Kamis, 06 Agustus 2015

FF | "Unlucky Bangtan" - BTS (Oneshoot - Horror)


NOTE : Cerita ini terinspirasi dari Anime korea :3

Title : Unlucky Bangtan
Cast : BTS Member [Main Cast : Jung Hoseok]
Author : SHC
Genre : Horror [horor gagal :v], Comedy
Lenght : Oneshoot
Rating : PG-13



Author POV

            Bangtan Sonyeondan, Sebuah nama yang sedang melejit namanya di kalangan para pemuda di dunia. Tak bisa dipungkiri, kepopulerannya bisa dibilang dapat menyaingi grup-grup yang sudah debut sebelum mereka. Apalagi sejak promosi Album “In The Mood For Love” dan juga sejak mereka comeback dengan lagu “Dope” dari album tersebut. Bangtan dikenal sebagain grup yang memiliki gerakan dance yang kuat dan Koreografi yang menantang. Itulah mengapa Mereka harus latihan sampai malam agar mendapatkan hasil yang maksimal.

“Hyung, Kau kurang melemaskan pundakmu... Coba agar sedikit santai...” Jungkook, sang Maknae yang dikenal dengat sebutan ‘Golden Maknae’ itu menegur gerakan Namjoon, sang Leader yang terlalu kaku dengan gerakannya. Sebenarnya idi sudah saatnya bagi mereka untuk tidur. Tapi mereka memutuskan untuk tetap latihan di dorm mereka. Padahal baru saja mereka pulang dari tempat latihan mereka.

“Hyung, kau juga jangan terllau bergeser ke kanan. Atau kau akan keluar dari barisan...” Jimin juga menegus Jin yang terlalu bergeser ke kanan. Ditariknya Jin agar merapat ke dalam barisan.

“Maafkan aku. Kalian tau sendiri kan, kalau aku lemah dalam menari...” Namjoon mematikan lagu dan berkumpul untuk membicarakan kesalahan-kesalahan mereka.

“Ya, tidak apa-apa hyung. Lagipula kita sudah berusaha keras... Ayo kita latihan sampai titik darah penghabisan!!!” Jimin menepuk pundak Jin.

“Ya, ayo kita berjuang keras. Besok adalah Goodbye stage untuk promosi ‘Dope’, Ayo kita tampilkan yang terbaik. Setelah itu kita akan istirahat dari masa promosi yang panjang ini...” Ucapan sang Leader disetuju ioleh semua anggota Bangtan.

DRRRRTTTT......DRRRRTTTT......DRRRRRTTTT.....

“Hyung, kurasa ponselmu bunyi...” Taehyung menyenggol Namjoon yang berdiri di sebelahnya.
“Benarkah??? Baiklah, biar kuangkat. Kalian latihanlah dulu...” Anggota Bangtan mengangguk dan melanjutkan latihan tanpa ada yang mengisi spot Namjoon. Namjoon keluar dari dorm dan mengangkat telepon dari orang yang meneleponnya.

            Tak lama, Namjoon kembali ke dalam dorm untuk memberitahukan apa yang telah ia dapatkan dari orang yang menelopannya itu. Seakan mengerti, Anggota Bangtan menghentikan latihan mereka dan duduk membentuk sebuah lingkaran di tengah-tengah ruangan itu.

“Aku tidak tau ini berita baik atau buruk.... Tapi.... Seperti yang kalian tau... kita sudah cukup lama tinggal ditempat ini...”

“Ya, aku tau...” Semua member menjawab dengan kompak.

“Kita akan pindah ke sebuah dorm yang lebih luas dan lokasinya lebih dekat dengan studio rekaman kita...”

“Apa????!!!! Kita akan pindah dorm???!!!!” Yoongi yang terkenal sangat kalem dan lebih diam dari member lainnya, saat ini berteriak mendahului member lainnya.

“Ya, mereka bilang ini adalah hadiah untuk kita karena sudah bekerja keras selama promosi”

“Tapi dorm ini kan sudah kita tempati selama 3 tahun???” Hoseok juga berteriak pada Namjoon.

“Sudahlah... kita jalani saja...”

“Dimana tempat barunya???” Jin sebagai anggota tertua mencoba bersikap bijak walaupun didalam hati, Jin juga tak tega meninggalkan dorm lama mereka.

“Aku tidak tau. Yang pasti tempatnya tak jauh dari studio rekaman kita...”

“Bagaimana dengan pembagian kamarnya?” Jungkook juga ikut kedalam pembicaraan.

“Itu mudah, sekarang ayo kita bereskan barang-barang kita dulu...” Namjoon berdiri, diikuti member lainnya.

“Hah.... Aku tidak menyangka ini.... Padahal kukira kita selamanya akan terus tinggal disini...” Taehyung bergumam pada dirinya sendiri. Tapi sepertinya Namjoon medengarnya.

“Eyyy.... Kalian semangatlah.... Dorm kita yang baru sangat bagus. Tempatnya luas.... Kamar mandinya lebih dari satu, Dapurnya luas dan bersih, Tempatnya dekat dengan sebuah restauran yang terkenal sangat enak. Jungkook, Jimin, Taehyung... Kalian memiliki sebuah ruangan luas yang bisa kalian gunakan untuk bermain sepuas kalian... Mereka bilang, Aku, Suga hyung dan J-Hope diberi ruangan sendiri-sendiri untuk mengerjakan lagu. Dan yang paling penting... Ada 2 kulkas di tempat itu...!!!”

“WOOAAA!!! 2 Kulkas???!!!! Bukankah itu hebat???!!! Aku bisa makan sepanjang waktu!!!” Jungkook berteriak kegirangan.

“Kau melupakan dietmu hah?” Taehyung memukul kepala Jungkook.

“Lupakan... Aku tak peduli diet atau apalah... Kita dilahirkan untuk makan... Dan Makanan dibuat untuk kita makan. Lalu jika aku tak makan... apa gunanya aku hidup???” Taehyung menatap datar Jungkook yang baru saja mengucapkan teori aneh tentang kehidupan dan makanan.

“Dan yang paling penting... Kita punya ruangan untuk bermain!!!” Jimin menghampiri Jungkook dan Taehyung lalu berpelukan dan berputar-putar ria. Member lainnya pun juga mulai tersenyum mendengar dorm baru yang akan mereka tempati tak terlalu buruk.

“Sudah, ayo cepatlah rapikan lalu istirahat!” Jin berteriak ditengah-tengah kesenangan para member Bangtan.

“Ya!”



***


“Terimakasih... Kalian sudah bekerja keras...”

“Terimakasih atas bantuannya...”

“Kalian sudah bekerja keras...”

Para member Bangtan membungkukkan badannya pada staf-staf yang sudah bekerja keras bersama mereka selama promosi. Bangtan baru saja menyelesaikan Goodbye Stage untuk lagu ‘Dope’.

