FOR THE LAST TIME
Main
cast : Shin Min Jung
Genre
: Sad (Maybe?), Yang pasti ceritanya antara idola dan fans...
Rating
: PG-13
Lenght
: Oneshoot
Author
: Shin Hyun Chan
Note : Mian Kalau ada Typo, Ataupun fakta yang melenceng. Namanya juga karangan fiksi... ^-^
-----
“ Aku tau keadaanku... Aku juga tau bagaimana
perasaan kalian. Tapi aku juga sama seperti kalian. Aku punya seorang idola di
luar sana. Aku juga seorang ELF.............Aku juga punya impian... Salah satu Impianku
bertemu dengan idolaku... Itu sudah lebih dari cukup. Aku tau impian semua ELF.
Kalian juga Elf kan? Aku sama seperti kalian. Tapi aku sadar waktuku di dunia
ini tinggal sebentar lagi.........."
-----
“
Memangnya tak Ada cara lain Dokter?”
“Iya,
Saya kira begitu bu”
“
Kira kira berapa lama lagi?”
“ Mungkin 1 bulan. Tapi jika tuhan
memberinya kesempatan... ada kemungkinan 3 bulan”
Min Jung POV
“
Huwaaaa!!!! Eonni... kita benar benar akan menonton supershow 5 bersama....
Waaa!!!! Aku tidak percaya ini...”
“
Min Jung.... Jangan begitu.... Kau membuat seluruh pengunjung cafe ini melihat
ke arah kita” Aku segera duduk kembali setelah teman satu fandomku, Kei
menegurku. Aku melihat ke sekelilingku untuk mengecek apakah mereka masih
menatap ke arah kami. Yah... sepertinya tatapan itu sudah mereda.
“
Yah... tidak sia sia aku menabung selama 1 tahun ini... Rasanya aku ingin
menangis...” Aku mulai terabayang bayang suasana konser nanti.
“
Aish... jangan menangis disini... Simpan saja air matamu untuk supershow
nanti,...” Kei melemparkan Tisu ke wajahku.
“
heii... jika aku menyimpannya itu terkesan menangis dengan terpaksa. Tapi
bagaimanapun, Fans dari mana saja pastinya akan menangis jika bisa melihat
hasil kerja keras idolanya di konsernya kan???”
“
Yah... Aku setuju dengan ucapanmu.... Tapi... Apa kita benar benar akan pergi
kesana berdua saja?” Tanya Kei.
“
Mungkin begitu. Tapi mungkin juga aku akan mengajak beberapa temanku di SNS
untuk berangkat bersama. Aku akan memperkenalkanmu...” Aku tersenyum lalu
kembali menyantap makananku sampai habis.
“
Tapi Min Jung....”
“
Hm? Kenapa? Apa masih kurang orangnya?”
“
Bukan begitu... tentang penyakitmu... Apa tidak apa apa?” Tiba aku terdiam.
Mengingat penyakit kanker otakku yang sepetinya semakin parah. Tapi aku
berusaha tersenyum
“
Aku tidak apa apa. Lagipula Eomma bilang, Aku akan bertahan 3 bulan. Konsernya
kan tinggal beberapa minggu lagi...” Aku mencoba meyakinkan Kei.
“
Bukannya eommamu bilang 3 bulan itu jika masih ada kesempatan? Sedangkan ini
sudah 1 bulan sejak kau divonis.... divonis...”
“
Sudahlah eonni... memangnya Eonni ingin aku cepat mati ya? Lebih baik kita
berdoa saja...” Kei masih terdiam. “Jadi Eonni benar benar ingin au cepat mati
ya?”
Dengan
segera Kei menjawab “Ania. Ayo kita menonton Supershow bersama sama” Aku
tersenyum.
---
“
Min Jung-ah!!! Kau benar benar akan menonton Supershow???” Kakak kandungku,
yang juga mengidolakan sang King of hallyu berlari ke arahku saat aku baru saja
masuk ke dalam rumah.
“
Iya. Eonni belum dapat tiketnya?”
“
Ah kau ini. Kau kan tau sendiri kalau aku menabungnya tak serajin kau. Paling
paling aku sudah dapat banyak. Uangnya akan habis lagi untuk aku belikan
merchandise...” Aku dan Eonniku Rin Ah, tertawa bersama.
“
Hahaha.... Eonni kau ini. Salahmu sendiri. Lagipula Merchandisemu sudah
bertumpuk tumpuk di kamar ”
“
Ah... sudahlah biarkan saja aku... Aku akan menonton via Youtube saja....” Rin
Ah Eonni meninggalkanku sambil berjalan berjingkat jingkat. Yah... dia memang
agak sedikit.... Ya... gitu deh.
“
Dasar -_- “
“
Min Jung, kau sudah pulang ya?” Eommaku menyembul dari balik pintu dapur.
“
Iya eomma. Eomma baru masak kan?” aku berjalan menuju dapur.
