun satu-persatu meninggalkan ruangan itu dan
kambali ke kamar mereka masing-masing.
***
“SEMUANYA!!! AYO BANGUN!!!! BANGUN!!! BANGUN!!! KITA ADA
JADWAL KE GANGNAM JAM 7!!!!” Namjoon sang leader berteriak dari ruangan utama
sambil memukul mukul panci dengan garpu. Dengan mata yang berat, keenam member
Bangtan yang lain turun dari ranjangnya dengan mata yang masih segaris. “Ayo!!!
Cepat bersiap-siap!!! Kita akan segera kesana!!!” Namjoon memukul mukul panci
itu di depan wajah Yoongi. Dengan sigap, Seokjin merebut panci itu dari tangan
Namjoon.
“Berani-beraninya kau???!!! Ini panci berhargaku!!!!” Seokjin
memukul kepala Namjoon lalu mengembalikan panci itu ke tempat yang seharusnya.
“Oh? Hyung??? Darimana kau??? Kenapa kau mengganti bajumu???”
Jimin bertanya kepada Hoseok yang baru saja tiba di ruangan utama. Jimin
terkikik mengingat apa yang terjadi tadi malam. Secara bersamaan, Jungkook dan
Taehyung menendang tulang kering Jimin. Masing-masing kiri dan kanan
“A...argh...!!! Iya iya....” Jimin berhenti tertawa dan mengelus kakinya.
Hoseok mengusap-usap matanya dan membukanya lebar-lebar “Eoh?
Kim Taehyung, apa yang terjadi dengan wajahmu...???”
“Ah... ini....” Taehyung menatap satu persatu wajah member
bangtan untuk mencari jawaban yang masuk akal “Ah... ini... aku bermimpi buruk
semalam, Jadi aku tidur sambil berjalan... lalu tanpa sengaja melukai diriku
sendiri.... A... ha... Aha.. Ahaha...” Taehyung menyikut Jungkook agar tertawa
bersamanya.
“A... Ahahaha... iya... itu benar.... A... hahaha...”
Jungkook menatap tajam semua mata hyungnya agar ikut tertawa juga.
“Ahahaha...”
“Oh? Kau bermimpi buruk??? Aku juga bermimpi buruk tadi
malam...”
“Benarkah???? Apa yang kau mimpikan???” Taehyung memasang
wajah datar seakan tak tau apa-apa.
“Aku bermimpi tentang....”
DING DONG.....
Suara bel dorm mereka membuat Hoseok menghentikan ucapannya.
Dihampirinya pintu masuk itu. “Oh!” Hoseok berteriak. Member lainnya hanya bisa
mengerutkan dahi tak tau apa yang terjadi. Tak lama, Hoseok kembali masuk
kedalam, tapi kali ini tak sendirian. Dibelakangnya, ada seorang laki-laki tua
yang tersenyum sambil membawa kue beras.
“Halo... Kalian Bangtan Sonyeondan kan? Aku melihat kalian di
TV... Ini sangat aneh karena aku melihat kalian berdiri tepat didepanku
sekarang....”
“Anda siapa?” Dengan sopan Namjoon bertanya.
“Ah, aku Tetangga baru kalian”
Seluruh member Bangtan tersenyum lega karena akhirnya mereka
memiliki tetangga. Seokjin menerima uluran Kue beras itu. “Terima kasih”
Ucapnya singkat.
“Kalau begitu... aku pergi dulu... Tidurlah dengan nyenyak...
hati-hati... banyak yang mengawasimu....” Ucapan pria tua itu membuat semuanya
mengerutkan dahi. Tapi ditepisnya perasaan itu oleh Namjoon dengan tersenyum.
“Anda sudah mau pergi? Kenapa tak makan dulu sebentar???”
“Makan??? AHAHAHAHA!!!!! HAHAHAHHAHAHA!!!!!” Perlahan-lahan,
suara tawa pria itu berubah menjadi suara seorang wanita. Semua anggota bangtan
terkejut bukan main. Hoseok terlihat paling terkejut diantara mereka. Bagaimana
tidak? Suara itu adalah suara yang sudah sering ia dengar disini.... “AHAHAHA!!!
Kalian pikir aku sama seperti kalian???”
“Maksud anda???”
“Kalian pikir aku manusia???” Ketujuh member Bangtan menelan
ludahnya. Lalu perlahan lahan, mata mereka melirik ke bawah, menatap ke arah
kaki pria tua tersebut. Betapa terkejutnya mereka bertujuh saat mereka sudah
melihat kaki pria tersebut.
Ya, Kakinya tak menyentuh tanah....
END
Niatnya browsing ff comedy, eh malah nyantol kesini. But that's okay. Ff nyanm nakutin + keren x)
BalasHapusGue baru baca nih tadi pagi. Ya Allah, sereeeem banget, bahkan adek and temen gue ikut baca dan pada ngejer semuanya.
BalasHapusBikin ff horror lainnya thor, kereeen banget ff-nya.
sekalian kunjungi website gue yeee huehehehe.
Jamban gue malah ketawa ketiwi sendiri 😁😁😁😁😁
BalasHapusAuthor keren abis �� baca di tengah malem kaya gini ya lumayan bikin keringet dingin �� tapi ada fase ketawa dimana gua ngakak kagak berenti �� 2 jempol buat author
BalasHapusLanjutin dongg.. bagus ceritanya 😆 kurang puas sama ending nyaa
BalasHapus