“Ayo kita segera pergi dari sini...” Setelah para Staf pergi, Namjoon mengajak membernya untuk segera pergi ke dorm baru mereka.

“Jadi kita benar-benar pergi hari ini??? Kita belum beri kue beras untuk tetangga baru kita...” Jin menghampiri Namjoon.

“Kita tidak punya tetangga...”

“EH????!!!!!” Semuanya berteriak secara bersamaan.

“Ya, Dorm kita yang baru kan terletak disebuah gedung tinggi. Dorm kita ada di lantai 3B, dan kita adalah satu-satunya penghuni yang ada di lantai itu.... Jadi... Yah, bisa dibilang kita tak punya tetangga...”

“3B? Memangnya ada lantai seperti itu?” Jimin mengerutkan dahinya.

“Kalian tidak tau? Banyak orang yang membangun hotel dengan susunan lantai, lantai 1, 2, 3, 3B, 5 dan seterusnya. Mereka tidak memiliki lantai 4 dihotel mereka” Hoseok menjawab pertanyaan Jimin.

“Kenapa begitu?”

“Yah... itu berhubungan dengan sesuatu yang berbau mistis. Mungkin itulah kenapa tidak ada orang yang ada di tempat itu selain kita...”

“Ck, Dasar kau ini... Kenapa kau tau segalanya yang horror padahal kau itu adalah member yang paling penakut.... Awas saja kalau sampai disana kau takut...” Jin memukul kepala Hoseok.

“Biarkan saja, Aku sudah dilahirkan sebagai orang yang penakut. Lagipula ada Jungkook yang pemberani” Hoseok merangkul Jungkook. Tapi Jungkook melepaskan tanga Hoseok dari pundaknya.

“Jangan bilang kau menyuruhku mengikutimu kemanapun kau pergi... Ck, aku tidak akan melakukannya!”

“Eyyy... Jeon Jungkook...”

“Hey!!! Kalian!!!!! Ayo Cepat Kemari!!!! Kau tidak akan berangkat hah???!!!!!” Namjoon berteriak dari dalam mobil.

“Eoh? Sejak kapan dia disana?” Taehyung diam ditempatnya, sedangkan member lainnya sudah berjalan menuju mobil itu.

“KIM TAEHYUNG!!!!!!!!!!!”

“Ah, Iya hyung!!!


***


“Jadi benar ya? Tidak ada siapa-siapa disini..???” Hoseok keluar dari lift sambil mencengkeram erat lengan Jimin.

“Yak! Hyung! Berhenti melakukan itu atau kau kupukul!!!”

“Ah... iya... maaf...maaf...” Hoseok melepaskan tangannya dari lengan Jimin. Koridornya cukup luas untuk dilewati oleh 7 orang bersama-sama. Apalagi jika tanaman-tanaman yang ada dipinggir mereka disingkirkan. Mungkin akan muat untuk dijadikan Dance Practice Room.

“Ini dia” Namjoon berhenti di sebuah pintu yang bertuliskan nama grup mereka. Namjoon mengambil handphonenya untuk melihat password yang sudah manajernya kirimkan kepadanya. Setelah itu Namjoon menekan angkanya dan membuka pintunya. Satu-persatu member masuk dan melepaskan sepatu mereka. Mata mereka bahkan tak berkedip melihat seberapa besarnya rak sepatu yang ada disamping mereka. Setelah semua sepatu tertata rapi, mereka masuk ke dalam ruang utama bersama-sama. Disana mereka sudah ditunggu oleh koper-koper mereka yang sudah diantarkan sejak tadi.

“Dorm ini agak.... aneh...” Jimin meletakkan tas kecilnya di sofa.

“Ya, tempat ini suram sekali. Tak terlihat hidup...” Taehyung melompat ke sofa yang terdapat tas Jimin diatasnya.

“Buang pikiran aneh kalian dan duduklah dibawah sini” Namjoon menarik Taehyung yang duduk diatas sofa dan menyeretnya ke lantai.

“Tapi hyung, tidakkah kau merasa dorm ini agak aneh???” Taehyung merapikan bajunya yang kusut karena diseret oleh Namjoon.

“Ya, Kurasa tempat ini agak menyeramkan...” Jungkook menyetuju pendapat Jimin dan Taehyung.

“Mungkin kita akan mendapatkan tamu setiap harinya...” Jimin menambahkan.

“Hei!!! Kau bilang apa???!!! Jangan katakan sesuatu yang tidak tidak!!! Bagus sekali jika itu benar benar terjadi.... Tamu itu pasti akan memakan kalian hidup-hidup...” Hoseok memukul Jimin.

“Aku tidak bercanda!!! Lagipula lantai ini sepi sekali... Kita juga berada dilantai yang sebenarnya adalah latai keempat. Dan mungkin saja.... mungkin saja kita sebenarnya memiliki tetangga, tapi sebenarnya.... sebenarnya mereka adalah.....”

“PARK JIMIN!!!!!!”

“Ahahahaha!!! Kau takut??? Aku kan hanya bercanda.... hahaha!!!!”

“Sudah... sudah.... sekarang dengarkan aku. Disini ada 3 kamar. Ada satu kamar yang berukuran paling luas. Dan dua lainnya tak terlalu luas. Dan juga.... ada satu kamar yang terletak paling ujung. Kamar itu paling jauh dari kamar mandi....” Namjoon menghentikan tawa para member Bangtan dengan ucapannya.

“Sudah paling ujung, Jauh dari kamar mandi.... Sial sekali orang yang mendapatkan kamar itu...” Hoseok bergumam kecil. Jimin yang mendengarnya tersenyum.

“Eoh??? J-Hope sepertinya sangat bersemangat tentang kamar yang paling ujung itu..”

“Apa??!!! Hei! Aku tidak bilang begitu!!!”

“Kalau begitu biarkan dia mendapatkan kamar yang paling pojok itu...” Suga mengucapkan itu dengan santainya.

“APA???!!!! Jangan bercanda!!!!” Hoseok semakin tersudut karena ucapan Yoongi.

“Woah.... Selamat hyung..!!!!” Jimin menepuk-nepuk punggung Hoseok.

“Hey!!!!!” Hoseok memukul Jimin. Jimin tertawasenang karena berhasil membuat Hoseok mendapatkan kamar yang paling ujung.

“Park Jimin” Ucapan Namjoon membuat Jimin menghentikan tawanya. “Kau akan sekamar dengan Maknae Line. Dan karena kalian bertiga, kalian mendapatkan kamar yang paling luas”

“Yeah!!!!” Dengan segera Jimin, Taehyung, Dan Jungkook berdiri dan mengambil koper mereka lalu segera menuju kamar mereka.

“Tunggu, ini tidak adil. Kalian tau kan kalau aku penakut? Tidak mungkin aku mendapatkan kamar yang paling ujung!!! Aku tidakakan bisa tidur semalaman...” Hoseok memprotes kamar yang ia dapatkan.