“
Ya, ini baru saja selesai. Ayo kita makan. Panggil juga kakakmu itu” Aku
mengangguk dan berbalik untuk memanggil kakakku makan. Tapi kuurungkan niatku
saak aku melihat kakakku yang sudah duduk manis di atas kursi meja makan.
“ Orang ini kapan sampai kesini???”
Batinku
dalam hati. Aku hanya menggeleng gelengkan kepala dan erjalan menuju meja makan
itu lalu duduk di sebelah kanan kakakku.
---
“
Min Jung-ie, Kau benar benar mau menonton konser itu ya?”
“
Ne eomma. Tenang saja ada banyak yang berangkat bersamaku. Lagipula Elf itu
fandom yang hangat. Akan mengertisatu sama lain. Jangan Khawatir...”Aku
tersenyum.
“
Yah... Tapi tetap saja hati hati oke... Dan jangan lupa bawa obatmu...” Aku
mengangguk mendengar nasihat Eommaku. Aku berdiri berniat untuk meletakkan
piring kotorku di tempat cuci piring. Tiba tiba saja rasa sakit menyerang
kepalaku. Dengan segera aku kembali meletakkan piringku di atas meja makan dan berpegangan
erat pada kursi tampat aku duduk tadi.
“
Min Jung-Ah, kau kenapa?” Eonniku yang sepertinya menyadariku berdiri untuk
memegangiku.
“
Eomma... Kepalaku pusing... Ayo kita ke rumah sakit” Aku berusaha bejlan
dibantu dengan eonniku. Eommaku juga ikut berdiri untuk membantuku berjalan.
Sampai di depan garasi rumahku, Sakit kepala yang kurasakan semakin kuat.
Sampai akhirnya aku pingsan karena tak tahan.
---
Yah,
seperti yang kalian ketahui, Saat aku terbangun, aku sudah ada di dalam rumah
sakit. Bajuku juga sudah diganti dengan baju rumah sakit. Alat alat kedokteran
juga sudah tepasang dengan rapi di atas tubuhku.
Aku
sendirian di ruangan ini. Tapi aku dapat melihat bayangan 2 orang yang sedang
berbincang di balik pintu masuk ruanganku. Samar samar aku juga mendengar
suaranya.
“ Bu, sepertinya ini sudah
waktunya. Seperti yang saya katakan 1 bulan yang lalu”
“ Jadi benar dok? Apa tak bisa
ditunda lagi?”
“ Mungkin perawatan khusus dari
kami bisa menambah umurnya. Tapi pasien juga akan mendapat kerugian”
“Apa itu dok?”
“ Umurnya mungkin saja bertambah,
tapi penyakit dan rasa sakit tetap tidak akan hilang. Jadi dia akan merasakan
sakit yang sama dengan waktu yang lebih lama. Bagaimana, anda mau?”
“Sepertinya kalau itu, biar saya
tanyakan pada putri saya...” Pintu itu diuka oleh
Eommaku. Aku memandangnya.
“
Eomma... Aku mau umurku bertambah...” Eomaku menghampiriku.
“
Min Jung-ie, Kau mendengar percakapan kami?” Dokter itu pergi begitu mengetahui
keadaan ini tak patut untuk ia tonton.
“
Ne, Biarkan aku menonton konser itu sekali saja...”
“
Tapi jika begitu rasa sakit yang kau rasakan akan semakin bertambah...” Eommaku
membelai rambutku halus.
“
Jadi Eomma ingin aku cepat mati?” Aku menepis tangan eommaku dari kepalaku.
“
Bukan begitu...”
“
Aku tidak mau tahu, Aku kan pasiennya. Bagaimanapun aku ingin umurku bertambah
meskipun hanya sehari”
“
Kita juga tak tau apakah tambahan umur sehari itu sebelum ataupun sesudah
konser itu Min Jung...”
“
Oh... Jadi sepertinya Eomma benar benar ingin aku cepat mati ya?”
“
Sudahlah Min Jung, Kau istirahatlah. Eomma akan pulang dulu sebentar untuk
mengambil pakaian Eomma dan Eonnimu” Aku hanya diam tak menanggapi perkataan
Eommaku. Aku mengambil Handphoneku dan menghubungi Kei.
“
Kei Eonni!!!”
“Min Jung-ah, Kau kenapa?”
“
Aku masuk rumah sakit...”
“ Hah? Lagi? Kau masuk rumah Sakit
lagi? Mulai Kapan?”
“
Sepertinya mulai tadi malam. Yah, aku tak tahu aku tertidur berapa lama. Eonni,
bisakah kau kesini?”
“ Ya, aku akan kesana. Kau mau aku
bawakan apa?”
“
Tak usah bawa apa apa. Tapi aku akan mengirimimu suatu alamat sebentar lagi.
Bisakah kau pergi kesana untuk menjemput orng yang kuminta?”
“ Yah... sepertinya, Akan
kuusahakan”
“
Baiklah. Aku juga akan mengirim ruanganku setelah ini”
---
Aku hanya berbring di tempat tidur
ini menunggu kedatangan Kei sambil membuka buka Twitterku. Aku membuat seuah
tweet disana.
“Yah...
Aku masuk rumah sakit, Padahal aku sudah membeli tiket SS5, Tidak yakin apa aku
akan sempat mampir kesana” #SuperShow5
Setelah
memberi hastag itu dan memberi gambar selang infus yang menempel di tanganku,
Aku mengirim tweet itu.
“
Andai saja Oppadeul melihat tweetku ini, apa mereka akan prihatin dan datang
menjengukku ya? Ah, Mebalas tweetku saja udah cukup. Tapi sepertinya itu tidak
mungkin...” Setelah puas mengoceh dengan diriku sendiri, tiba tiba pintu
kamarku terbuka dan menampakkan wajah 3 orang yang sangat kukenal.
“
Min Jung-Ah!!!!” Seorang dari mereka berlari ke arahku dan memelukku. Dua orang
dibelakangnya ikut masuk ke dalam ruanganku. Ya, mereka adalah Kei dan dua
orang temanku dari SNS, Yuri dan Yura. Mereka adalah sepasang saudara kembar.
Meskipun kembar, Sifat mereka berbeda, Yang barusan memelukku itu Yura. Dia
memang sangat Aktif.
“
Yura-ya, Tolong lepaskan. Aku tak bisa bernafas” Yah, umurnya tak memang tak
jauh eda denganku.
“
Ah mian Min Jung-ah, Aku sangat khawatir” Yura melepaskan pelukannya.
“
Min Jung-ah, Kau tak apa apa kan?” Yuri yang sedari tadi berdiri di belakang
akhirnya mengeluarkan suara. Aku mengangguk menanggapinya.
“
Orangtuamu mana?” Kei melanjutkan. Aku hanya mengangkat bahuku. Yah, aku memang
tak tau. Eommaku bilang mau mengmbil bajunya, tapi ini sudah sangat lama.
“
Kalian duduklah, Jangan berdiri saja” 3 orang yang baru saja kuajak bicara
mengangguk dan segera mengambil kursi dan memindahkannya ke samping ranjangku.
Baru saja mereka duduk, tiba tiba pintu kamarku kembali dibuka. Tapi kali ini
eommaku dan juga Eonniku. Mereka bertiga berdiri dan membungkukkan badan.
“
Ah, kalian pasti teman temannnya Min Jung ya?” Eommaku segera menutup pintu
ruanganku yang teruka lebar. Sedangkan Eonniku mengambil barang barang yang
seelumnya ada di tangan Eomma dan meletakkannya di meja yang ada di tengah
Ruangan. “Ah, Kau Kei Kan? Lama tak bertemu” Yah, Kei memang beberapa kali
pernah ke rumahku dan juga penah menjangukku di rumah sakit.
“
Saya Yuri dan dia Yura, Kami saudara kembar. Kami kenal Min Jung dari SNS” Yuri
sang kakak memperkenalkan dirinya dan juga adiknya.
“
Ah iya. Salam kenal ya. Kalian mau kue?” Eommaku menawarkan beberapa kue kepada
mereka.
“
Ah tidak usah. Oh iya. Kami juga membawa beberapa hadiah untuk Min Jung” Yura
Mengeluarkan tas kecil yang dia simpan di dalam tas ranselnya. Lalu
memberikannya kepada Eommaku.
“
Apa ini? Sangat merepotkan sekali”
“
Ah tidak apa apa kok. Dan maaf kalau hanya bisa memberikan itu. Kami tidak tau
harus memberikan apa, Jadi Kami hanya membelikan Jam weker bergambar Bias Min
Jung...” Yuri Tersenyum Manis. Eommaku membalas senyuman Yuri.
“
Oh iya, Min Jung-Ah, Apa itu artinya kau tidak jadi menonton konser itu bersama
kami?” Yuri Melemparkan pertanyaan yang membuatku lemas. Aku melirik eommaku
yang sepertinya berpura pura untuk tidak mendengar percakapan ini.
“
Tidak, Aku tetap akan berangkat kesana. Yah... Dokter bilang aku bisa sembuh
kok...”
“
He? Tapi Konsernya kan beberapa hari lagi? Apa kau yakin bisa pulih secepat
itu?” Yura sang kakak memotong sang adik Yuri yang sepertinya akan bicara lagi.
“
Eoh, Lagipula aku sudah berusaha menabung untuk mrndapatkan tiket itu”
“
Apa tidak lebih baik kalau kau istirahat disini saja? Kau sepertinya masih
sangat sakit” Kei memberi saran yang sama dengan Eommaku.
“
Aku tidak mau, Aku mau menonton Supershow...” Aku tetap menolak.
Yura
pun ikut dalam percakapan kami “Kami akan merekamnya dengan baik untukmu, Kau
Istirahat saja, Kita tonton konser yang selanjutnya saja”
“
Tidak mau, Menonton dari video dan secara live itu berbeda” Aku tetap menolak.