“Sudahlah.... lagipula kau tidak disana sendirian.... Aku akan sekamar denganmu...” Namjoon beranjak dan mengambil kopernya. Dengan begitu, Jin dan Yoongi mendapatkan kamar yang sama. Mereka bedua sangat lega karena dapat beristirahat dengan tenang. Karena selama ini, tujuh member Bangtan tidur di satu kamar yang sama. Dan itu sangat tidak nyaman bagi dua member tertua di Bangtan itu. Mereka tak pernah bisa tidur dengan tenang karena keramaian yang dibuat oleh 3 orang Maknae line yang kini sudah terpisah dengan mereka. Terkadang Hoseok juga ikut membuat keributan. Tapi sepertinya sekarang sudah akan tenang mengingat mereka tidak satu kamar dengan 4 orang itu.

“Ayo Yoongi, kita tata kamar kita” Jin membantu Yoongi bediri. Lalu mereka meninggalkan Hoseok sendirian diruangan itu.

“Tu... Tunggu aku!!! Kim Namjoon!!! Kau dimana???!!!”

“Aku dikamar!!!!”


***


            Malam masih panjang, member Bangtan kembali melakukan rutinitas sehari-hari mereka. Jin memasak, Maknae line sedang bermain di kamar, dan Rapper line seperti biasa, membuat lagu. Mereka bertiga bekerja di ruangan yang berbeda. Dan lagi, Hoseok mendapatkan ruangan yang paling pojok. Meskipun dia awalnya menolak, tapi pada akhirnya dia menerimanya.

“Ah sial!!!” Baru saja Hoseok membuka pintu ruangannya, Dia sudah mengucapkan sebuah keluhan. “Kim Namjoon!!! Kau bilang dorm ini bagus??? Hei!!! Ruanganku lampunya tidak bekerja!!!!” Hoseok berkali-kali menekan tombol lampunya. Tapi tetap tak bekerja.

“Ah iya maaf. Ruanganmu lampunya akan segera diperbaiki!!! Didalam sana ada sebuah lampu belajar!!! Gunakan itu!!!” Namjoon berteriak dari rungan sebelah.

“Ah, sial...” Pada akhirnya, Hoseok masuk kedalam ruangan itu tanpa penerangan. Meskipun takut, Hoseok tetap memutuskan untuk mengerjakan lagunya yang ia buat untuk 2 tahun Anniversary penggemar mereka pada tanggal 1 Oktober mendatang. Jika dia tak segera mengerjakannya, maka lagu itu tidak akan selesai pada tanggal itu. Dia memang tak sejago Namjoon dan Yoongi, tapi dia berusaha yang terbaik untuk penggemar mereka.

            Dengan ragu, Hoseok mengulurkan tangannya dan memencet tombol lampu belajar itu. Hatinya sedikit lega saat lampu belajar itu menyala dan memberinya sedikit cahaya di ruangan gelap itu. Hoseok menarik kursi dihadapannya dan duduk dengan perlahan. Dihidupkannya komputer yang ada dihadapannya itu. Sejenak layarnya tetap hitam. Terlihat sebuah pantulan cahaya yang sepintas lewat dibelakang Hoseok dari layar komputer itu.

Hoseok menoleh kebelakangnya “Apa itu???!!!!” Hoseok berdiri dari duduknya untuk keluar dari ruangan itu. Tapi ia urungkan niatnya “Jung Hoseok.. bertahanlah... ini untuk penggemarmu oke???... jadi sabarlah sedikit....” Setelah mengatakan itu, Hoseok kembali duduk dan memasukkan flashdisknya ke lubang USB. Hawa dingin menerpa tubuhnya yang hanya memakai kaos dan celana pendek. Hoseok memejamkan matanya dan kembali menggumamkan kata yang ia ucapkan tadi.

“Tenanglah Hoseok... tenang... ini untuk penggemarmu, jangan menoleh kebelakang dan selesaikan saja lagunya...” Dihembuskannya nafasnya perlahan. Setelah kembali tenang, Dibukanya matanya dan mulai mengerjakan lagunya kembali.

Tak lama kemudian, Hoseok tersenyum puas dengan apa yang dikerjakannya “Baiklaaah!!! Aku sudah menyelesaikan Verse pertama!!!” Hoseok menyimpan file itu lalu memakai headphone yang ia gantungkan di lehernya. “Sekarang biarkan aku mendengarnya....” Hoseok memencet tombol play dan mulai mendengarkannya.

Dahi Hoseok berkerut mendengar lagu yang ia dengarkan “Tunggu, kurasa ada bagian yang salah...” Hoseok mengulang lagu itu dari awal. Dahinya semakin berkerut saat mendengar bagian yang seharusnya tidak ada di lagu tersebut. Hoseok menaikkan volumenya. Kini ia bisa mendengar dengan jelas suara itu. Itu adalah sebuah bisikan lirih seorang wanita. Hoseok yang terkejut mematikan lagunya. Tapi semakin mengejutkan lagi, suara itu tidak berhenti saat Hoseok mematikan lagunya.

“Perrgilah dari sini... pergilah... ini bukan tempatmu.... Aku tak akan biarkan kau merusak tempat tinggalku.... jangan kira tempat ini milikmu..... ini milikkku!!! Selamanya tempat ini milikku!!!!”

Hoseok yang masih dalam keadaan shock, tak menggerakkan tangannya untuk melepaskan Headphone itu. Tapi suara itu semakin keras dan berubah menjadi sebuah jeitan seorang wanita yang terdengar marah padanya.

“PERGI DARI SINI!!! KUBUNUH KALIAN SATU PERSATU!!! PERGILAH DARI SINI!!!! MATILAH KALIAN BANGTAN!!!!!!”

Dengan segera Hoseok melepaskan headphonenya dan berdiri dari kursinya. Kakinya masih ragu untuk keluar dari ruangan itu mengingat lagu yang ia buat masih belum beres. Hoseok menoleh ke sekelilingnya untuk melihat apakah ada seseorang yang bersamanya. Lalu matanya tertuju pada pintu keluar. Dia masih berfikir apakah dia sebaiknya meninggalkan tempat itu atau tidak.

Tok....Tok....Tok....

Sebuah suara terdengar dari belakangnya. Hoseok tau suara itu berasal dari jendela dibelakangnya. Dengan ragu Hoseok menolehkan kepalanya. Dan mendapati sebuah wajah disana. Hoseok mengerutkan dahinya saat ia melihat sebuah wajah yang sangat ia kenal.

“P... Park... Park Jimin... Apa yang kau lakukan disana??? Ja... Jangan menakut-nakutiku...” Hoseok mengeluarkankeringat dingin. Jantungnya berdebar sangat kencang saat tau itu adalah Park Jimin... Bukan karena apa... tapi karena itu aneh... sangat aneh jika itu benar-benar Jimin. Dibawah jendela itu tidak ada apa-apa. Jika kau melihat keluar jendela itu dan menoleh kebawah, kau hanya akan melihat jalanan. Jadi sangat aneh jika Jimin berdiri disana. “Ji....Jiminnie.... berhenti bercanda.... aku sudah benar-benar takut sekarang... Aku sudah ketakutan... kau dengar??!!! Menyingkir dari sana... atau kau akan jatuh kebawah!!!” Bukannya menghilang, Wajah yang terlihat seperti Jimin itu semakin mendekat seakan akan menembus jendela itu. Wajah yang terlihat seperti Jimin itu mengangkat tangan kanannya dan meletakkan tangannya di atas kepalanya.

“Ji...Jiminnie.... Apa yang akan kau lakukan eoh??? Dan... Kenapa kulitmu pucat sekali??? Ta... Tanganmu juga penuh darah...”

Wajah Jimin itu membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu. Suaranya terdengar seperti apa yang ia dengar di Headphone itu. “MATILAH KAU BANGTAN!!!!” Tangan kanan yang sudah ia letakkan dia atas kepalanya itu mulai bergerak menarik kepalanya ke samping. Tak lama, Kepala itu copot dari lehernya dan terlempar masuk ke dalam Jendela. Kaca jendela itu pecah dan tersebar kemana-mana. Lampu belajar dan komputer Hoseok tiba-tiba mati. Hoseok yang sudah tidak tahan berlari keluar ruangan itu dan masuk ke dalam kamar Maknae line.

“PARK JIMIN!!!!!” Hoseok mendorong Jimin ke dinding dan memukul pipi kanannya. “Apa yang kau lakukan hah???!!! Apa kau tidak berfikir kau terlalu berlebihan???!!!!!”

“Apa maksudmu hyung???”

“Menggangguku disaat aku bekerja... Kau pikir aku tidak akan risih???!!!” Hoseok menarik kerah baju Jimin. Taehyung dan Jungkook berusaha melepaskan mereka berdua.

“Hyung!!! Apa yang kau lakukan???!!!Lepaskan dia!!!” Taehyung menarik tangan Hoseok berusaha melepaskannya dari baju Jimin.

“Hyung!!!Sadarlah!!! Sejak tadi ia bersama kami!!!!” Jungkook mendorong Hoseok kebelakang. Jimin mengusap pipinya yang lebam akibat pukulan Hoseok. Tak lama, ketiga member lainnya datang ke dalam kekacauan itu.

“Astaga! Park Jimin!!! Apa yang terjadi???!!!” Namjoon terkejut melihat pipi Jimin yang berubah menjadi ungu. Namjoon yang melihat Hoseok seakan ditahan oleh Jungkook dan Taehyung, akhirnyamengerti apa yang baru saja terjadi.

“Kenapa kau memukul membermu sendiri?” Namjoon mulai menginterogasi Hoseok. Mereka sudah duduk di ruang utama yang sebelumnya mereka duduki. Sedngkan Seokjin mengobati pipi Jimin.

“Dia menggangguku saat aku bekerja... Dia muncul di ruangan itu dan menakut-nakutiku”

“Tidak mungkin hyung... sejak tadi dia bersama kami....” Jungkook membela Jimin.

“Aku benar-benar melihatnya!!!! Dia menampakkan diri di jendela dan berpura-pura mematahkan kepalanya!!!! Bahkan kaca jendela pe....cah....” Hoseok terdiam sejenak.

“Pecah?” Yoongi mengecek apa yang baru ia dengar.

“Ya, kaca jendelanya pecah karena dia melempar kepalanya ke dalam ruangan itu..”

“Hei! Tidak mugkin dia bisa mematahkan kepalanya dan melemparkannya seperti itu!!!” Yoongi tidak percaya dengan yang Hoseok katakan.

“Daripada begini terus, ayo kita ke ruangan itu...” Namjoon mengajak semua membernya kesana, kecuali Jimin dan Seokjin. “Jung Hoseok, kalau sampai kau menipu... itu berarti kaulah yang mengerjai kami. Dan hentikanlah semua halusinasimu itu...”

“Aku tidak menipu!!! Aku berani bersumpah!!!” Mereka sudah berada di depan pintu ruangan itu. Hoseok memberi isyarat agar Namjoon membuka pintu itu sendiri. Namjoon membukanya.

“Sudah kubilang, kau mungkin hanya berhalusinasi! Lihatlah! Tidak ada apa-apa! Kacanya juga tidak apa-apa... Mana kepala yang katamu patah itu????!” Namjoon masuk ke dalam ruangan itu diikuti member yang lain. Hoseok terkejut dengan yang dilihatnya, Tak ada kepala.... ataupun pecahan kaca yang tadi ia lihat.... Lampu belajar dan komputernya pun menyala.

“Tu...Tunggu.... ini tidak benar.... tadi tak begini....” Hoseok menghmpiri komputernya.

“Sudahlah.... ayo kita keluar dari sini dan minta maaflah pada Jimin...” Namjoon menarik Hoseok keluar dari ruangan itu. Member lainnya juga mengikuti mereka berdua kembali ke ruangan utama. “Minta maaflah” Namjoo berbisik pada Hoseok.

“Park Jimin...” Hoseok menghampiri Jimin “Aku minta maaf....”

“Tak apa hyung. Aku tau kau takut kok...” Jimin tersenyum.

“ Tapi aku tak bercanda.... aku benar benar melihatnya tadi... komputer dan lampunyapun tiba-tiba mati.... sebelumnya, aku juga melihat sebuah kilatan cahaya dibelakangku. Lalu yang sangat aneh, aku mendnegar sebuah suara seorang wanita yang mengatakan agar kita pergi dari sini di demo lagu yang sedang kukerjakan....”

“Sudahlah.... lupakan kejadian itu....” Namjoon duduk di sebelah Hoseok. “Kau benar-benar membuat kekacauan hari ini eoh???”

“Hm?”

“Kau sudah dua kali membuat kekacauan hari ini.... Sebelumnya kau juga memecahkan piring-piring di dapur. Itu sangat berisik. Itulah kenapa mereka keluar dan menanyaimu. Tapi kau tak mengatakan apa-apa dan membiarkan piring-piring itu lalu kembali masuk ke ruanganmu...” Seokjin mengangkat tangan kanannya “Kau lihat ini? Jari manisku terluka karena terkena pecahan piring itu saat membersihkannya...”

Hoseok mengerutkan dahi. “Tu... Tunggu...” Hoseok berdiri dari duduknya “Aku... Aku tak keluar dari ruangan sama sekali!!! Aku bahkan tak berkutik dari kursiku!!!”

“Eyy... hyung, jangan berbohong. Kami berenam melihatmu sendiri...” Taehyung memukul kaki Hoseok.

“Aku bersumpah!!!! Aku tak berkutiksama sekali!!!!” Hoseok berteriak dengan keras. Enam orang lainnya terdiam dan menelan ludahnya.