Aku bisa mendengar eommaku menghela nafas.
“
Eomma mau beli makan malam dulu” Eommaku menarik Rin Ah eonni untuk keluar dari
kamar dan kembali menyisakan aku dan teman temanku. Setelah eommaku keluar,
suasana ruanganku sangat sunyi. Kami hanya diam sambil menatap hal yang kami
tatap masing masing. Tapi tak lama, Kei memecah keheningan ini.
“
Min Jung-ah... Dokter bilang.... dokter bilang umurmu.... tinggal... berapa
bulan?” Kei mengatakannya dengan sangat hati hati. Aku hanya tersenyum sambil
menjawab,
“
Kami semua tidak tahu, Hanya tuhan yang tau kan? Tapi dokter bilang aku masih
bisa bertahan jika aku dirawat dengan khusus”
“
Min Jung-ah, apa separah itu penyakitmu?” Yura tampak sangat sedih melihat
keadaanku.
“
Iya. Tapi ini sudah takdirku, Aku mau bagaimana lagi?”
“
Min Jung-ah, Kudengar kau terkena kanker otak. Bukannya itu sangat sakit?” Yuri
melangkah mendekat.
“
Iya. Kanker apa memangnya yang tidak terasa sakit?”
“
Lalu, Kenapa kau masih ingin bertahan? Mungkin itu sudah tuhan pilihkan
untukmu. Kalau memang ma... mati itu sudah takdirmu. Sudah terima saja. Mungkin
tuhan membiarkanmu mati karena tuhan tak
ingin kau terus merasa kesakitan. Orangtuamu juga mungkin sudah siap dengan
segala hal yang akan menimpamu...” Aku tau Yuri mengatakannya dengan halus
lembut dan sopan. Tapi hatiku berkata lain. Aku tak tau kenapa aku merasa hal
itu membuatku sangat sakit hati.
“
Tapi aku ingin melihat mereka untuk terakhir kalinya.... Sekali saja dalam
hidupku aku ingin menonton mereka. Memangnya tidak boleh? Anggap saja ini
keinginan terakhir di hidupku. Aku tak akan meminta apa apa lagi” Aku berusaha
untuk tak membentak Yuri.
“
Ini demi kau juga Min Jung. Aku khawatir padamu. Aku tak tau apa yang akan
terjadi padamu saat konser nanti. Aku juga tak tau apa yang harus kulakukan
nanti. Aku akan sangat merasa sedih jika melihatmu terus kesakitan seperti ini
Min Jung-ah. Bukan berarti aku ingin kau cepat mati, Tapi aku Khawatir
padamu...” Kei menambahkan.
“
Aku tau keadaanku... Aku juga tau bagaimana perasaan kalian. Tapi aku juga sama
seperti kalian. Aku punya seorang idola di luar sana. Aku juga seorang ELF.
Tidakkah kalian tau semua orang ingin bertemu dengan idolanya? Bayangkan jika
kalian menjadi aku, Apa kalian akan menyerahkan impian kalian begitu saja
padahal kalian tau kematianmu sudah ada di depan mata? Aku juga punya impian...
Salah satu Impianku bertemu dengan idolaku... Itu sudah lebih dari cukup. Aku
tau impian semua ELF. Kalian juga Elf kan? Aku sama seperti kalian. Tapi aku
sadar waktuku di dunia ini tinggal sebentar lagi. Tidak seperti kalian. Kalian
Bersyukurlah tuhan masih memberi kalian waktu yang lebih panjang. Tidak
sepertiku. Aku....” Sebutir air mata jetuh dengan perlahan di pipi kananku. Aku
menyekanya.
“
Selama ini aku sudah berusaha untuk menahan rasa sakitku.Tidakkah kalian
kasihan melihatku???Aku hanya ingin menonton konser. Itu adalah impian
seseorang yang akan mati.... Apa kalian tidak lihat? Aku juga tidak mau mati,
tapi ini takdirku. Bagaimana lagi?” Aku melanjutkan ucapanku lalu membenamkan
wajahku ke dalam telapak tanganku. Dengan segera Yura memelukku.
“
Maafkan kami Min Jung-ah, Kami tidak tau bagaimana perasaanmu. Kami memang
teman yang jahat”
“
Tak apa Yura-ya, Aku mengerti”
“
Aku minta maaf Min Jung-ah. Kami memang tak pernah merasakan apa yang kau
rasakan. Kami hanya khawatir” Kei dan Yuri ikut masuk dalam pelukan kami.
“
Kita akan menonton konser itu bersama” Yuri mengacak acak rambutku “Sudah
jangan menangis” Aku tertawa dan menghapus air mataku. Tiba tiba saja
Handphoneku bergetar. Aku mengambilnya. Sepertinya pemberitahuan dari twitter.
Aku membuka twitterku. Dan sebuah tulisah muncul menghiasi twitterku.
Shin Min Jung
@Min_Jung2005
“Yah...
Aku masuk rumah sakit, Padahal aku sudah membeli tiket SS5, Tidak yakin apa aku
akan sempat mampir kesana” #SuperShow5
Super Junior Lee Dong
Hae @donghae861015
@Min_Jung2005
Wah... sangat disayangkan jika kau tidak datang. Semoga cepat sembuh. Aku dan
member lainnya akan menunggumu di konser.
Aku
tersenyum lebah melihat itu. Ya, Donghae baru saja membalas twitterku.
Bayangkan bagaimana jika tweetmu dibalas oleh biasmu sendiri. Rasanya itu wow
banget.....
“
Kau kenapa?” Yura menyadarkan lamunanku.
“
Ini.... ini hebat!!!!! Donghae membalas tweetku!!! Aku mengupload fotoku
dirumah sakit, dan dia membalasnya. Lihat ini!!!” Aku memberikan Handphoneku
pada Yura. Yuri dan kei yang penasaran juga ikut melihat.
“
WHOAAA!!!! Daebak!!! Kau beruntung sekali!!! Kau pasti sangat senang..”
“
Yah... tentu saja...”
---
“
Eonni besarkan volume tv-nya” Yup, Aku berhasil menemukan idolaku di salah satu
channel Tv.
“
Ini rumah sakit. Sudahlah nikmati saja”
“
Baiklah...” Akhirnya aku menonton acara itu dengan volume yang kecil. Tapi
meski begitu aku tetap senang. Aku tersenyum senyum sendiri saat berkali kali
Donghae di Close Up oleh kamera. Bagaimana lagi? Beberapa saat yang lalu dia membalas
tweetku. Saat kembali Donghae di close up, pandangan mataku mulai buram. Dan
rasa sakit dikepalaku kembali menyerang. Tapi rasa sakit ini... lebih sakit
daripada yang sebelumnya. Aku menutup mataku rapat rapat.
“
Min Jung-ie, kau tak apa apa? Apa kepalamu sakit lagi?” Saat aku membuka mata
kembali, Hanya pemandangan buram yang bisa kulihat. Tapi aku masih bisa melihat
Rin Ah eonni membuka pintu kamarku dan memanggil dokterku untuk memeriksaku.
Tapi makin lama, Pandanganku semakin kabur. Suara Rin Ah eonni juga semakin tak
dapat kudengar. Dan pada akhirnya hanya.... Hitam.
---
Gyeou garyeogo maeumeul jaba geochin
pokpungcheoreom millyeowatda machi
Bitmulcheoreom jiwojil unmyeongigetjiman
Ddeugeopdeon sarang yeolbyeongeul anhgo memalla
beorin ipsul geu wiro
Heulleonaerineun nae nunmurui uimireul neon
moreugettji
“
Appa, sedang mendengarkan apa?”
“
Ini, lagunya Super Junior, Storm”
“ Eoh? Appa kan sudah tua? Appa
juga laki laki bagaimana bisa Appa suka dengan mereka?”
“ Memangnya tidak boleh ya?”
“ Ania, hanya saja... agak sedikit
aneh”
“ Biarkan saja, lagipula Appa
memang suka. Kerja keras mereka patut untuk kita tiru”
“ Appa mengidolakan mereka?”
“Iya, apa kau tak suka mereka?”
“ Aku tak terlalu tertarik dengan
musik”
“ Ayo sini dengarkan bersama. Barangkali
kau akan merubah pikiranmu”
“ Ah, tidak usah, appa saja”
“ Kalau begitu temani saja Appa
disini”
“Baiklah”
“Tidak ada salahnya kau mempunyai
idola. Mereka akan menghiburmu saat kau sedang bersedih. Jika mereka senang,
Tanpa kau sadari kau juga akan ikut senang”
“Appa benr benar suka dengan mereka
ya?”
“ Iya, meskipun appa sudah tua.
Appa juga seorng Elf, biarkan orang bicara apa. Appa akan tetap mendukung
mereka. Appa juga ingin menonton konser mereka, sma seperti para fans lainnya.
Meskipun mereka akan bilang appa aneh... Tapi semua orang yang memiliki idola
pasti punya keinginan seperti itu...”
---
Itulah
percakapan terakhir sebelum appaku mati karena serangan jantung yang ia idap.
Appa mati pada saat mendengarkan lagu kesayangannya, Storm di kamarnya. Dan
tanpa kami semua ketahui, Appa sudah menghemuskan nafas terakhirnya. Kami semua
tau itu pada saat aku masuk ke kamarnya untuk mengecilkan volumenya. Tapi
ternyata appaku sudah tiada.
Aku
terbangun dari tidurku setelah mengingat semua itu dalam mimpiku. Aku mencoba
untuk bergerak, tapi seluruh tubuhku terasa sakit. Apalagi dibagian kepala.