“Jadi tadi itu....” Jungkook kembali menelan ludahnya.

“Bukan kau?” Taehyung melanjutkan.

“Itu benar-benar bukan aku!!!”

“Sudah kubilang kan??? Tempat ini aneh!!!” Taehyung ikut berdiri.

“Sudahlah.... kita lupakan semua masalah ini.... dan istirahat.... sekarang sudah larut... mungkin besok kita akan merasa lebih baik...” Namjoon dengan segera menyelesaikan masalah ini sebelum semakin kacau.

“Baiklah...”


***


Hoseok POV

            Aku masih membuka mataku didalam gelapnya kamarku dan Namjoon. Aku tak bisa tidur. Ini memang sudah biasa. Dan aku selalu mengalami hal ini saat melewati hari yang aneh. Lalu disusul juga dengan mimpi buruk. Yah.... aku pasti akan selalu memimpikan mimpi buruk yang berulang. Kau tau maksduku kan??? Saat dimana kau mimpi buruk, lalu terbangun... tapi sebenarnya kau tak benar-benar bangun... Kau masih bermimpi.... Setelah kau terbangun... kau kembali merasakan kau terbangun dari tidurmu.... tapi sekali lagi, sebenarnya kau hanya bermimpi kau bangun dari tidur. Dan kau merasakan mimpi buruk itu sampai pagi... Itulah kenapa aku tak bisa tidur...Aku berfikir, aku pasti tidak akan tidur nyenyak saat bermimpi hal seperti itu.

“Hey, Rap Monster.... kau sudah tidur???” Tak ada jawaban “Hey??? Rapmon???? Kim Namjoon??? Namjoonie.... Namjoon-ah???”

“Tidurlah!!!!”

“Ah... Maaf...” Pada akhirnya, aku memutuskan untuk memejamkan mataku. Meskipun aku tak benar-benar tidur. Ya, aku hanya memejamkan mataku dan tak tidur. Tapi tanpa kusadari, aku mulai terlelap.

uriga nugu? jin-gyeogui Bangtan Sonyeondan
uriga nugu? geobeopsi jibeosamkinda
 ‘Cause we got fire fire fire
Get higher higher higher
nal moreundamyeon jedaero aradwo”

Suara lagu Rise of The Bangtan yang disetel keras-keras membuatku terbangun dari tidurku. Bukan maksudku...

“Oh tidak.... Mimpi buruk ini sudah dimulai...” Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. “Kenapa aku bisa tertidur tadi??? Aish!!!” Aku mengacak-acak rambutku. Lagu itu terus terputar dengan suara yang keras. Aku turun dari ranjangku dan melihat Namjoon yang masih terlelap di ranjang bagian bawah. Aku tak berniat membangunkannya. Karena aku sudah tau betul apa yang akan terjadi. Ya, jika aku membangunkannya, bukan Namjoon yang akan kulihat... Aku keluar dari kamarku dan mencari sumber suara itu untuk mematikannya. Saat kusadari, Suara itu berasal dari ruangan tempat dimana aku mengerjakan laguku tadi.

“Oh tidak.... tidak lagi.... kumohon....” Aku berbalik untuk masuk kedalam kamarku lagi. Tapi seakan-akan ada yang mengendalikanku, kakiku bergerak dengan sendirinya menuju ke ruangan itu. “Hey!!! Tidak!!! Aku tak mau kesana!!!” Aku mencoba melawan kakiku sendiri. Tiba-tiba saja tubuhku didorong kedepan dan menyebabkanku terjatuh dengan posisi tengkurap.

“ Argh!” Aku mencoba untuk duduk. Tapi tiba-tiba, aku mersakan seseorang mencengkeram kakiu dan menyeretku dengan kasar menuju ruangan itu “AAA!!!!! Lepaskan aku!!!!” Tubuhku menghantam pintu dan membuat pintu itu terbuka. Sekaang aku sudah berada di dalam ruangan itu. Suasana diam sejenak. Kakiku sudah tak dicengkram. Tapi tak lama, tubuhu dilempar ke atas kursi yang terletak di depan komputer. “Jangan kendalikan tubuhku seenakmu sendiri!!!!” Aku berteriak kepad aseseorang yang bahkan aku tak melihatnya. Sebuah benda terlempar ke kepalaku. Itu adalah Headphone yang sebelumnya sudah kupakai. Aku mencoba melepaskannya dari kepalaku. Tapi tak bisa.

“Mati saja kau...” Suara yang sebelumnya kudengar kembali keluar dari headphone itu.

“Siapa kau???!!!! Kenapa kau membenci kami??!!!”

“Aku Kim Euntae... Aku yang memiliki tempat ini...”

“Lalu kenapa kau tidak suka jika tempatmu laku???!!!”

“Kau bisa tempati dimana saja selain lantai ini!!! Aku benci seseorang yang menginjakkan kakinya di lantai ini....”

“Tidak bisa!!! Kami sudah membayar sewanya!!!”

“Kubilang pergi!!!!!”

“Aku tidak bisa!!!!”

PRRAAAANNNGG!!!!!

Kaca jendela yang sebelumnya kulihat kembali pecah. Aku menoleh ke arah jendela itu untuk melihat apa yang membuatnya pecah. Tapi tak ada apa-apa. Itu hanya pecah begitu saja.... Aku kembali memandang lurus kedepan berusaha terlihat tenang. Meskipun di dalam hati aku sudah ketakutan setengah mati. Komputer di hadapanku menyala seketika. Aku berusaha memejamkan mataku. Tapi seperti yang kalian tau, seseorang mengendalikan tubuhku.

            Sebuah wajah yang tak pernah kukenal muncul di layar kompter itu. Aku tak bohong! itu benar benar menyeramkan... Wajah itu tak memiliki mata di bagian kiri... Hidungnya pun rata... Mulutnya juga sobek ke kanan menembus pipinya sampai ke telinya. Kulitnya benar benar pucat. Beberapa belatung juga memenuhi mulutnya yang sobek itu. Matanya menatap tajam kearahku. Dibukanya mulutnya untuk mengatakan sesuatu.

“Pergi dari sini!!!! Pergi!!! Atau kulakukan sesuatu yang merugikanmu dan teman-temanmu itu!!! Cepat pergi sebelum kulakukan itu!!!!” Wajahnya semakin mendekat dan mendekat ke arah layar. “Pergilah bangtan!!!!! MATILAH!!!!” Layar komputer itu pecah.

“Argh!!!!!” Aku terbangun dari tidurku. Atau lebih tepatnya terbangun dari mimpi buruk pertama. Mimpi ini masih belum berakhir. Lihat saja, Aku sekarang tak sedang berada dikamarku.... ataupun diruangan itu tadi.... ini lebih mirip seperti..... sebuah lift? Pintu lift dihadapanku terbuka. Menampilkan sebuah koridor panjang dan gelap tepat di depan mataku. Aku mengerutkan dahi. Aku kenal tempat ini... Ya! Ini adalah koridor lantai 3B. Tempat dimana dorm baruku terletak. Aku tak berniat untuk bangun dan masuk ke dalam koridor gelap itu. Itu terlalu menyeramkan. Aku hanya menundukkan kepalaku dan mencoba untuk memejamkan mataku, berharap aku segera terbangun dari mimpi burukku. Tapi aku kembali membuka mataku saat merasakan sesuatu menyentuh leherku.