“
Jangan banyak bergerak, Kau akan merasa kesakitan nanti...” Eonniku yang sadar
aku sudah bangun segera berdiri untuk membantuku membenarkan posisi.
“
mana eomma?”
“
Masih di ruangan dokter”
“
Eonni... Kepalaku sakit sekali”
“
Iya, eonni tau. Tahan saja ne? Katamu kau mau lihat konser?”
“
Konsernya 1 minggu lagi, Apa ku harus menahan rasa sakit ini selama seminggu?”
“
Kan itu yang kau mau?”
“
Spertinya.... Aku berubah pikiran” Aku menunduk.
“
Nde? Tapi itu kan keinginanmu? Kau bilang kau ingin melihat mereka sebagai
permintaan terakhirmu?”
“
Sepertinya aku berubah pikiran Eonni. Aku tidak akan tahan jika aku harus
menahan ini selama 1 minggu atau bahkan lebih”
“
Jangan begitu, Min Jung... Aku tau perasaanmu. Kau sangat ingin datangkan?
Teman temanmu bilang, Donghae juga menyemangatimu”
“
Maaf atas pilihanku yang salah ini eonni, tapi aku.... sangat... tersiksa....
Ku tak mau seperti ini.... Jika aku bisa sembuh, Aku mau sembuh tapi jika mati
memang yang terbaik untukku aku ingin cepat mati”
“
Min jung... Jangan begitu!!! Kau sendiri yang saat itu minta ini. Kau mau
sembuh? Maka lakukan operasi. Kemungkinan kau mendapat kesempatan lagi”
“
percuma saja eonni... operasi tak ada hasilnya. Kanker terletak di tempat yang
susah dijangkau, yang bahkan dokter profesional pun ragu untuk melakukannya.
Jika operasi itu gagal, sama saja ujung ujungnya aku bertemu akhir hidupku” Rin
Ah eonni hanya diam menanggapiku.
“
Baiklah, akan aku sampaikan pada eomma”
---
Sudah 5 hari berlalu, Konser Suju
tinggal 2 hari lagi. Aku benar benar menyerah untuk datang kesana. Alat alat
kedokteran sudah dilepaskan dari tubuhku Aku hanya perlu waktu kematianku tiba.
Tapi entah kenapa, aku masih bisa bertahan selama ini. Dokterku pun heran.
Berkali kali rasa sakit itu menyerangku. Aku hanya bisa menahannya sambil
berharap nyawaku cepat diambil. Tapi pada akhirnya aku hanya pingsan dan
kembali sadar setelahnya.
“
Kenapa aku masih hidup eomma??? Kapan aku mati???” Aku berteriak pada saat aku
kembali sadar dari pingsanku yang kesekian kalinya.
“
Jangan begitu Min Jung. Biarkan tuhan mengatur jalan hidupmu...”
“
Tapi ini sangat sakit eomma, sakit...” Aku melempar semua barang barang di
ranjangku untuk melampiaskan semua yang aku rasakan.
“
Min Jung... berhenti!!!”
---
Hari ini, Konser Suju. Badanku
semakin lemas. Aku bahkan tak bisa bergerak. Sepertinya hidupku akan berakhir
hari ini. Aku hanya diam samil menatap langit langit kamarku, menunggu waktunya.
Tiba tiba saja dering hpku mengagetkanku.
“ Min jung-ah, kami akan berangkat
tunggu disana ya...”
“Mian
eonni. Tubuhku semakin lemas, sepertinya aku harus istirahat disini. Aku bahkan
tak bisa bergerak”
“ Yah... kalau begitu kami akan
menjengukmu”
“
Jangan eonni, Kalian tonton saja mereka, Aku tak apa”
“ Baiklah, semoga cepat sembuh”
“
Ya, kalian bersenang senanglah” 3 jam selanjutnya, aku masih tetap diam di
ranjangku. Aku tak tau dimana eomma dan eonniku. Mungkin mereka tak mau
melihatku mati. Aku membuka twitterku yang sepertinya untuk terakhir kalinya.
Aku dapat melihat Kei mengirim gambarnya bersama Yuri dan Yura ke akunku.
Sprtinya konsernya sangat meriah. Aku hanya tersenyum melihat foto mereka. Tiba
tiba saja pintu kamarku dibuka dengan kasar.
“
Min Jung!!! Ayo kita berangkat, Aku membawa tiketmu” Eonniku berlari ke dalam.
“
Eonni, Apa yang kau lakukan? Kenapa membawa tiket itu?” Aku yang sebenarnya
kaget, tak melakukan pergerakan sedikitpun.
“
Aku akan mengantarmu ke konser itu”
“
Haha... tak usah eonni, aku sudah rela tak menontonnya. Lagipula aku tak kuat
berdiri”
“
Kau bisa duduk disini” Eommaku masuk sambil membawa kursi roda.
“
Eomma... Aku sudah bilang tak usah. Aku tak apa apa...”
“
Ini perintah ayahmu Min Jung” Aku diam. Eommaku berjalan menuju ke arahku dan
berdiri di sampingku lalu mengeluarkan secarik kertas dari sakunya. Ia
memberikannya padaku. Aku membacanya.
‘ Jika kau punya impian, gapailah.
Jangan tunggu sampai ajalmu datang Min Jung..’
“
Ini dari siapa?”
“
Ayahmu memberikannya pada eomma sehri sebelum dia menghembuskan nafas
terakhirnya. Dia bilang untuk memberikan ini pada saat kau ulang tahun. Tapi
eomma lupa. Akhirnya kertas ini tetap ada di dalam lemari pakaian eomma. Tapi
tadi eomma mengingatnya. Dan eomma berusaha mencarinya” Aku hanya terdiam. Aku
bahkan sudah lupa wajah ayahku seperti apa.
“
Tidak apa eomma. Menonton konser bukan impian pertamaku” Aku mengembalikan kertas itu.
Tapi Rin Ah eonni mendorong tanganku.
“
Kau bukan Elf Min Jung-ah”
“
Maksudmu?”
“
Cih, kau bilang kau Elf, Kau bilang kau sudah berusaha menabung untuk ini, Kau
bilang pergi ke konser mereka adalah impian semua Elf. Tapi kau... Kau
melepaskannya dengan tanganmu sendiri. Kau tak menghargai kerja keras dan
keringat mereka selama bertahun tahun ini. Mereka sudah berusaha keras, Tapi
kau... kau bahkan menolak mereka mentah mentah setelah apa yang sudah kau
katakan sebelumnya. Kau... bukan Elf” Aku mencoba untuk mencerna kata kata
Eonniku. Pikiranku mulai kembali ke masa masa Super Junior baru debut sampai
mereka menjadi artis besar seperti ini. Aku kenal Super Junior karena Ayahku.
Aku masih ingat. Ya... benar benar ingat.
“
Aku.... Aku seorang Elf. Tak ada yang bisa menghentikanku untuk menjadi seorang
Elf. Bahkan Ajalku sekalipun” Aku menggenggam erat kertas pemberian ayahku.
“
Dirimu sendirilah yang bisa menghentikanmu” Eonnki meneruskan.
“
Ania, Aku tak akan berhenti. Mereka juga yang membuat ayahku mati dengan
tenang. Maafkan aku telah hampir melepaskanmu oppadeul... Eonni, Ayo kita
berangkat. Bantu Aku naik kursi ini”
Kami benar benar berangkat dengan
kecepatan penuh. Sepertinya konsernya sudah akan berakhir. Aku hanya terduduk
diam di kursi roda yang eomma pinjam dari rumah sakit. Sedangkan eommaku
memegangi kursi rodaku agar tidak bergoyang goyang. Lokasi konser sudah didepan
mata. Aku memejamkan mata, berdoa agar konser belum berakhir. Setelah turun
dari mobil, Eommaku mendorong kursi rodaku menuju pintu masuk. Di depan pintu
masuk, kami bertemu dengan seorang penjaga konser ini.
“
Permisi pak, kami mau masuk, Dia hanya punya satu tiket, tapi tolong biarkan
kami masuk keadaannya agak tidak baik” Eonniku menjelaskannya dengan cepat.
“
Eoh? Konsernya sudah hampir selesai. Kalian mau masuk sekarang? Kenapa
terlambat sekali?”
“
Maka dari itu, kami harus cepat masuk sebelum konsernya selesai”
---
Author
POV
“
Maka dari itu, kami harus cepat masuk sebelum konsernya selesai” Yeoja bernama
Rin Ah itu mengatakannya dengan terburu buru.
“
Baiklah, Tapi kalian berdua tak boleh ikut masuk. Kalian tidak punya tiket”
“
hah? Tapi dia kan...”
“
Biarkan aku saja yang membawanya masuk” Tiba tba saja seorang pria jangkung
dengan keringat di seluruh tubuhnya datang dan segera mengambil alih kursi roda
Min Jung dari tangan ibunya.
“
KYAA!!! Itu Lee Dong Hae!!! Dia benar benar Lee Dong Hae!!! Oke... oke... bukan
saatnya seperti ini, Min Jung! Semangat!” Rin Ah semakin menggila saat
mengetahui namja itu Dong Hae, Tapi dengan cepat semua kesenangan itu
ditepisnya dan dengan segera dia mendorong dong hae untuk memerintahkan segera
masuk. Dong Hae yang mengerti segera membawa Min Jung masuk.
“
Maaf aku datang ke konsermu sangat terlambat dan dengan keadaan tidak rapi
begini” Min Jung memulai percakapan dengan sang idolanya.
“
Tak apa, Aku sudah sangat senang” Jawab donghae sambil tersenyum.
“
Tapi kenapa kau ada di luar sana?”