“Pergi dari sini secepatnya!!!....” Suara itu kembali terdengar di telingaku. Dan aku menyadari bahwa sesuatu yang menyentuh leherku itu adalah helaian-helaian rambut. Seketika, tubuhku menegang. Sekali lagi aku tak dapat mengedalikan tubuhku sendiri. Aku tak dapat menggerakkannya. “Kau mau tubuhmu kembali??? Coba saja ambil dariku...”

“Tentu saja aku akan mengambil tubuhku kembali!!!” Aku menjawab suara itu tanpa melihat sosok yang mengucapkannya. Sebuah tangan dingin menyentuh wajahku dari belakang. Aku hanya bisa memejamkan mataku dan berharap agar aku bisa lari dari sini. Beruntung, tiba-tiba aku dapat menggerakkan tubuhku. Tak menyia-nyiakan kesempatan, aku segera berlari keluar dari lift ini dan berhenti di depan pintu yang bertuliskan Bangtan Sonyeondan. Tak seperti yang sebelumnya, pintu ini sangat rapuh. Bahkan tanpa mendorongnya kuat-kuat, Aku masuk ke dalam dormku dan segera masuk ke dalam kamarku lalu menutupnya rapat-rapat.

“Kim Namjoon!!!” Punggungku menubruk pintu saat aku melihat tubuh Namjoon tergantung di atas sebuah tali. Meskipun ini hanya mimpi, tetap saja aku terkejut. “Kim Namjoon.... Kaukah itu???...” Aku menghampiri tubuh Namjoon yang sudah kaku tergantung di tali itu. Aku terkejut saat tubuh bagian depannya menghadap ke arahku. Dia tidak memiliki wajah. Ya, dia bermuka rata. Dengan segera aku meninggalkan kamarku dan menuju ruang utama. Aku terduduk di sofa sambil memejamkan mataku.

“Kapan ini semua akan berakhir???....” Aku memaksakan diriku agar cepat terlelap. Tapi itu tak terjadi. “Hei, itu geli!!!” Sesuatu bergerak gerak diatas perutku. Aku membuka mataku dan menarik sedikit bajuku ke atas. “ARRRGGGHHH!!!!! Apa ini???!!!!!” Berbagai macam cacing dan hewan hewan jorok lainnya menyelimuti perutku. Aku berdiri dan melompat lompat membersihkan perutku dari hewan-hewan itu. Setelah semua hewan itu bersih, aku berjalan menuju dapur. Tapi tanpa sengaja, aku menginjar sesuatu yang licin dan berair. Aku mengngkat kakiku dan mengambil benda yang tertempel dikakiku itu. “ASTAGA!!!!” Aku melemparkan benda itu kesembarang arah. Benda itu adalah bola mata. Entah milik siapa itu... Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku “KELUARKAN AKU DARI SINI!!!!!!”

Saat aku membuka tanganku, aku kembali melihat kilatan cahaya yang sebelumnya kulihat di ruang kerjaku. Cahaya itu berputar putar di ruangan ini. Lalu berhenti di hadapanku. Aku mundur beberapa langkah saat cahaa itu tiba-tiba berubah menjadi tubuh seorang manusia.

“Jung Hoseok.....”

“Oh? Seokjin hyung??? Apa itu kau??? Itu benar-benar kau???” Aku tersenyum lebar saat mendengar suara yang sangat kukenal itu. Sampai akhirnya orang itu berbalik dan menampakkan wajahnya yang tak bisa kubilang ‘sepert manusia’. Matanya yang sebelah kanan hilang.

“Kembalikan mataku....” Seokjin hyung berjalan ke arahku.

“Ah...a.. aku tak sengaja menginjaknya... maafkan aku.... aku tak bermaksud....”

“Kembalikan mataku...” Seokjin hyung mendapatkan tubuhku dengan tangan dinginnya. Kembali, tubuhku tak dapat kukendalikan. “Kubilang kembalikan mataku!!!!”

“Ah, maafkan aku hyung... ah... maksudku... tuan hantu..... aku tak sengaja...”

“Kalau begitu bayar!!!!”

“Apa???!!!”

“Berikan matamu!!!!”

“Apa!!!! Tidak!!!! Tidak!!!!! Hey!!!!!”

            Aku kembali terbangun. Tapi kini aku berada di ranjangku kembali. Aku menghela nafas lega.

“Hah.... untungnya ini semua sudah berakhir...” Aku mengelus dadaku lalu meraba-raba wajahku sendiri. “Yah,... itu memang hanya mimpi... kukira aku benar-benar akan kehilangan mataku....” Aku kembali berbaring dan meletakkan tanganku dibawah kepalaku. Kupejamkan mataku mencoba untuk kembali tidur. Tapi tak berhasil sampai satu jam selanjutnya. Kuambil ponselku untuk melihat pukul berapa sekarang. “Hah.... kenapa masih pukul dua???” Pada akhirnya aku kembali merubah posisiku menjadi duduk diatas ranjang. “Sial! Kenapa aku harus ke kamar mandi tengah malam begini???” Mungkin karena hawa sedang dingin, tiba-tiba saja aku ingin kencing.

"Hey!!! Namjoon!! Bangunlah!!! Temani aku ke kamar mandi!!!" Aku menengok ke ranjang bawah tempat Namjoon tidur, Tapi aku tak melihatnya disana. “Namjoon!!! Kau dimana???!!!!” Aku melihat sekeliling kamar. Barangkali dia baru saja dari suatu tempat. Aku mengurungkan niatku ke kamar mandi dan masuk ke dalam selimut menutupi tubuhku rapat rapat. “Tapi aku benar-benar sudah tidak tahan...” Kakiku kugerak-gerakkan agar aku tidak kening dicelana. “Baiklah.... kalau begini caranya, terpaksa aku harus kesana sendirian....” Aku mengeluarkan tubuhku dari dalam selimut dan segera pergi ke kamar mandi. Kenapa harus takut? Lagipula aku bisa menghidupkan lampunya.