“
Aku menunggu kedatangan seorang elf yang baru saja akan menyerah. Aku mengetahui
kabarmu dari temanmu yang bernama kei. Dia mengirimkan Tweet ke Akun twitterku
tentang kabarmu” Ucap Donghae dengan senyum masih di wajahnya.
“
Jadi kau tahu tentang penyakitku ya?” Dong Hae mengangguk mendengar pertanyaan
dari Min Jung. Dong Hae terus mendorong kursi roda itu dengan sabar.
“
Aku akan membawamu ke atas panggung” Kata Dong Hae yang berhasil memuat Min
jung membelalakkan mata.
“
Nde???!!!” Belum sempat Min Jung berkata apa apa, Dong Hae sudah mendorong
kursi roda itu menuju pintu yang menghubungkan backstage dengan panggung.
“
Hai, Aku kembali lagi” Kata Dong Hae di depan Mic yang baru saja dia ambil.
Seluruh Elf berteriak mengelilingi ruang luas itu.
“
Siapa teman yang kau bawa itu?” Sang pemilik tubuh berisi itu, Shin dong
merangkul Dong Hae dan ikut berjalan bersama Dong Hae menuju tengah panggung
utama.
“
Dia adalah Salah satu fans kita. Shin Min Jung. Dia mengidap kanker otak dan
usianya tak akan lama lagi. Dan dia baru saja akan menyerah dari konser kita.
Tapi akhirnya dia datang meskipun sudah saat saat terakhir” Dong Hae menjelaskan.
“
Aku juga ingin mendorongnya” Kata Eunhyuk yang langsung mengambil alih kursi
roda Min Jung. “ Jadi, Min Jung-ssi, bisa kau ceritakan tentang dirimu?”
Eunhyuk menyerahkan mic kepada Min Jung. Tapi tangan Min Jung susah untuk
digerakkan. Eunhyuk yang mengerti itu, Kahirnya memegangi Mic itu Untuk Min
Jung.
“
Aku... Aku mengidap Kanker otak sejak lama. Aku sangat senang saat berhasil
mendapatkan tiket SS5 ini, tapi... kondisiku mulai memburuk. Jadi aku...
memutuskan untuk melepaskan konser ini. Tapi... Surat dari appaku membuatku
berangkat kesini. Appakulah yang membuatku menjadi Seorang Elf. Appaku juga
seorang Elf. Mungkin kalian akan menganggap dia aneh jika appaku datang ke
konser kalian.Tapi dia benar benar seorang Elf. Dan juga, Appaku
mati...saat.... saat dia mendengarkan lagu kalian, Storm. Dia mati dengan
sangat tenang...”
“
Oke, Min Jung-ssi, Kami ingin menghiburmu. Kami semua, kami dan para Elf
lainnya. Jadi, Kalian mau membantuku teman teman???” Eunhyuk meneriakkan itu
pada Semua Elf.
“
NE!!!!!” Semua Elf yang ada disana menjawab serempak.
“
Semuanya teriakkan bersama sama!!! Shin Min Jung!!! Shin Min Jung!!!” Kini
giliran si magnae yang berkomunikasi dengan para elf. Setelah meneriakkan itu,
Semuaa Elf mulai meneriakkan nama Min Jung dengan serempak berkali kali. Yah...
Disinila Min jung berada, Di tengah Idolanya dan juga kehangatan para Elf yang
selalu mendukung satu sama lain.
“
Kami akan mempersembahkan konser terbaik dalam hidupmu Shin Min Jung!!!” Dong
Hae berteriak.
“
Ini dari kami untukmu.... Terimalah ‘So I’....” Setelah Kyuhyun mengatakan itu,
Intro lagu So I mulai dimainkan, Eunhyuk mengawali lagu tersebut dengan indah.
Tak mau diam, Para Elf juga bernyanyi bersama sama. Seakan tak peduli part
mereka masing masing, Semua member bernyanyi bersama sama. Tapi pada akhirnya
bagian nada tinggi tetap diberikan pada Ryeowook dan Yesung. Min Jung juga tak
mau kalah dan ikut bernyanyi.
So I pray for you, oh so I
So I Promise you, Oh So I
Yaksokhaeyo modeungeoshi
Geudaerago mideulkkeyo~
Will you come to me
Na Jogeuman deo geudaepume
O saranghaeyo geudae my love
Na Eonjekkajika, Ireohkae...
Seakan
terhanyut oleh melodi yang dimiliki lagu itu, Tanpa mereka sadari, mata Min
Jung mulai tertutup, Dan badannya mulai terasa dingin. Min Jung berusaha untuk
tetap diam. Dan Perlahan lahan, Mata Min Jung benar benar tertutup dengan
rapat. Min Jung... Menghembuskan nafas terakhirnya... Di Konser... Impiannya...
---
“ Min Jung, Kau tak apa apa?”
“ Min jung, Apa kau mendengarku?”
“ Hei, Dia sangat dingin”
“ Hah? Coba cek nafasnya”
“ Oh tidak...”
“ Kita kehilangan satu lagi Elf
kita...”
END