“Argh!!!! Dimana tombol lampunya???!!!!” Aku meraba-raba sekeliling tembok yang terletak di samping pintu kamarku. Tapi seakan-akan menghilang, aku tak berhasil menemukannya. Alhasil aku harus pergi ke kamar mandi dengan keadaan gelap gulita. Aku keluar dari kamarku dan terus meraba-raba tembok sampai menuju kamar mandi. Tapi kulepaskan tanganku saat aku sadar, ruang utama tak segelap yang aku kira. Kuintip dari balik tembok ruangan yang terletak ditengah dorm kami itu. Cahaya bulan masuk lewat jendela yang terletak di pojok ruangan itu. Lalu kusadari, ruangan itu tidak kosong. Seseorang berdiri didepan jendela itu menghalangi sebagian cahaya bulan yang masuk. “SIAL!!! Apa itu???!!!!” Aku menyembunyikan tubuhku dibalik tembok. Pikiranku mulai mengingat kejadian yang sudah kualami hari ini... mungkinkah itu adalah orang yang sama dengan yang sebelumnya merubah dirinya menjadi Jimin?

“Apa sebaiknya aku kembali???” Kakiku bergetar ditempatnya. “Tapi aku benar-benar tidak tahan...” Aku kembali mengintip dari balik tembok. Sosok itu menolehkan wajahnya kepadaku. Aku yang terkejut tidak sempat menyembunyikan tubuhku kembali. Bahkan aku hanya diam sambil menatapnya. Itu sudah wajar. Orang yang ketakutan sudah biasa tak dapat menggerakkan tubuhnya. Sosok itu berjalan menghampiriku. Wajahnya tak terlihat karena tertutup rambutnya yang panjang sedagu. Aku yang tak mau beradadalam masalah besar, segera berlari ke arah kamar mandi yang terletak beberapa meter tepat dihadapanku. Sialnya, aku tersandung kakiku sendiri dan menyebabkan aku terjatuh ke depan. Dengan wajah yang mendarat terlebih dahulu.

“Sialan... jatuh disaat seperti ini itu tidak berguna...” Aku memijat mijat kakiku yang terkilir  akibat kejadian barusan. Sosok itu mengubah arahnya yang awalnya berjalan menuju tembok tempat aku bersembunyi tadi, menjadi ke arah tempatku terjatuh. Atau lebih tepatnya, sosok itu mengejarku.

“Jung Hoseok...”

“Ah!!! Toolong!!! Tolong jangan bunuh aku!!! Baiklah!!! Baiklah!!! Aku akan segera pindah dari sini!!! Aku akan mengatakannya ke manajer kami!!!” Aku mengibaskan tanganku memberi isyarat agar ia pergi dari hadapanku.

“Jung Hoseok...”

“Iya!!!!! Sudah kubilang aku akan pergi!!!! Jadi segeralah menyingkir dari hadapanku dan kembalilah ke alam baka!!! Kami tak akan mengganggumu lagi!!!!!”

“Dasar Bodoh....!!!” Sosok itu semakin mendekat ke arahku. Diambilnya sebuah benda mengkilat dari dalam sakunya. Aku membelalakkan mata saat tau benda itu adalah sebuah pisau.

“AAA!!!!! Aku mohon jangan ganggu aku!!! Aku masih 22 tahun!!! Kumohon.... aku masih punya banyak mimpi!!! Apa kau tidak tau???!!! Aku adalah member boygrup Bangtan yang terkenal itu!!! Para penggemarku akan marah jika kau membunuhku!!! Kumohon jangan ganggu aku!!! Aku.... Aku akan memberimu album kami dengan tanda tangan kami diatasnya!!!”

“....” Sosok itu diam, tapi tak menghentikan langkahnya. Dia semakin mendekat dan semakin mendekat.

“Ku....Kumohon jangan membuatku takut seperti ini.... Iya.. aku akan pindah.... ta... tapi jangan menakut-nakutiku seperti ini.... aku ingin kencing.... tapi jika kau terus melakukan ini...... Kau bisa membuatku kencing dicelana.... Dan para member akan mengejekku....”

Sosok itu kini sudah ada dihadapanku, Pisaunya terangkat tinggi. “Bangtan...”

“AAA!!!! Kumohon!!!! Jangan bunuh aku!!!! Aku mohon!!!!!” Aku semakin bergetar saat sinar bulan membuat pisaunya semakin mengkilat. Tak tertahan lagi, akhirnya aku kencing dicelana. Aku menghela nafasku. “Padahal aku hanya ingin ke kamar mandi....” Aku menepuk-nepuk celanaku yang basah. Kutatap wajah sosok yang tak kuketahi itu. “UUURRRGHHHH!!!! INI SEMUA GARA GARA KAU!!! KENAPA KAU MUNCUL SAAT AKU INGIN KE KAMAR MANDI???!!! AKU JADI KENCING DICELANA BEGINI KAN???!!!! KAU INI.. MEMBUATKU MALU SAJA!!!! BAYANGKAN APA YANG AKAN TEMAN-TEMANKU KATAKAN TENTANGKU!!!!” Amarahku sudah tak tertahankan lagi. Aku berteriak tepat didepan wajahnya. Aku sudah tak peduli lagi, dia hantu atau bukan. Tapi yang pasti, dia telah membuatku marah karena aku kencing di celana akibat ulahnya.

“Tu...Tunggu...”

“APA???!!! AKU KAN SUDAH BILANG!!! IYA... AKU AKAN SEGERA PINDAH.... TAPI MANA MUNGKIN AKU PINDAH SEKARANG???!!! TAK BISAKAH KAU SABAR SEDIKIT???!!!! TUNGGU SAJA BESOK PAGI..... AKU PASTI AKAN PINDAH!!! AH! KAU INI JADI HANTU KENAPA TAK SABARAN SEKALI SIH????!!!”

“Ma... Maaf...”

“CIH! KAU MINTA MAAF???!!! DASAR!!! TERIMA INI!!!” Aku mencekik leher sosok itu dan membuatnya membungkuk. Lalu tak lupa kutendang perutnya berkali-kali dengan lutut kakiku. Setelah itu, kutusuk matanya dengan kedua jari tanganku. Masih belum puas, Aku menjambak-jambak rambutnya. Dan tanpa henti, kuserang dia dengan beberapa gerakan Taekwondo yang pernah kupelajari. “AISH!!! AKU PASTI MALU JIKA MEREKA TAU. INI SEMUA GARA-GARA KAU TAU!!! SUDAH AH!!! CEPAT KEMBALILAH KE ALAMMU!!! AKU MAU KE KAMAR MANDI!!!! DAN JUGA, AKU AKAN MEMBERSIHKAN AIR SENIKU INI!!! JANGAN GANGGU AKU!!!” Aku memukul kepala sosok itu dnegan keras. Lalu meninggalkannya sendirian di ruang utama itu. “Dasar.... Hantu tidak tau diri... berani-beraninya dia membuatku kencing dicelana!!! Kenapa dia tak muncul kapan-kapan saja??? Ah! Sialan!”


***


Author POV

            Taehyung memandang Hoseok yang pergi meninggalkannya sendirian di ruangan utama. Hoseok mengira dirinya hantu. Padahal ia hanya berniat mengajaknya makan kue bersama member lainnya yang sudah menunggu di dapur. Diambilnya pisaunya yang terlempar karena serangan mendadak Hoseok. Kelima temannya yang sedari tadi hanya mengintip, menghampiri Taehyung.
“Hyung... Kau tidak apa-apa???” Jungkook menatap wajah Taehyung yang berubah lebam akibat beberapa serangan Hoseok.

“Yah... Kukira tidak... Dia menusuk mataku... Menjambak rambutku... menendang tulang keringku.... memukulku.... dan menendang perutku dengan lutut kakinya. Dia bahkan mencekikku. Kau pikir aku masih baik-baik saja???”

Lima member Bangtan yang lain terkikik geli mendengar ucapan Taehyung. Mau tak mau, Taehyung ikut tertawa bersama mereka. Meskipun sekujur tubuhnya terasa sakit.

“Sstt.... diamlah, jika Hoseok tau kita disini... dia akan membunuh kita...” Seokjin menenangan suasana yang sudah mulai ramai.

“Ya, apalagi kalau dia tau kita melihatnya kencing dicelana. Pffftttt.... itu memalukan sekali...” Jimin kembali terkikik. Namjoon memukulnya.

“Aish, sudahlah! Lupakan kue yang ajan kita makan. Ayo kita kembali tidur saja... dan berpura-pura ini tidak pernah terjadi....”

“Baiklah...”

“Kim Taehyung, obati dulu lukamu lalu tidur....” Seokjin menepuk pundak Taehyung.

Taehyung mengikis rambutnya yang menutupi wajahnya “Baik hyung...” para member Bangtan pun satu-persatu meninggalkan ruangan itu dan kambali ke kamar mereka masing-masing.


***


“SEMUANYA!!! AYO BANGUN!!!! BANGUN!!! BANGUN!!! KITA ADA JADWAL KE GANGNAM JAM 7!!!!” Namjoon sang leader berteriak dari ruangan utama sambil memukul mukul panci dengan garpu. Dengan mata yang berat, keenam member Bangtan yang lain turun dari ranjangnya dengan mata yang masih segaris. “Ayo!!! Cepat bersiap-siap!!! Kita akan segera kesana!!!” Namjoon memukul mukul panci itu di depan wajah Yoongi. Dengan sigap, Seokjin merebut panci itu dari tangan Namjoon.

“Berani-beraninya kau???!!! Ini panci berhargaku!!!!” Seokjin memukul kepala Namjoon lalu mengembalikan panci itu ke tempat yang seharusnya.

“Oh? Hyung??? Darimana kau??? Kenapa kau mengganti bajumu???” Jimin bertanya kepada Hoseok yang baru saja tiba di ruangan utama. Jimin terkikik mengingat apa yang terjadi tadi malam. Secara bersamaan, Jungkook dan Taehyung menendang tulang kering Jimin. Masing-masing kiri dan kanan “A...argh...!!! Iya iya....” Jimin berhenti tertawa dan mengelus kakinya.

Hoseok mengusap-usap matanya dan membukanya lebar-lebar “Eoh? Kim Taehyung, apa yang terjadi dengan wajahmu...???”

“Ah... ini....” Taehyung menatap satu persatu wajah member bangtan untuk mencari jawaban yang masuk akal “Ah... ini... aku bermimpi buruk semalam, Jadi aku tidur sambil berjalan... lalu tanpa sengaja melukai diriku sendiri.... A... ha... Aha.. Ahaha...” Taehyung menyikut Jungkook agar tertawa bersamanya.

“A... Ahahaha... iya... itu benar.... A... hahaha...” Jungkook menatap tajam semua mata hyungnya agar ikut tertawa juga.

“Ahahaha...”

“Oh? Kau bermimpi buruk??? Aku juga bermimpi buruk tadi malam...”

“Benarkah???? Apa yang kau mimpikan???” Taehyung memasang wajah datar seakan tak tau apa-apa.

“Aku bermimpi tentang....”

DING DONG.....

Suara bel dorm mereka membuat Hoseok menghentikan ucapannya. Dihampirinya pintu masuk itu. “Oh!” Hoseok berteriak. Member lainnya hanya bisa mengerutkan dahi tak tau apa yang terjadi. Tak lama, Hoseok kembali masuk kedalam, tapi kali ini tak sendirian. Dibelakangnya, ada seorang laki-laki tua yang tersenyum sambil membawa kue beras.

“Halo... Kalian Bangtan Sonyeondan kan? Aku melihat kalian di TV... Ini sangat aneh karena aku melihat kalian berdiri tepat didepanku sekarang....”

“Anda siapa?” Dengan sopan Namjoon bertanya.

“Ah, aku Tetangga baru kalian”

Seluruh member Bangtan tersenyum lega karena akhirnya mereka memiliki tetangga. Seokjin menerima uluran Kue beras itu. “Terima kasih” Ucapnya singkat.

“Kalau begitu... aku pergi dulu... Tidurlah dengan nyenyak... hati-hati... banyak yang mengawasimu....” Ucapan pria tua itu membuat semuanya mengerutkan dahi. Tapi ditepisnya perasaan itu oleh Namjoon dengan tersenyum.

“Anda sudah mau pergi? Kenapa tak makan dulu sebentar???”

“Makan??? AHAHAHAHA!!!!! HAHAHAHHAHAHA!!!!!” Perlahan-lahan, suara tawa pria itu berubah menjadi suara seorang wanita. Semua anggota bangtan terkejut bukan main. Hoseok terlihat paling terkejut diantara mereka. Bagaimana tidak? Suara itu adalah suara yang sudah sering ia dengar disini.... “AHAHAHA!!! Kalian pikir aku sama seperti kalian???”

“Maksud anda???”

“Kalian pikir aku manusia???” Ketujuh member Bangtan menelan ludahnya. Lalu perlahan lahan, mata mereka melirik ke bawah, menatap ke arah kaki pria tua tersebut. Betapa terkejutnya mereka bertujuh saat mereka sudah melihat kaki pria tersebut.

Ya, Kakinya tak menyentuh tanah....


END

5 komentar:

  1. Niatnya browsing ff comedy, eh malah nyantol kesini. But that's okay. Ff nyanm nakutin + keren x)

    BalasHapus
  2. Gue baru baca nih tadi pagi. Ya Allah, sereeeem banget, bahkan adek and temen gue ikut baca dan pada ngejer semuanya.

    Bikin ff horror lainnya thor, kereeen banget ff-nya.

    sekalian kunjungi website gue yeee huehehehe.

    BalasHapus
  3. Jamban gue malah ketawa ketiwi sendiri 😁😁😁😁😁

    BalasHapus
  4. Author keren abis �� baca di tengah malem kaya gini ya lumayan bikin keringet dingin �� tapi ada fase ketawa dimana gua ngakak kagak berenti �� 2 jempol buat author

    BalasHapus
  5. Lanjutin dongg.. bagus ceritanya 😆 kurang puas sama ending nyaa

    BalasHapus

 

K-Pop Area Indonesia Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang